Pelestarian budaya Indonesia adalah kewajiban bersama yang harus dilakukan oleh setiap generasi. Di tengah pesatnya globalisasi, generasi muda memegang peran penting dalam menjaga dan menghidupkan kembali budaya bangsa.
Lalu, seberapa besar keterlibatan anak muda dalam melestarikan sejarah dan budaya nasional?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, survei online bertajuk "Keterlibatan Anak Muda dalam Melestarikan Sejarah dan Kebudayaan Nasional" diadakan pada 25 Oktober sampai 11 November 2024.
Survei ini diikuti oleh 202 responden yang sebagian besar berusia 18–24 tahun dan menjadi bagian dari tugas akhir jurnalistik dalam Program Studi Independen GNFI Batch 7.
Mengapa Pelestarian Budaya Penting bagi Generasi Muda?
Bagi anak muda, melestarikan budaya bukan hanya soal menjaga tradisi, tetapi juga cara untuk memahami sejarah dan memperkuat rasa cinta tanah air.
Sebagian besar responden menyebutkan bahwa mereka terlibat dalam kegiatan seni, seperti belajar tari tradisional atau membuat konten budaya di media sosial. Kegiatan ini tidak hanya memberi mereka kesempatan untuk mempelajari budaya lebih mendalam, tetapi juga menginspirasi orang lain untuk turut menghargai dan melestarikannya.
Peran Vital Generasi Muda dalam Pengembangan Budaya Nasional
Kesadaran Tinggi, Keterlibatan Langsung Masih Terbatas
Hasil survei menunjukkan bahwa lebih dari setengah responden menyadari pentingnya pelestarian budaya, meskipun hanya 19,8% yang terlibat aktif dalam pelaksanaan kegiatan pelestarian secara langsung.
Potensi besar ini bisa dimanfaatkan dengan mengadakan program-program kreatif yang lebih relevan bagi anak muda. Beberapa komunitas sudah mulai menggabungkan seni dan budaya dengan teknologi. Sebagai contoh, ada responden yang menyebutkan teman-teman mereka membuat kanal YouTube untuk berbagi cerita rakyat dan mendokumentasikan tradisi lokal.
Ini membuktikan bahwa teknologi bisa menjadi alat efektif untuk menjaga budaya agar tetap hidup.
Peran Teknologi dalam Meningkatkan Keterlibatan
Berdasarkan survei, 73,3% responden lebih sering mengakses informasi budaya melalui media sosial. Sebanyak 53% responden bahkan menyatakan bahwa teknologi dan media digital memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap kesadaran mereka tentang sejarah dan budaya nasional.
Namun, tidak semua anak muda hanya mengandalkan dunia maya. Sebanyak 15,3% memilih terlibat langsung melalui kegiatan seperti workshop atau menghadiri acara seni. Sumber informasi lain, seperti buku (5,9%) atau televisi dan radio (5,4%), menunjukkan bahwa media konvensional kini kurang diminati.
Meskipun media sosial memudahkan akses informasi, banyak konten yang hanya bersifat informatif tanpa mendorong aksi nyata.
Oleh karena itu, diperlukan strategi yang mengubah interaksi pasif menjadi partisipasi aktif, seperti kampanye atau ajakan kolaboratif untuk menghadiri kegiatan budaya secara langsung.
Mengubah Kesadaran Menjadi Aksi Nyata
Generasi muda yang sudah menyadari pentingnya pelestarian budaya sebenarnya memiliki potensi besar untuk lebih terlibat.
Berbagai cara kreatif dapat dilakukan, seperti mendokumentasikan upacara adat, membuat video pendek tentang budaya daerah, atau menggelar workshop seni tradisional. Pendekatan ini tidak hanya memperkenalkan budaya, tetapi juga mengajak anak muda lainnya untuk ikut belajar dan berkontribusi.
Secara keseluruhan, tingginya kesadaran anak muda terhadap pelestarian budaya Indonesia adalah modal besar untuk menjaga kekayaan bangsa. Dengan pendekatan kreatif, dukungan teknologi, serta kerja sama antara berbagai pihak—termasuk pemerintah, komunitas, dan individu, generasi muda bisa menjadi kekuatan utama dalam pelestarian budaya.
Semakin banyak anak muda yang terlibat, baik secara langsung maupun melalui media sosial, semakin kuat pula upaya melestarikan budaya bangsa.
Untuk menjaga warisan budaya Indonesia tetap hidup di tengah berbagai tantangan zaman, dibutuhkan kolaborasi dari semua pihak sebagai motor penggerak.
Upaya Generasi Muda Dalam Melestarikan Budaya Indonesia
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News