PT Kereta Api Indonesia (Persero) terus berkomitmen untuk mendukung keberlanjutan lingkungan dalam setiap langkah operasionalnya.
Salah satu langkahnya adalah dengan mengganti komponen prasarana kereta api, khususnya pada konstruksi rel di jembatan baja.
Sebelumnya, bantalan rel yang digunakan oleh KAI berasal dari bahan kayu. Namun, saat ini KAI secara bertahap sudah mengganti bantalan kayu tersebut dengan bahan sintetis.
Pemilihan bahan sintetis ini bukan tanpa sebab. Bahan tersebut dipilih karena dianggap jauh lebih ramah lingkungan. Hal tersebut dikonfirmasi oleh Vice President Public Relations KAI, Anne Purba.
“Komponen yang diganti menjadi bantalan sintetis yaitu bantalan kayu di kontruksi jembatan baja. Biasanya bantalan rel pada jembatan baja menggunakan kayu karena lebih ringan dibanding bahan beton yang berat. Saat ini KAI melakukan inovasi mengganti bantalan kayu menjadi bantalan sintetis, karena dinilai jauh lebih ramah lingkungan,” jelasnya dalam rilis tertulis milik KAI yang dihimpun Kamis (24/10/2024).
Bahan sintetis jauh lebih awet dan ramah lingkungan
Pada tahun 2022, KAI sudah melakukan pengadaan bantalan sintetis sebanyak 5.656 batang. Kemudian, di tahun berikutnya ditambah menjadi 16.353 batang.
Di periode 2024, KAI merencanakan pergantian 15.864 batang kayu menjadi bahan sintetis. Pergantian seluruh bantalan kayu pada konstruksi jembatan baja ditargetkan tahun ini.
“Bantalan kayu selain kurang ramah lingkungan, tentunya kurang tahan lama dan mudah lapuk terutama di daerah dengan tingkat kelembaban yang tinggi. Dengan ciri khas tersebut, masa penggunaan bahan sintesis akan lebih lama dibandingkan dengan bahan kayu, sehingga KAI dapat lebih efesiensi dalam pembiayaan perawatan prasarananya,” tambah Anne.
Di sisi lain, pihak KAI turut mempertimbangkan umur teknis dari bantalan sintetis yang dianggap lebih panjang dibanding bantalan berbahan dasar kayu. Bahan tersebut memiliki kekuatan dan ketahanan terhadap cuaca yang jauh lebih baik.
Dengan pergantian ini, perawatan dan masa penggantian bantalan sintetis akan lebih efektif dan efisien.
Tidak hanya itu, KAI selaku perusahaan yang mengatur dan mengurus perkeretaapian nasional juga mempertimbangkan faktor keamanan dan keselamatan saat memutuskan untuk mengganti bantalan kayu dengan sintetis.
Cerita Sosok Dua Kakek Penyelamat Kereta di Kabupaten Blora yang Dapat Apresiasi dari Berbagai Pihak
Telah lakukan uji coba dan pastikan semuanya aman
Untuk memastikan bahwa penggunaan bantalan sintetis aman, KAI sudah melakukan pengujian. Beberapa hal yang diuji mencakup 12 hal, yaitu uji kekuatan lentur dan modulus Young pada lenturan (test of bending strength dan Young's modulus in flexure), dan uji ketahanan beban lentur (withstand bending load test).
Kemudian ada uji ketahanan tekan longitudinal (longitudinal compressive strength test), uji kuat geser (shearing strength test), uji kuat geser lekat (adhesion shearing strength test), uji tegangan tembus arus bolak-balik (alternating-current breakdown voltage test), dan uji resistansi isolasi arus searah (direct-current insulation resistance test).
Selanjutnya, KAI juga melakukan uji kekuatan cabut screw spike (screw spike pulling strength test), pengukuran dimensi (measurement of dimensions), uji ketahanan api (flame resistance test), uji ketahanan fatik (fatigue resistant test), serta uji ketahanan terhadap cuaca (weatherability test).
Serangkaian uji coba yang sangat panjang tersebut dilakukan demi memastikan bahwa penggunaan bantalan sintetis aman untuk mendukung perjalanan kereta api.
Makin Canggih, LRT Jabodebek Sekarang Punya Crowd Detection System: Bagaimana Cara Kerjanya?
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News