Permainan tradisional merupakan salah satu sarana hiburan yang sering dimainkan oleh anak-anak untuk mengisi waktu luang di masa lalu. Salah satu permainan tradisional yang berasal dari kebudayaan Betawi adalah golilio.
Apakah Kawan pernah mendengar dan memainkan permainan tradisional yang satu ini sebelumnya? Pada saat ini, permainan golilio mungkin sudah tidak sering dijumpai dibandingkan dengan beberapa tahun silam.
Berkembangnya teknologi dan informasi yang terjadi saat ini menghadirkan berbagai macam bentuk hiburan yang bisa dimainkan oleh anak-anak. Hal ini secara tidak langsung menggerus keberadaan permainan tradisional yang mulai jarang dimainkan.
Lantas bagaimana penjelasan lebih lanjut terkait permainan tradisional Golilio tersebut?
Mengenal Permainan Golilio
Dikutip dari buku Hermansyah Muhasim dan Iwan Solihin yang berjudul Permainan Tradisional Anak Betawi, golilio merupakan salah satu permainan tradisional yang biasanya dimainkan oleh anak-anak Betawi. Biasanya permainan ini dimainkan oleh anak-anak kisaran umur sembilan hingga lima belas tahun.
Dalam masyarakat Betawi, permainan tradisional yang satu ini seringkali dimainkan pada saat musim panen tiba. Hal ini berkaitan dengan alat yang digunakan dalam proses bermain permainan tradisional tersebut.
Alat utama yang digunakan dalam permainan tradisional ini adalah batang padi. Namun batang padi ini juga bisa diganti dengan alat lainnya, seperti daun pisang atau daun kelapa.
Batang padi ini nantinya akan dibentuk selayaknya sebuah peluit, sehingga bisa mengeluarkan bunyi ketika ditiupkan. Bunyi dari batang padi yang dimiliki oleh anak-anak inilah yang nantinya akan saling diadu untuk menemukan suara yang paling merdu di antara mereka.
Dulunya permainan ini dimainkan oleh anak-anak sambil menunggu orang tua memanen padi di sawah. Selain itu, bunyi yang keluar ketika meniupkan batang padi tersebut juga mereka gunakan untuk menggembalakan binatang ternak yang dimiliki masing-masing.
Cara Bermain
Untuk memainkan permainan golilio, setiap anak mesti mengambil satu ruas batang padi terlebih dahulu. Nantinya batang padi tersebut dipotong hingga meninggalkan sebuah buku di salah satu sisinya.
Setelah itu, setiap anak bisa memijit batang padi tersebut hingga ruas sekelilingnya pecah. Namun Kawan mesti berhati-hati ketika memijit batang padi ini.
Sebab jika batang padi dipijit terlalu keras, maka bisa saja alat yang digunakan untuk permainan gililio tersebut hancur dan tidak bisa digunakan. Oleh sebab itu, Kawan mesti berhati-hati dan memijit batang padi tersebut dengan teliti.
Setelah batang padi mulai memiliki ruas, Kawan bisa meniup salah satu rongga yang ada di batang tersebut. Biasanya batang padi yang sudah dipotong ini akan mengeluarkan suara ketika ditiup.
Kawan juga bisa berkreasi untuk membuat batang padi ini seperti terompet. Untuk membuat alat ini, Kawan perlu mengumpulkan daun pisang atau daun kelapa.
Nantinya daun ini bisa dililitkan di salah satu ujung padi hingga membentuk seperti sebuah terompet. Penggunaan daun kelapa atau pisang ini bisa memperindah suara yang ditiupkan dari alat yang sudah dibuat tersebut nantinya.
Setelah alat dari batang pisang sudah selesai dibuat, maka setiap anak bisa mulai memainkan permainan gililio bersama-sama. Setiap anak bisa mengatur suara dari alat yang sudah mereka buat untuk mengeluarkan bunyi yang berbeda satu sama lain.
Agar lebih menarik, permainan gililo ini juga bisa dibuat seperti kompetisi musik antara satu sama lain. Setiap anak bisa mengkreasikan bunyi dari alat batang padi yang sudah mereka miliki masing-masing.
Nantinya anak yang bisa mengeluarkan bunyi terbaik bisa dinyatakan sebagai pemenang sesuai dengan kesepakatan bersama.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News