saur matua dan rangkaian upacara kematian masyarakat batak toba - News | Good News From Indonesia 2024

Saur Matua dan Rangkaian Upacara Kematian Masyarakat Batak Toba

Saur Matua dan Rangkaian Upacara Kematian Masyarakat Batak Toba
images info

Batak Toba merupakan salah satu kelompok etnis Batak yang tinggal di dataran tinggi atau perbukitan sekitar Danau Toba.

Masyarakat Batak Toba juga menjadi kelompok bagian dari Suku Batak yang mana mereka juga dikenal sebagai suku yang masih terus melestarikan tradisi dan budaya leluhur.

Salah satu tradisi yang masih dilaksanakan hingga sekarang adalah upacara kematian yang dianggap sebagai sebuah aktivitas sakral dan sudah dilakukan secara turun temurun.

Meskipun upacara kematian pada masyarakat Batak Toba saat ini mengalami perubahan terutama pada mereka yang tinggal merantau, tapi upacara kematian masih tetap dilaksanakan sesuai tradisi.

Untuk melihat lebih detail, Kawan GNFI dapat menyimaknya pada artikel berikut!

Masyarakat Batak dan Upacara Kematian

Suku Batak memiliki pandangan tersendiri terhadap kematian dimana mereka akan melaksanakan upacara kematian berdasarkan usia dan status dari orang yang meninggal.

Masyarakat Batak Toba mengklasifikasikan kematian mulai dari mereka yang meninggal dalam kandungan, hingga mereka yang meninggal ketika anak-anaknya sudah berumah tangga. Semuanya akan mendapat perlakuan yang berbeda sesuai kategori.

Suku Batak menganggap orang yang meninggal dunia setelah anak-anak mereka sudah berumah tangga dan memiliki cucu termasuk dalam kategori kematian tingkat tinggi dalam upacara kematian atau biasa disebut Saur Matua.

Saur matua dianggap menjadi sebuah upacara kematian ideal karena orang yang sudah meninggal tidak lagi memiliki tanggungan terhadap anak.

Baca juga: Mangongkal Holi, Tradisi Sakral Menggali Tulang Leluhur oleh Etnis Batak Toba

Persiapan dan Pelaksanaan Upacara Kematian Saur Matua

Sebelum melaksanakan Upacara Saur Matua, keluarga duka dan kerabat akan melakukan perundingan dan kesepakatan mengenai pelaksanaan upacara, lokasi pemakaman, keperluan teknis serta acara setelah penguburan selesai.

Hal ini biasanya dilakukan oleh keluarga dari pihak hula-hula (marga istri), pihak dongan tubu (saudara semarga) dan pihak boru (marga suami).

Upacara saur matua biasanya dilaksanakan pada siang hari di tengah halaman rumah duka, dimana jenazah yang telah siap akan dimasukkan kedalam peti serta diletakkan di tengah-tengah anak dan cucu.

Posisi peti diatur menghadap keluar rumah serta dikelilingi oleh keluarga duka untuk melaksanakan proses saur matua.

Sijargon atau Marsanggul Marata

Dalam upacara kematian saur matua, masyarakat Batak Toba akan memberikan tanda kepada orang yang meninggal secara ideal dengan membuatkannya sijargon atau marsanggul marata.

Sijargon merupakan sebuah rangkaian tanaman serta kombinasi beberapa benda lainya yang digunakan untuk menandai orang yang mati secara saur martua (ideal).

Sijargon ini hanya diperbolehkan dibawa oleh seorang laki-laki dan perempuan, dengan kategori anak pertama, menantu pertama dan cucu pertama dari orang yang meninggal.

Upacara Maralaman

Upacara Maralaman merupakan puncak dari acara saur matua dimana peti orang yang sudah meninggal akan dibawa keluar dan diiringi oleh keluarga duka di sampingnya.

Pada upacara ini juga akan diadakan pembacaan jujur ngolu atau riwayat hidup dari orang yang sudah meninggal dimulai dari lahir hingga yang bersangkutan meninggal.

Prosesi dilanjutkan dengan manortori mayat, dimana sang tulang akan membawa ulos dan beras sambil manortori mayat.

Keluarga duka juga akan diberi ulos serta mendapat kata-kata penghiburan atau umpasa dari sang tulang.

Baca juga: Martonggo Raja, Tradisi Musyawarah Adat Batak Toba

Pembagian Jambar

Pada upacara kematian saur matua terdapat proses pembagian hak bagian atau hak perolehan bersama yang dinamakan jambar.

Jambar melambangkan sebuah persatuan ikatan atau kekeluargaan pada masyarakat Batak Toba, sehingga pelaksanaanya juga dianggap penting sebagai rangkaian upacara kematian saur matua.

Terdapat empat jenis jambar pada upacara ini, yaitu daging (juhut), uang (hepeng), tari-tari (tor-tor), dan bicara (hata) yang akan dibagi sesuai dengan ketentuan adat.

Upacara Penguburan

Penguburan menjadi prosesi terakhir dari rangkaian upacara saur matua yang dilakukan oleh masyarakat Batak Toba.

Biasanya, pemberian sakramen atau penguburan akan diserahkan kepada gereja dan dilakukan ibadah singkat.

Setelah acara penguburan selesai, keluarga duka akan melaksanakan ritual ungkap hombung atau pembagian harta yang ditinggalkan oleh orang yang meninggal kepada pihak hula-hula (marga istri).

 

Sumber:

  • Zeny Arianty Tampubolon dan St. Junaeda. (2023). Tradisi Ritual Saur Matua dalam Adat Batak Toba di Kecamatan Siantar Marimbun Kota Pematangsiantar. Triwikrama: Jurnal Multidisiplin Ilmu Sosial, 2(4).
  • Relly Monika Hasugian. (2017). Upacara Kematian Saur Matua Batak Toba: Analisis Tradisi Lisan. Lingua, 14(2).

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

IT
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.