sejarah hiv aids - News | Good News From Indonesia 2024

Sejarah HIV/AIDS di Indonesia dan Perkembangannya

Sejarah HIV/AIDS di Indonesia dan Perkembangannya
images info

Kesehatan adalah tantangan global yang mencakup penyakit dan infrastruktur. Di Indonesia, HIV/AIDS adalah salah satu penyakit yang menyebar luas. HIV menyerang sistem kekebalan tubuh, sedangkan AIDS adalah tahap lanjut infeksi HIV yang membuat tubuh kehilangan kemampuan melawan infeksi.

Menurut WHO, HIV/AIDS telah merenggut 40,1 juta jiwa. Virus HIV diduga berasal dari simpanse dan virus SIV (Simian Immunodeficiency Virus), yang menyerang kekebalan monyet. Pada 1999, ditemukan bahwa struktur SIV pada simpanse (SIVcpz) identik dengan HIV saat ini.

Diperkirakan, simpanse yang memangsa monyet kecil yang terinfeksi SIV menciptakan SIVcpz. Virus ini menyebar ke manusia melalui konsumsi daging atau kontak dengan darah simpanse yang terinfeksi.

Penularan HIV pertama kali terjadi sekitar tahun 1920 di Kinshasa, Kongo, Afrika. Virus ini menyebar melalui pekerja migran dan perdagangan seks, kemudian pada 1960 menyebar ke Haiti, Karibia, dan Amerika Serikat pada 1970, akhirnya meluas ke seluruh dunia.

HIV/AIDS menjadi perhatian global pada 1981 setelah dilaporkan kasus pneumonia pada lima orang di AS akibat lemahnya daya tahan tubuh. Pada 1982, CDC resmi menggunakan istilah AIDS.

Kemudian, di tahun 1984, penyebab AIDS ditemukan berasal dari virus HIV, diikuti pengembangan tes HIV pada 1985, dengan 20.000 kasus AIDS terdata di seluruh dunia.

Pada tahun 1987, ditemukan obat antiretroviral (ARV) untuk mengendalikan HIV dan mencegahnya berkembang menjadi AIDS. Obat ini efektif menurunkan angka kematian, meningkatkan daya tahan tubuh, dan mengurangi risiko penularan HIV dari ibu ke janin.

Pada 2001, produksi massal obat generik membuatnya lebih terjangkau di negara berkembang. Di tahun 2012, FDA menyetujui profilaksis pra pajanan (PrPP), yang dapat mencegah penularan HIV dengan efektivitas di atas 90% untuk pasangan penderita.

Dampak Kemajuan Teknologi Terhadap Peningkatan HIV(human immunodeficiency virus)

Sayangnya, remaja usia 15–25 tahun menjadi kelompok terbanyak terinfeksi HIV dengan penyebaran lebih beresiko melalui jarum suntik narkoba, seks bebas, transfusi darah, atau dari ibu ke anak.

Data 2022 menunjukkan hanya 76% penderita mengetahui status mereka, 41% mendapatkan pengobatan, dan 16% mencapai virus tersupresi. Penularan ini memprihatinkan, sehingga pendidikan dan sosialisasi pencegahan HIV oleh tenaga medis dan sekolah sangat penting.

Cara Mengindari HIV dan AIDS

Karena HIV belum memiliki obat yang benar-benar dapat menyembuhkan, berikut adalah cara untuk mencegah infeksi:

Hindari Seks Bebas: Bagi yang belum menikah, hindari melakukan hubungan seksual.

Cek Status HIV: Sebelum menikah, penting untuk memeriksa status HIV bersama pasangan untuk mencegah penularan dari ibu ke anak.

Setia pada Pasangan: Hindari berganti-ganti pasangan karena risiko penularan HIV meningkat dengan perilaku seksual tidak aman.

Jauhi Narkoba Suntik: Hindari penggunaan obat-obatan terlarang, terutama narkoba yang melibatkan jarum suntik.

Jarum Suntik Aman: Pastikan jarum suntik yang digunakan steril dan tidak dipakai ulang oleh orang lain. Langkah-langkah ini efektif untuk melindungi diri dari risiko HIV.

Perkembangan HIV\AIDS di Indonesia

HIV pertama kali terdeteksi di Indonesia pada 1987. Dalam sepuluh tahun, jumlah kasus HIV meningkat menjadi 381 dengan 154 kasus AIDS pada 1996. Perhatian pemerintah meningkat setelah seorang pasien asal Belanda meninggal di Rumah Sakit Sanglah, Bali, yang kemudian dilaporkan ke WHO.

Laporan ini menempatkan Indonesia sebagai negara ke-13 di Asia yang mencatat kasus AIDS.

Faktanya, kasus AIDS sudah dicurigai sejak 1985 pada seorang pasien di Jakarta. Awalnya, penyebaran AIDS mirip dengan pola global, ditemukan pada pasangan homoseksual, dan kemudian pada pekerja seks serta pelanggannya.

Mahasiswa Unesa Telusuri Solusi HIV Lewat Kandungan Biji Palem Putri

Antara 1987—1996, pola penyebaran bergeser, dari homoseksual ke hubungan heteroseksual pada 1990. Sebagian besar kasus ditemukan pada kelompok usia produktif 15—49 tahun (82,9%), dengan 95,7% penularan terjadi melalui hubungan seksual berisiko: 62,6% heteroseksual dan 33,1% homoseksual/biseksual.

Pada 31 Desember 2006, jumlah kumulatif ODHA tercatat 13.424 kasus, terdiri dari 5.230 kasus HIV dan 8.194 AIDS. Sepanjang 1997–2006, AIDS telah menyebabkan 1.871 kematian. Dari data tersebut, 82% (6.604 kasus) adalah laki-laki, 16% (1.529 kasus) perempuan, dan 2% (61 kasus) tidak diketahui jenis kelaminnya.

Rasio kasus antara laki-laki dan perempuan adalah 4,3:1. Meski jumlah perempuan lebih sedikit, risiko penularan lebih tinggi, sehingga dampaknya lebih besar.

Teknologi Terbaru untuk Perangi HIV/AIDS

Penanganan HIV masih sulit. Namun, teknologi baru menawarkan harapan. Peneliti dari Temple University dan University of Nebraska mengembangkan kombinasi CRISPR-Cas9 untuk menghapus virus dari DNA dan Laser ART untuk memperpanjang efek terapi ART. Inovasi ini berhasil menghilangkan HIV pada tubuh tikus hidup.

CRISPR ditemukan melalui penelitian genetika sejak 1973. Pada 1987, ilmuwan Jepang mengidentifikasi struktur penting dalam sel, yang kemudian disebut CRISPR, sebuah sistem pertahanan DNA terhadap virus.

Penelitian Rodolphe Barrangou dan Philippe Horvath pada 2007 menunjukkan bahwa mikroba dengan struktur CRISPR lebih tahan terhadap virus. CRISPR kini dikenal sebagai alat rekayasa genetik untuk mengubah DNA.

Menilik Kebenaran Buah Merah Papua yang Disebut Mampu Obati HIV/AIDS

Jennifer Doudna, dalam studi 2012, menjelaskan CRISPR memiliki dua komponen: "pisau bedah seluler" untuk memotong DNA dan RNA untuk menyampaikan informasi biologis. Metode ini berhasil diaplikasikan pada gandum. Namun, penggunaannya pada manusia masih tahap eksperimen karena dampak jangka panjangnya belum diketahui.

HIV tetap menjadi tantangan global. Virus ini berkembang menjadi AIDS, melemahkan kekebalan tubuh. Pencegahan melalui edukasi dan perilaku sehat, seperti menghindari hubungan bebas, menjadi langkah utama melawan penyebarannya. Sosialisasi bagi anak-anak dan orang tua penting untuk meningkatkan kesadaran tentang bahaya HIV/AIDS.

 

Sumber referensi:

  • McNulty, M., Zingman, B.S. and myHIVteam (2022). 6 Signs You May Have an HIV-Related Rash: Images and Characteristics. https://www.myhivteam.com/resources/6-signs-you-may-have-an-hiv-related-rash-images-and-characteristics.
  • Research Gate. (n.d.). Origins-of-HIV-humans from related viruses in chimpanzees possible pathways. https://www.researchgate.net/figure/Origins-of-HIV-1-in-humans-from-related-viruses-in-chimpanzees-possible-pathways-of_fig3_23238383
  • www.federalpay.org. (n.d.). Centers for Disease Control and Prevention Salary Statistics. https://www.federalpay.org/employees/centers-for-disease-control-and-preventn.
  • Media, K.C. (2022). Sejarah HIV/AIDS dari Masa ke Masa dan Asal-usulnya Halaman all.
    https://health.kompas.com/read/2022/08/25/163100868/sejarah-hiv-aids-dari-masa-ke-masa-dan-asal-usulnya?page=all
  • Media, K.C. (2020). Jarum Suntik, Alat Medis Terbesar yang Pernah Ditemukan Halaman all. https://www.kompas.com/sains/read/2020/09/21/160100923/jarum-suntik-alat-medis-terbesar-yang-pernah-ditemukan?page=all.
  • Administrator (n.d.). Sejarah HIV & AIDS. [online] Kebijakan AIDS Indonesia. Available at: https://www.kebijakanaidsindonesia.net/id/49-general/1603-sejarah-hiv-aids.
  • Spiritia.or.id. (2021). Ilmuwan Berhasil Musnahkan HIV dengan Teknologi CRISPR -
  • Spiritia.https://spiritia.or.id/informasi/detail/271
  • Wikipedia Contributors (2019). CRISPR gene
  • editing.https://en.wikipedia.org/wiki/CRISPR_gene_editing.
  • Zaenudin, A. and Fadrik Aziz Firdausi (2022). Riwayat CRISPR, Alat Biologis untuk Memodifikasi Kode Genetik. https://tirto.id/riwayat-crispr-alat-biologis-untuk-memodifikasi-kode-genetik-gtxV 

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel inisepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan. Artikel ini dilengkapi fitur Wikipedia Preview, kerjasama Wikimedia Foundation dan Good News From Indonesia.

AG
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.