mengenal guzheng kecapi dari negeri tirai bambu yang dulu hanya dimainkan oleh bangsawan - News | Good News From Indonesia 2024

Mengenal Guzheng, Kecapi dari Negeri Tirai Bambu yang Dulu Hanya Dimainkan oleh Bangsawan

Mengenal Guzheng, Kecapi dari Negeri Tirai Bambu yang Dulu Hanya Dimainkan oleh Bangsawan
images info

Kecapi adalah salah satu alat musik tradisional Indonesia yang sudah terkenal. Tetapi tidak banyak yang tahu alat musik dawai ini berasal dari negeri Tirai Bambu, Tiongkok.

Dimuat dari Detik, pada awalnya kecapi mengadaptasi dari alat musik Guzheng dari Tiongkok. Kemudian alat musik ini dikembangkan di daerah masing-masing sesuai dengan ciri khasnya.

Alat musik Guzheng biasa muncul saat perayaan tradisi masyarakat Tiongkok, salah satunya Cap Go Meh. Alat musik ini biasanya akan tampil bersama dengan 
atraksi Barongsai. 

Tetapi pada awalnya Guzheng dulunya merupakan alat musik yang eksklusif, bahkan hanya dimainkan oleh kalangan bangsawan. Sebelum meluas hingga saat ini.

"Ghuzeng pada zaman dahulu hanya dimainkan oleh kalangan istana atau cendikiawan dan bangsawan. Alat ini dulu cenderung eksklusif, tetapi sekarang semua orang sudah boleh memainkannya," ungkap Ngartini Huang, pemain Guzheng sekaligus pemilik Jade Music Academy, Kamis (19/1/2023).

Terbuat dari kayu

Alat musik ini terbuat dari kotak kayu yang melengkung cembung dengan 21 senar yang menghasilkan suara merdu dari setiap petikan pemainnya. Menariknya, ternyata suara dari Ghuzeng ini dinilai juga sebagai penenang.

"Alat musik ini alami, tidak memakai elektrik. Jadi suara yang dihasilkan adalah murni dari suara kayu yang mengalami gelombang getaran sampai keluar dari lubang suara. Permainan alat musik ini beda dan suaranya ini mampu menjadi obat ataupun media terapi bagi pemain ataupun pendengarnya," tuturnya.

Dia mengaku mengoleksi berbagai jenis 
Guzheng. Ia pun bercerita dirinya memiliki Guzheng dari kayu langka yang sering ia gunakan untuk rekaman.

"Gema dan gaungnya itu beda (dari Guzheng biasa), dentingannya itu halus tidak kasar tetapi jernih. Kualitas ini yang dipakai guru besar saya untuk manggung atau konser," kata Ngartini.

Harga Rp9 juta

Ngartini menyebutkan untuk harga 1 Guzheng dimulai dari harga Rp 9 juta ke atas. Ngartini menyebutkan harga akan semakin tinggi apabila jenis kayu yang digunakan semakin spesial.

"Harganya itu Rp 9 juta ke atas. Harus impor dari China, tidak bisa diproduksi di negara manapun. Karena struktur kemudian bagian alat musik itu sendiri yang masih jadi rahasia turun temurun. Walaupun kita ada contoh tapi untuk menduplikasikan alat ini sangat susah," kata Ngartini.

Ngartini hingga saat ini mempuyai lebih dari 100 murid dari berbagai usia. Ia menyebutkan minat anak muda saat ini semakin tinggi untuk mempelajari alat musik tradisional itu.

Dalam memainkan Guzheng, para pemain harus mengikuti beberapa kelas dan jenjang yaitu empat kelas untuk basic, tiga kelas untuk intermedite, dan tiga kelas untuk advance.

“Banyak lagu mandarin bernuansa Imlek tapi lagu barat atau lagu Indonesia juga bisa. Guzheng ini alat musik yang sportif dan yang memainkannya ini lebih positif lagi," kata Ngartini.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

RK
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.