mengenal lebih dekat sejarah dan filosofi rumah adat baloy kalimantan utara - News | Good News From Indonesia 2024

Mengenal Lebih Dekat Sejarah dan Filosofi Rumah Adat Baloy, Kalimantan Utara

Mengenal Lebih Dekat Sejarah dan Filosofi Rumah Adat Baloy, Kalimantan Utara
images info

Rumah adat di Indonesia adalah salah satu bentuk kekayaan budaya yang menjadi simbol identitas tiap suku bangsa. 

Bentuk dan arsitektur rumah adat ini beragam, tergantung dari daerah asalnya, yang mencerminkan nilai dan filosofi masyarakat setempat. 

Tidak hanya sekadar tempat tinggal, rumah adat di Indonesia juga menjadi pusat kegiatan keluarga besar. 

Biasanya, rumah adat tidak hanya dihuni oleh satu keluarga inti saja. Namun, juga dapat menampung beberapa keluarga, sehingga anak-anak pemilik rumah dapat tinggal bersama setelah menikah.

Sejarah Rumah Adat Baloy 

Rumah adat baloy berasal dari suku Tidung, yang merupakan suku asli di wilayah Kalimantan Utara, khususnya di Tarakan. Suku Tidung sendiri dikenal sebagai salah satu suku tertua di kawasan tersebut. 

Rumah baloy dibangun sebagai simbol identitas budaya yang kuat dan merupakan representasi kehidupan masyarakat Tidung yang masih sangat kental dengan nilai-nilai tradisional dan adat istiadat.

Nama "Baloy" diambil dari bahasa Tidung yang berarti "rumah besar." Sebab, rumah ini dirancang untuk menampung berbagai kegiatan masyarakat, mulai dari upacara adat hingga musyawarah penting yang melibatkan pemuka adat dan masyarakat setempat.

Dalam masyarakat Tidung, rumah baloy memiliki peran sentral sebagai tempat berkumpul untuk menyelesaikan berbagai perkara adat, seperti sengketa tanah, pertikaian keluarga, hingga ritual adat penting lainnya.

Rumah baloy pertama kali dibangun pada tahun 2004 oleh H. Mochtar Basry Idris, yang saat itu menjabat sebagai Kepala Adat Suku Tidung. 

Pembangunan rumah ini dilatarbelakangi oleh keinginan untuk melestarikan budaya dan tradisi Tidung yang mulai terkikis oleh modernisasi.

Dengan tujuan tersebut, rumah baloy juga didesain sedemikian rupa agar mencerminkan kehidupan tradisional suku Tidung, lengkap dengan berbagai ornamen ukiran yang memiliki makna filosofis mendalam.

Baca Juga: Ritual Laut Iraw Tengkayu Tarakan, Kalimantan Utara

Pada tahun 2006, rumah baloy diresmikan oleh Gubernur Kalimantan Timur sebelum Provinsi Kalimantan Utara berdiri sendiri pada tahun 2012. 

Sejak peresmian itu, rumah baloy mulai berfungsi sebagai pusat kegiatan adat dan budaya serta menjadi ikon pariwisata budaya di Kalimantan Utara. 

Hingga kini, rumah adat baloy tidak hanya dikenal sebagai warisan budaya. Namun, juga sebagai simbol kebanggaan masyarakat Tidung yang mencerminkan kekayaan dan keunikan budaya Kalimantan Utara.

Keunikan Desain dan Filosofi Rumah Baloy

Rumah baloy menggunakan bahan dasar kayu ulin yang terkenal kuat dan tahan lama. Arah bangunan ini pun sudah dirancang khusus, menghadap utara dengan pintu utama yang menghadap ke selatan.

Rumah baloy memiliki empat ruang utama yang disebut "Ambir," yaitu:

  1. Ambir Kiri (Alad Kait): Ruangan ini digunakan untuk menerima tamu dari masyarakat yang ingin menyampaikan keluhan atau perkara adat.
  2. Ambir Tengah (Lamin Bantong): Tempat di mana para pemuka adat berkumpul untuk membahas dan memutuskan perkara adat yang diajukan.
  3. Ambir Kanan (Ulad Kemagot): Ruang istirahat sekaligus tempat untuk berdamai setelah permasalahan adat selesai dibahas.
  4. Lamin Dalom: Ruang khusus yang menjadi singgasana Kepala Adat Besar Suku Tidung.
Ruangan yang digunakan untuk menerima tamu dari masyarakat yang ingin menyampaikan keluhan atau perkara adat di Rumah Baloy. © Tangkapan Layar YouTube BerwisataTV
info gambar

Makna Ukiran pada Rumah Baloy

Setiap ukiran di rumah baloy memiliki filosofi yang dalam, menggambarkan berbagai nilai dan keyakinan masyarakat Tidung:

Naga: Melambangkan kekuatan dan kekuasaan. Naga digambarkan sebagai makhluk perkasa dengan sisik tebal yang melindungi tubuhnya dari segala elemen alam.
Gajah: Simbol kekokohan dan pondasi yang kuat, menggambarkan kestabilan rumah adat ini.
Burung: Melambangkan kelincahan dan kebaikan hati dalam membantu orang lain.
Ikan: Menggambarkan mata pencaharian utama suku Tidung yang banyak bekerja sebagai nelayan.
Air: Menandakan kehidupan yang damai dan tenang.
Api: Melambangkan semangat hidup yang berkobar.
Nanas: Simbol kemakmuran dan kekayaan pemimpin suku.
Rantai Kembang Kacang: Menggambarkan persatuan dan kekuatan komunitas.

Makna Warna pada Rumah Baloy

Warna-warna yang digunakan pada rumah adat ini juga sarat makna:

- Kuning, melambangkan kehormatan dan kemuliaan
- Hijau, simbol kedamaian dan ketentraman
- Merah, menunjukkan keberanian
- Putih, melambangkan kesucian dan kebersihan

Bangunan di Kawasan Rumah Adat Baloy

Di kawasan rumah adat ini terdapat beberapa bangunan pendukung, di antaranya:

Lubung Tamba Bayanginum: Terletak di tengah kolam ikan, tempat ini digunakan untuk menampilkan kesenian suku Tidung seperti Tarian Jepen.

Lubung Intamu: Berada di belakang Lubung Tamba Bayanginum, berfungsi sebagai tempat pertemuan adat skala besar, seperti pelantikan pemangku adat.

Baloy Para Dayang: Terletak di bagian depan, sebagai tempat bagi para dayang.

Pendekar Singallia dan Baloy Yaki: Rumah kecil di pintu masuk kawasan, digunakan untuk meletakkan sesajen.

Baca Juga: Sate Temburung, Sate Kerang Khas Kalimantan Utara

Rumah adat ini juga mengandung unsur matematika yang unik, seperti atap berbentuk prisma segitiga, melambangkan kestabilan dan ketahanan, jendela berbentuk persegi panjang, memberikan kesan modern dalam tradisi, jumlah anak tangga ganjil, yang dipercaya membawa keberuntungan.

Rumah adat baloy tidak hanya berfungsi sebagai tempat tinggal, tetapi juga sebagai simbol identitas dan kebanggaan masyarakat Tidung yang penuh dengan makna filosofis. Melalui setiap detail arsitektur dan simbol yang ada, rumah ini menyimpan berbagai pesan kearifan lokal yang diwariskan secara turun-temurun.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Mona Lestari Utami lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Mona Lestari Utami.

ML
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.