oktober membara ini penyebab cuaca indonesia lebih panas dari biasanya - News | Good News From Indonesia 2024

Oktober Membara, Ini Penyebab Cuaca di Indonesia Lebih Panas dari Biasanya

Oktober Membara, Ini Penyebab Cuaca di Indonesia Lebih Panas dari Biasanya
images info

Dunia panas banget, ya! Padahal seharusnya musim hujan sudah mulai, tetapi cuaca panas ekstrem malah dirasakan di berbagai wilayah Indonesia. Lalu apa sih, yang sebenarnya terjadi?

Cuaca ekstrem ini telah diprediksi sejak tahun 2023. Berdasarkan informasi yang dikutip dari bbc.com, menyebutkan bahwa kemungkinan tahun 2024, suhu panas permukaan akan meningkat dan melampaui ambang batas kenaikan suhu sebesar 1,5 derajat Celcius.

Suhu udara yang meningkat pada awal fase El-Nino diperkirakan dampaknya akan dirasakan penuh pada awal tahun 2024.

Hal ini sejalan dengan pengamatan BMKG, yang menyatakan bahwa suhu udara rata-rata bulanan di Indonesia sejak Januari hingga September 2024 selalu lebih panas jika dibandingkan dengan suhu rata-rata dalam 30 tahun pengamatan.

El Nino telah berakhir pada pertengahan tahun lalu, tetapi sesuai dengan prediksi, rekor suhu panas di bumi akan terjadi setahun setelah El Nino kuat.

El Nino bukan menjadi satu-satunya faktor dari naik turunnya suhu selama beberapa tahun. Namun, beberapa faktor termasuk aktivitas manusia juga menjadi alasan dibalik kenaikan suhu udara dan tren pemanasan global jangka panjang ini.

Rekor Suhu Tertinggi di Bulan Oktober

Cuaca bulan Oktober akan selalu panas di wilayah Indonesia karena adanya pergerakan semu Matahari. Namun, fenomena panasnya cuaca kali ini telah mencapai rekor suhu harian terpanas, yakni mencapai 38,4 derajat Celcius.

“Suhu maksimum harian 38,4 derajat Celcius ini merupakan rekor terpanas di Indonesia,” jelas Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto, yang dikutip dari kompas.id.

Suhu terpanas ini tercatat di Stasiun Meteorologi Gewayantana, Larantuka, Flores Timur, pada Minggu, 27 Oktober 2024.

Penyebab Tingginya Suhu Udara Bulan Oktober 2024

Minimnya Tutupan Awan

Saat ini, kondisi cuaca yang terik pada sebagian besar wilayah Indonesia, terutama pulau Jawa hingga Nusa Tenggara disebabkan karena minimnya pertumbuhan awan di siang hari.

Kondisi ini dijelaskan langsung oleh Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramdhini yang dikutip dari CNBC Indonesia.

“Kondisi ini tentunya menyebabkan penyinaran Matahari pada siang hari ke permukaan bumi tidak mengalami hambatan signifikan oleh awan di atmosfer. Sehingga suhu pada siang hari di luar ruangan terasa sangat terik,” ujar Andri Ramdhani, pada Rabu (30/10/2024).

Hari Tanpa Bayangan (Kulminasi Utama)

Kulminasi utama atau hari tanpa bayangan juga dikaitkan sebagai penyebab panas ekstrem yang terjadi. Fenomena ini terjadi ketika Matahari berada di posisi paling tinggi di langit, ketika deklinasi Matahari sama dengan lintang pengamat maka disebut sebagai fenomena kulminasi utama, saat inilah Matahari akan berada tepat di atas kepala.

Akibatnya bayangan dari benda akan tak terlihat atau tidak ada. Oleh sebab itu, fenomena ini disebut sebagai hari tanpa bayangan. 

Menurut data bmkg.go.id, hari tanpa bayangan fenomena ini terjadi khusus untuk kota Jakarta, pada 4 Maret 2024, yang kulminasi utamanya terjadi pada pukul 12.04 WIB, dan pada 8 Oktober 2024, yang kulminasi utamanya terjadi pada pukul 11.40 WIB.

Secara umum, kulminasi utama tahun 2024 di Indonesia terjadi terjadi antara 21 Februari 2024 di Baa, Nusa Tenggara Timur hingga 4 April 2024 di Sabang, Aceh. Serta 7 September 2024 di Sabang, Aceh sampai dengan 21 Oktober 2024 di Baa, Nusa Tenggara Timur.

Meskipun kenaikan suhu udara akan timbul saat fenomena hari tanpa bayangan. Namun, hal ini tidak akan terlalu berdampak jika banyak tutupan awan. 

Gerak semu harian Matahari

Pada bulan Oktober, posisi Matahari secara semu yang berada lebih dekat wilayah selatan ekuator. Kondisi ini menyebabkan intensitas radiasi Matahari meningkat dan suhu udara terasa lebih panas di Indonesia, khususnya di Jawa.

Pengaruh Siklon Tropis

Siklon tropis seperti Kong-rey yang aktif juga berpengaruh terhadap kondisi panas terik yang terjadi di Indonesia. Siklon ini berperan untuk menarik massa udara ke arah pusat siklon, sehingga pembentukan awan hujan sulit terjadi. 

Namun, Siklon Kongrey tersebut mulai melemah dan menjauhi wilayah Indonesia, setidaknya hingga awal November 2024.

Emisi Gas Rumah Kaca

Dari semua faktor yang memicu cuaca panas ekstrem, emisi gas rumah kaca tetap menjadi ancaman terbesar yang menyumbang efek pemanasan global secara signifikan. Aktivitas manusia, seperti pembakaran bahan bakar fosil, industri, dan deforestasi, terus meningkatkan konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer.

Dengan meningkatnya jumlah karbon dioksida dan gas lainnya, panas terperangkap lebih lama di permukaan bumi, mempercepat proses pemanasan global.

Nah, Kawan sudah tahu kan mengapa dunia lagi panas-panasnya! Ternyata anomali cuaca dan fenomena alam yang terjadi bukan hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga di berbagai dunia. Bahkan cuaca ekstrem ini akan sering terjadi dengan skala lebih kuat. Apabila emisi gas rumah kaca masih mengudara.

Referensi:

  • https://www.kompas.id/baca/humaniora/2024/10/30/di-balik-rekor-suhu-harian-terpanas-indonesia-pada-oktober-2024
  • https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-7613465/kenapa-cuaca-sepanjang-oktober-panas-sekali-ini-penjelasan-bmkg 
  • https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20241029094903-641-1160678/bmkg-bongkar-pemicu-suhu-panas-panggang-ri-ini-biang-keroknya
  • https://www.detik.com/jateng/berita/d-7565340/4-fenomena-cuaca-oktober-di-jateng-suhu-udara-maksimum-awal-musim-hujan
  • https://www.kompas.tv/nasional/549505/penyebab-suhu-panas-di-berbagai-wilayah-indonesia-begini-penjelasan-bmkg?page=all
  • https://www.bbc.com/indonesia/articles/c8722p5pgrmo
  • https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20240227061218-199-1067612/hari-tanpa-bayangan-sapa-indonesia-cuaca-bakal-lebih-panas
  • https://bmkg.go.id/press-release/?p=hari-tanpa-bayangan-di-indonesia-9&tag=press-release&lang=ID

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

WS
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.