Kemunculan berbagai klub buku di banyak kota menandakan meningkatnya minat baca di Indonesia. Tidak hanya di Indonesia, jumlah klub buku di luar negeri juga meningkat. Hal ini terjadi di masa pandemi dan pasca pandemi.
Nathaniel Meyersohn (CNN) dalam artikel “Gen Z and Millennials are putting their own spin on book clubs” mengatakan hal ini disebabkan munculnya keinginan untuk bertemu dengan orang lain setelah lama hidup terisolasi serta lelah karena terlalu banyak menatap layar gawai.
Klub buku pun bermacam-macam. Ada yang kegiatannya diadakan di tempat umum, seperti taman atau kafe. Ada yang kegiatannya online karena anggotanya beda kota. Namun, ada juga yang kegiatannya gabungan keduanya.
Setiap klub buku punya aturan dan karakteristik berbeda. Ada klub yang berfokus pada genre tertentu. Misalnya klub buku genre misteri, maka buku yang dibaca dan dibahas adalah genre tersebut. Atau klub buku bahasa Inggris, anggotanya membahas buku-buku yang ditulis dalam bahasa tersebut.
Klub Buku Ngapain Saja, sih?
Sudah pasti kegiatan utamanya adalah baca buku bareng. Anggota klub berkumpul di tempat dan waktu yang sudah ditentukan sambil membawa buku. Bukunya bisa bebas, misalnya buku yang sedang dibaca saat itu.
Kalau acara kumpulnya ada tema tertentu, maka buku yang dibawa menyesuaikan tema tersebut. Lalu semuanya membaca buku secara senyap selama 45 menit atau satu jam.
Sesudah membaca senyap, secara bergantian anggota bercerita mengenai buku yang dibaca. Tidak ada kewajiban apa yang harus diceritakan. Boleh bercerita bagian menarik, kutipan yang bagus, trivia terkait buku, dan lain-lain. Yang penting tidak boleh spoiler.
Saat bercerita, anggota lain boleh bertanya atau memberi pendapat. Dari sinilah terbentuk ruang diskusi yang menambah pengetahuan serta pemahaman terhadap buku atau hal tertentu.
Bagi beberapa orang, mungkin sesi bercerita ini kurang nyaman. Bisa dimaklumi, sebab tidak mudah berbicara di depan umum.
Oleh karena itu, ada beberapa klub buku meniadakan sesi ini. Klub buku tipe ini biasanya tergabung dalam jaringan Silent Book Club. Kegiatan klub ini hanya datang, duduk bareng baca buku, selesai. Tanpa registrasi, siapa saja boleh langsung datang.
Jadi kegiatan klub buku cuma baca bareng saja, nih? Tentu tidak, ada kok kegiatan selain baca bareng. Beberapa klub buku beberapa kali bekerja sama dengan penerbit mengadakan diskusi buku bersama penulisnya.
Kawan GNFI suka cosplay? Bagaimana jika cosplay buku yang Kawan baca? Acara cosplay sesuai buku yang dibaca pernah dilakukan klub buku di Bandung.
Kali pertama acara ini diadakan, peserta boleh cosplay sesuai cover buku. Namun pada tahun berikutnya, peserta harus cosplay mengikuti karakter buku yang dibaca.
Ada peserta yang totalitas cosplay sebagai Laut dari novel Laut Bercerita karya Leila S. Chudori, lengkap dengan luka palsu dan pemberat di kaki.
Asyik membaca tidak berarti cuek dengan keadaan sekitar. Klub buku juga mengadakan kegiatan bakti sosial dengan memberikan buku kepada panti asuhan atau perpustakaan. Seru kan kegiatan klub buku?
Apa Manfaatnya Ikut Klub Buku?
Pertama, ikut klub buku akan menambah teman baru. Asyik kan punyateman baru sehobi yang berbeda latar belakang, umur, dan selera bacanya. Sudah pasti jejaring juga bertambah luas.
Baca juga: Ikut klub buku bisa bikin betah baca
Jika bingung mau baca buku apa, Kawan GNFI bisa dapat rekomendasi dari teman-teman klub. Review dari teman klub bisa membantu Kawan untuk memutuskan mau beli buku tertentu atau tidak.
Serunya diskusi dalam klub buku adalah bertambahnya pengetahuan. Kawan juga akan terlatih mengungkapkan pikiran dengan teratur dan jelas. Oleh karena latar setiap anggota berbeda, maka insight dan opini yang dikeluarkan beragam.
Hal ini juga melatih diri menerima perbedaan pendapat dan menghargai selera orang lain. Klub buku yang baik pasti menentang book shaming, karena setiap orang berhak membaca sesuai seleranya.
Banyaknya klub buku lahir di Indonesia membawa harapan besar untuk perkembangan literasi. Hal ini menunjukkan baca buku bukan lagi kegiatan individu. Namun, bisa dinikmati bersama dan menjadi penghubung antara sesama manusia.
Sumber:
Gen Z and Millennials are putting their own spin on book clubs (CNN)
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News