Pada tahun 2024, Laos memegang kendali sebagai Ketua ASEAN dalam waktu yang sangat krusial, di tengah ketegangan geopolitik dan tantangan regional yang kompleks. Dalam sebuah wawancara dengan H.E. Saleumxay Kommasith, Wakil Perdana Menteri dan Menteri Luar Negeri Republik Demokratik Rakyat Laos, ia berbagi pandangan mengenai peran penting Laos dalam memperkuat komitmen ASEAN terhadap perdamaian, stabilitas, dan pembangunan, serta bagaimana Laos memimpin upaya memperkuat konektivitas dan ketahanan kawasan.
Peran ASEAN di Panggung Global
Menurut H.E. Kommasith, ASEAN merupakan salah satu organisasi regional yang paling penting dan beragam di dunia. Dengan 10 negara anggota, dan segera menjadi 11 dengan bergabungnya Timor Leste, keberagaman ini menjadi inti dari kekuatan ASEAN.
"ASEAN telah bertahan melewati banyak ujian," ujar Kommasith. "Salah satu pencapaian terbesar kita adalah mampu mempertahankan perdamaian dan stabilitas di Asia Tenggara, serta mempromosikan pembangunan kawasan." Kommasith menjelaskan bahwa ini adalah hasil dari kerja sama kolektif antar negara-negara anggota ASEAN.
Pada tahun 2020, ASEAN mengambil langkah besar dengan membentuk Komunitas ASEAN, yang mencakup tiga pilar utama: komunitas politik-keamanan, komunitas ekonomi, dan komunitas sosial-budaya. Kommasith menambahkan bahwa kerangka kerja ini telah membantu kawasan untuk semakin terintegrasi dan bekerja sama.
Tantangan dan Peluang di 2024
Meskipun sudah banyak pencapaian, ASEAN menghadapi berbagai tantangan besar di tahun 2024. Krisis politik Myanmar, dampak pandemi COVID-19 yang masih terasa, serta dinamika geopolitik yang semakin kompleks menjadi beberapa masalah utama yang harus dihadapi. Namun, Kommasith optimis bahwa ASEAN akan tetap teguh dalam menjalankan komitmennya terhadap stabilitas dan pembangunan.
"Ketidakpastian geopolitik dan ekonomi tahun ini memang signifikan, tetapi ASEAN tetap teguh dalam komitmennya untuk menjaga stabilitas dan pembangunan," ungkap Kommasith. "Upaya kita berlandaskan pada sentralitas ASEAN – prinsip bahwa ASEAN harus tetap menjadi pusat dari keamanan dan kerja sama regional, apalagi di tengah perubahan lanskap global yang pesat."
Pada 2024, Laos memanfaatkan kepemimpinan ASEAN untuk mempersiapkan Visi Komunitas ASEAN 2045, yang akan menuntun kawasan ini dalam menghadapi tantangan dan peluang di masa depan.
Meningkatkan Konektivitas dan Ketahanan ASEAN
Tema kepemimpinan Laos di ASEAN tahun ini adalah "Meningkatkan Konektivitas dan Ketahanan", yang menyoroti pentingnya integrasi regional dan kerja sama. Kommasith menjelaskan bahwa ASEAN yang lebih terhubung akan lebih mampu mengatasi tantangan yang muncul, baik dalam bidang ekonomi, politik, maupun lingkungan.
"Konektivitas yang lebih kuat akan membantu memperkuat tiga pilar komunitas ASEAN kita: keamanan politik, pertumbuhan ekonomi, dan kerja sama sosial-budaya," katanya.
Sebagai bagian dari inisiatif ini, Laos telah menetapkan sembilan area prioritas yang akan menjadi fokus utama dalam memperkuat konektivitas dan ketahanan ASEAN. Beberapa area tersebut antara lain:
- Integrasi dan Konektivitas Ekonomi
- Membangun Masa Depan yang Inklusif dan Berkelanjutan
- Transformasi Digital
- Pengembangan Budaya dan Seni
- Perencanaan Strategis untuk Visi ASEAN 2045
- Penguatan Sentralitas ASEAN
- Peningkatan Hak Perempuan dan Anak
- Perlindungan Lingkungan
- Keamanan Kesehatan Masyarakat
Kommasith menekankan bahwa prioritas-prioritas ini bukan hanya agenda Laos, tetapi juga merupakan kebutuhan bagi seluruh komunitas ASEAN. "Kepemimpinan ASEAN bukan hanya tentang prioritas satu negara, melainkan upaya kolektif yang membangun keberlanjutan dan kemajuan bersama," ujarnya.
Hubungan Luar Negeri ASEAN dan Keterlibatan Global
Selain agenda internal, Laos juga memperkuat hubungan luar negeri ASEAN tahun ini. Kebijakan hubungan eksternal yang terbuka dan inklusif, dengan fokus pada sentralitas ASEAN, telah memperdalam kerja sama ASEAN dengan mitra global. Laos telah melangkah lebih jauh dalam memperkuat kemitraan eksternal, berfokus pada mekanisme ASEAN yang dipimpin sendiri seperti ASEAN Plus One, ASEAN Plus Three, dan East Asia Summit (EAS).
Kommasith mengungkapkan bahwa minat dari mitra eksternal untuk bekerja dengan ASEAN semakin meningkat. "Saat ini kita memiliki enam kemitraan strategis komprehensif dan semakin banyak negara yang ingin memperdalam keterlibatan dengan ASEAN," tambahnya. Kemitraan-kemitraan ini, menurut Kommasith, membantu menciptakan tata kelola regional berbasis aturan di mana ASEAN tetap menjadi kunci dalam menjaga perdamaian dan stabilitas.
Krisis Myanmar dan Konsensus ASEAN
Salah satu tantangan terbesar bagi ASEAN dalam beberapa tahun terakhir adalah krisis di Myanmar. Sebagai Ketua ASEAN 2024, Laos terus mendukung implementasi Konsensus Lima Poin—panduan yang disepakati oleh para pemimpin ASEAN pada 2021 untuk mengatasi krisis politik di Myanmar. Kommasith menyatakan bahwa meskipun ada kemunduran, ASEAN tetap berusaha menjalin dialog dengan Myanmar, termasuk mengundang perwakilan non-politik untuk menghadiri KTT dan pertemuan Menteri Luar Negeri ASEAN.
“Meskipun situasi di Myanmar masih kompleks, ASEAN tetap berkomitmen untuk berdialog dan mencari solusi damai melalui Konsensus Lima Poin,” ungkap Kommasith. "Prioritas kami adalah menjaga agar ASEAN tetap menjadi kekuatan yang kredibel untuk perdamaian dan stabilitas di kawasan."
Memandang Masa Depan: Visi ASEAN 2045
Melihat ke depan, Laos memainkan peran penting dalam merumuskan Visi Komunitas ASEAN 2045, sebuah rencana jangka panjang untuk kawasan ini. Visi ini akan mencakup empat rencana strategis yang akan membimbing ASEAN dalam dua dekade mendatang, dengan fokus pada kerja sama politik-keamanan, integrasi ekonomi, pertukaran sosial-budaya, dan konektivitas. Visi 2045 ini akan diadopsi secara resmi pada KTT pertama 2025, di bawah kepemimpinan Malaysia.
Kommasith menjelaskan, "Kami bekerja sama erat dengan Malaysia, mitra kami dalam penyusunan visi ini, untuk mengembangkan panduan bersama yang akan membawa ASEAN ke masa depan. Rencana strategis ini akan memastikan relevansi dan ketahanan ASEAN di dunia yang terus berubah."
Keanggotaan Timor Leste dan Pertumbuhan ASEAN
Salah satu tonggak penting bagi ASEAN adalah bergabungnya Timor Leste sebagai anggota penuh. Setelah menjadi pengamat sejak 2022, keanggotaan penuh Timor Leste diharapkan segera tercapai, menambah kekuatan dan keberagaman ASEAN.
Kommasith menekankan bahwa pertumbuhan ASEAN bukan hanya soal memperluas keanggotaan, tetapi memastikan bahwa semua negara anggota dapat berpartisipasi secara setara dalam aktivitas ASEAN. "Kami telah bekerja keras untuk membantu Timor Leste berintegrasi ke dalam proses ASEAN meskipun dengan sumber daya terbatas," ujarnya. "Kami menantikan untuk menyambut mereka secara penuh ke dalam keluarga ASEAN."
Kesimpulan: Visi untuk ASEAN yang Lebih Kuat
Saat kepemimpinan Laos di ASEAN 2024 mendekati akhir, Kommasith merefleksikan tantangan dan keberhasilan yang telah dicapai. "Tahun ini penuh tanggung jawab, namun juga merupakan tahun kemajuan signifikan," ujarnya. "Kami telah membuat langkah-langkah penting dalam meningkatkan konektivitas, ketahanan, dan sentralitas ASEAN, dan saya yakin upaya ini akan terus berlanjut di bawah kepemimpinan berikutnya."
Kepemimpinan Laos di 2024 telah terbukti sangat penting dalam menjembatani masa depan ASEAN, memperkuat komitmen terhadap perdamaian, stabilitas, dan pembangunan, serta membuka jalan untuk ASEAN yang lebih terhubung dan lebih tangguh di masa depan.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News