mengenal gatotkaca sosok perkasa yang bermartabat dalam pewayangan jawa - News | Good News From Indonesia 2024

Mengenal Gatotkaca, Sosok Perkasa yang Bermartabat dalam Pewayangan Jawa

Mengenal Gatotkaca, Sosok Perkasa yang Bermartabat dalam Pewayangan Jawa
images info

"Otot Kawat Tulang Besi."

Mungkin Kawan GNFI tidak asing dengan slogan di atas. Slogan tersebut sangat erat berhubungan dengan sosok perkasa yang terkenal dalam dunia pewayangan jawa. Sosok tersebut tidak lain dan tidak bukan adalah Gatotkaca.

Gatotkaca adalah salah satu tokoh wayang yang sudah banyak dikenal oleh masyarakat luas dan dikenal sebagai simbol kekuatan, keberanian, dan pengorbanan, bahkan tokoh ini masuk dalam game Mobile Legend sebagai salah satu karakter asal Indonesia.

Gatotkaca adalah sosok yang tidak hanya kuat secara fisik, tetapi juga memiliki pribadi yang bermartabat, menjadikannya salah satu tokoh yang paling dikagumi dalam budaya Jawa.

Asal-Usul 

Gatotkaca adalah putra dari Bima (Werkudara) dan Dewi Arimbi, yang berasal dari keturunan bangsa raksasa dengan hati yang mulia. Dalam cerita pewayangan Jawa Gatotkaca lahir dengan diberi nama Jabang Tetuka. 

Selimut Panas Kawah Candradimuka Tempat Penempaan Kesaktiaan Gatotkaca

Ketika ia baru saja dilahirkan, tali pusar yang dimilikinya sangat kuat dan tidak bisa putus, yang menyebabkan keluarga Pandawa harus memutar otak untuk menyelesaikan masalah ini.

Arjuna sang paman akhirnya berusaha mencari senjata yang dapat memotong tali pusar keponakannya tersebut. Saat para dewa mendengar hal ini, Batara Guru langsung mengutus Batara Narada untuk mengantarkan senjata sakti kepada Arjuna.

Namun naasnya, senjata itu jatuh ke tangan Karna akibat Batara Narada yang tidak mengetahui jika muka Karna dan Arjuna memiliki perawakan yang sama.

Meskipun, senjata sakti (Konta) itu berusaha direbut kembali dari Karna, Arjuna hanya berhasil mengambil sarung dari senjata sakti tersebut. Karena hanya dapat sarungnya saja, Arjuna tetap kembali dan berusaha memotong tali pusar Gatotkaca dan berhasil.

Namun, sarung tersebut malah terserap ke badan Gatotkaca yang masih bayi dan memberikannya kekuatan dimana ia tidak bisa dilukai oleh senjata apapun.

Setelah itu, dia dimasukkan ke Kawah Candradimuka karena pingsan akibat dilempar oleh Kala Sekipu yang kesal tidak bisa membunuhnya. Bayi Gatotkaca dilempari beberapa pusaka yang membuatnya terlahir kembali sebagai seorang ksatira yang memiliki kekuatan luar biasa. 

Tubuhnya menjadi sekeras baja dan ia dianugerahi untuk terbang di angkasa tanpa batas. namanya pun berubah dengan yang kita kenal sekarang sebagai Gatotkaca.

Kekuatan dan Keistimewaan Gatotkaca

Setelah sarung Konta yang memberikan kekuatan Gatotkaca kebal dari serangan apapun. Beberapa pusaka yang ia pakai juga memberikan kekuatan yang menambah kesaktiannya. Beberapa pusaka itu adalah:

  1. Kotang Antrakusuma: Baju perang yang memberinya kekuatan luar biasa.
  2. Caping Basunada: Penutup kepala yang melindunginya dari serangan musuh.
  3. Sepatu Padakacarma: Sepatu khusu yang memungkinkan Gatotkaca terbang dengan kecepatan tinggi.

Gatotkca mendapatkan ajian yang bernama Aji Narantaka dari gurunya Resiseta, ajian tersebut dapat membuat sesuatu yang dipukul oleh Gatotkaca, lebur menjadi abu.

Satria Gatotkaca, Anak Bima Berwujud Raksasa yang Populer di Tanah Jawa

Dengan kombinasi kekuatan fisik dan pusaka yang sakti, Gatotkaca menjadi ksatria yang sangat disegani, bahkan oleh para dewa sekalipun.

Jadi Raja Pringgadani

Dewi Arimba, ibu dari Gatotkaca kelak akan menjadi ratu Negara Pringgadani menggantikan kakanya, Prabu Arimba, yang tewa dalam peperangan. Namun, karena ibunya lebih sering tinggal di Jodipati bersama ayahnya. Pringgadan dinaungi oleh adik Arimbi, Brajadenta terlebih dahulu hingga Gatotkaca dewasa.

Saat dewasa, Gatotkca menjadi raja negara Pringgadani dengan gelar Prabu Kacanegara.

Melakukan Tiga Kali Pernikahan

Selama masa hidupnya Gatotkaca melakukan pernikahan sebanyak tiga kali, dengan yang pertama pasangannya adalah Dewi Sumpani. Gatotkaca menikahi Dewi Sumpani setelah ia dapat menahan Aji Narantaka dari Gatotkaca. Mereka berdua dikaruniai anak bernama Arya Jaya Supena.

Kemudian, Gatotkaca menikahi putri dari pamannya Arjuna yang bernama Dewi Pregiwa. Untuk menikahi Dewi Pregiwa, Gatotaca harus menyingkirkan Laksmana Mandra Kumara dari Kurawa. Mereka berdua dikaruniai anak bernama Sasi Kirana.

Terakhir, Gatotkaca menikahi Dewi Suryawati dan dikaruniai anak bernama Suryakaca.

Mati dalam Perang Bharatayudha

Dalam kisah pewayangan Jawa, Perang Bharatayuda adalah klimaks dari kisah Mahabharata, dimana para Pandawa melawan Kurawa. Peran Gatotkaca di sini sangat krusial, ia diangkat menjadi senopati perang dari pihak Pandawa. Sebab, ia dianggap menjadi sosok yang dapat beradu seimbang dengan sosok jagoan dari Kurawa, yaitu Karna.

Singkat cerita, Gatotkaca bertemu dengan Karna pada hari ke-14 peperangan. Karna pun berhasil dibuat kewalah oleh Gatotkaca karena sangat kuat dan susah untuk dikalahkan, yang membuat Karna harus menggunakan senjata pamungkasnya yaitu Konta Wijaya.

Konta Wijaya berhasil ditembakkan oleh Karna yang membuat Gatotkaca terbang sangat tinggi untuk menghindari kejaran Konta Wijaya. Di langit, Gatotkaca mengumpulkan Mega (bahasa Sanskerta dari awan) hingga sangat tebal sampai tidak ada senjata yang dapat menembusnya.

Namun, suatu hal terjadi di mana arwah dari pamannya yang ia tidak sengaja bunuh yang bernama Kala Bendana. Karena mengingat rasa oenyesalan itu, Gatotkaca menerima dengan lapang dada Konta Wijaya yang sekarang berada di tangan Kala Bendana untuk ditusukkan ke pusarnya.

Yang Kawan GNFI bisa ketahui sebelumnya, jika sarung Konta Wijaya menyatu dengan Gatotkaca pada area pusarnya. Setelah ditusukkan Konta Wijaya dan sarungnya hilang seketika dan kembali ke alam para dewa.

Gatotkaca yang sudah kehilangan kesaktiannya, jatuh ke tanah dan menimpah para prajurit Kurawa yang membuat pasukan Kurawa berkurang secara drastis.

Setelah Konta Wijaya hilang, kekuatan dari pasukan Kurawa sudah sangat berkurang yang membuat pasukan Pandawa dapat bertahan hingga akhir perang.

Setelah perang berakhir, Yudistira anak pertama Pandawa menjadi raja di Kuru atau Hastinapura.

Makna Filosofis Gatotkaca dalam Budaya Jawa

Gatotkaca bukanlah sekadar tokoh pewayangan, ia dikenal sebagai simbol dari keberanian dan pengorbanan. Dalam budaya Jawa, sosok Gatotkaca mengajarkan pentingnya keberanian untuk membela kebenaran, meskipun harus menghadapi risiko besar.

Pengorbanannya dalam perang Bharatayudha mencerminkan nilai kebajikan tentang keikhlasan demi kepentingan orang banyak.

Selain itu, Gatotkaca sering dikaitkan dengan semangat muda yang penuh energi. Kemampuannya terbang melambangkan kebebasan dan inovasi, sementara kekuatan tubuhnya adalah simbol keteguhan hati.

Melalui kisah Gatotkaca, pewayangan Jawa tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga menjadi sarana untuk menyampaikan ajaran moral yang relevan sepanjang masa. Gatotkaca akan selalu dikenang sebagai ksatria gagah berani yang memberikan segalanya demi kebaikan dunia.

 

 

Referensi:

  1. Legenda Gatotkaca di Mitologi Jawa & Hindu || Youtube.com/Aurel Vel

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

RA
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.