produksi pangan lokal terus digenjot akankah impor berkurang - News | Good News From Indonesia 2024

Produksi Pangan Lokal Terus Digenjot, Akankah Impor Berkurang?

Produksi Pangan Lokal Terus Digenjot, Akankah Impor Berkurang?
images info

Pemerintah kian menunjukkan komitmen kuat untuk memperkuat ketahanan pangan nasional dengan meningkatkan produksi pangan dalam negeri.

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi juga mengungkapkan pemerintah sudah mempersiapkaa sejumlah langkah strategis yang akan diterapkan dalam penetapan neraca komoditas pangan tahun 2025.

Namun, apakah berarti Indonesia akan mengurangi ketergantungan terhadap pangan impor?

 

Langkah Strategis Menuju Swasembada Pangan

Dalam Rapat Koordinasi Terbatas yang diadakan pada Senin (9/12/2024), Arief menekankan pentingnya swasembada pangan yang ditargetkan tercapai pada 2027.

Presiden RI Prabowo Subianto memberikan arahan langsung agar setiap daerah memaksimalkan produksi pangan lokal. Menurut Arief, swasembada pangan bukan hanya soal ekonomi, tetapi juga mencerminkan harga diri bangsa.

“Ini bukan hanya soal ekonomi, tapi harga diri bangsa,” tegasnya.

Tak hanya itu, rencananya pemerintah akan secara bertahap mengurangi ketergantungan terhadap impor dengan meningkatkan produksi pangan lokal melalui optimalisasi lahan pertanian, penggunaan teknologi modern, dan penyediaan benih unggul.

Langkah ini juga didukung perbaikan infrastruktur dan pengawasan harga agar hasil produksi lokal lebih kompetitif serta mampu memenuhi kebutuhan nasional secara mandiri

Sejumlah komoditas mendapat perhatian khusus, seperti:

  • Daging sapi: Proyeksi kebutuhan sebesar 180 ribu ton per tahun.
  • Bawang putih: Kebutuhan diperkirakan mencapai 550 ribu ton pada 2025. Saat ini stok bawang putih hanya tersisa 25 ribu ton, sehingga pemerintah mempercepat impor untuk memenuhi kebutuhan menjelang Lebaran.
  • Beras: Stok nasional diperkirakan mencapai 8,3 juta ton hingga akhir 2024. Pemerintah juga mempersiapkan penyerapan gabah dari panen raya pada Februari-Maret 2025.

 

Mendukung Petani dan Stabilitas Harga

Pemerintah berupaya menjaga agar petani tetap termotivasi untuk menanam dengan menetapkan harga minimum gabah kering panen (GKP) sebesar Rp6.000 per kilogram.

Negara juga berperan sebagai pembeli siaga untuk melindungi petani dari kerugian akibat penurunan harga.

“Jika harga jatuh, petani bisa kehilangan semangat untuk menanam,” ujar Arief.

Distribusi pangan menjadi bagian penting dari strategi pemerintah. Untuk minyak goreng merek Minyakita, Bapanas memastikan distribusi dikendalikan oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) guna menjamin harga eceran tertinggi (HET) Rp15.700 per liter.

Fokus distribusi diarahkan ke wilayah timur Indonesia, seperti Papua, yang membutuhkan intervensi lebih besar.

 

Kemajuan Produksi Gula dan Stabilitas Komoditas Lain

Dalam produksi gula, pemerintah berhasil meningkatkan produksi konsumsi dari 2,4 juta ton menjadi 2,6 juta ton pada tahun ini. Peningkatan ini menjadi langkah penting untuk mengurangi ketergantungan pada impor.

Sementara itu, harga cabai merah keriting yang sempat naik akibat cuaca buruk kini kembali stabil, berkat kerjasama antar daerah dalam mendistribusikan komoditas dari wilayah surplus ke wilayah defisit.

Dengan strategi ini, harapannya ketahanan pangan nasional bisa tetap terjaga, melindungi petani, serta menjaga stabilitas harga demi kesejahteraan masyarakat Indonesia.

 

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Muhammad Fazer Mileneo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Muhammad Fazer Mileneo.

MF
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.