sejarah museum mandiri cikal bakal munculnya bank mandiri - News | Good News From Indonesia 2024

Sejarah Museum Mandiri, Cikal Bakal Munculnya Bank Mandiri

Sejarah Museum Mandiri, Cikal Bakal Munculnya Bank Mandiri
images info

Tahukah Kawan GNFI? Nama Jakarta tentu tidak asing didengar bagi seluruh rakyat Indonesia. Sebab, Jakarta banyak menyimpan segudang sejarah dan budaya sejak zaman Kerajaan Tarumanegara (Kerajaan Hindu di Bumi Pasundan atau Jawa Barat, Jakarta, hingga Banten).

Baca juga: Mengenal Sejarah Kerajaan Tarumanegara

Ketika zaman Kerajaan Tarumanegara, Sunda Kelapa (sekarang namanya Jakarta) sudah menjadi bagian dari Kerajaan Tarumanegara. Kemudian, Sunda Kelapa juga menjadi tempat singgah kapal-kapal dari Palembang, Malaka, Makassar, India, dan Tiongkok. Oleh karena itu, Sunda Kelapa sudah menjadi pusat perdagangan rempah-rempah di dunia.

Hal tersebut tertulis dalam Prasasti Tugu yang berisi tentang penggalian dua sungai hingga ke laut, yaitu Sungai Candrabhaga (saat ini namanya Sungai Bekasi) dan Sungai Gomati (saat ini namanya Sungai Cakung).

Tujuan dibuat penggalian dua sungai tersebut adalah selain menanggulangi banjir, sungai tersebut juga digunakan untuk akses transportasi air dalam rangka mempermudah perdagangan hingga ke istana kerajaan Purnawarman.

Komoditas perdagangan termasuk beras, lada, asam Jawa, sayuran, buah-buahan, dan ternak. Dengan lokasi Sunda Kelapa yang begitu strategis, memikat perhatian dari bangsa kolonialisme termasuk Portugis dan Belanda.

Ketika bangsa Portugis datang ke Sunda Kelapa untuk merebut wilayah tersebut, Fatahillah bersama pasukan Kesultanan Demak berhasil merebut wilayah Sunda Kelapa pada tahun 1527 Masehi. Sehingga, Fatahillah mengubah nama kota menjadi Jayakarta yang menjadi nama cikal bakal Jakarta.

Pada tahun 1602, bangsa Belanda pertama kali singgah di Banten. Mereka datang ke Nusantara dalam rangka berniaga rempah-rempah dengan penuh keramahan. Kemudian, bangsa Belanda membentuk kongsi dagang namanya Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) karena tertarik dengan kekayaan alam Nusantara.

Namun, lama-kelamaan terjadi persaingan sengit antara golongan Belanda dan Bumiputera. Sebab, sebenarnya bangsa Belanda memiliki niat semangat gold, gospel, glory dalam rangka merkantilisme di Negeri Nusantara.

Karena VOC melihat bahwa lokasi Jayakarta sangat strategis, maka mereka memutuskan untuk memilih Jayakarta sebagai pusat gudang perdagangan sejak tahun 1610.

Disitulah cikal bakal munculnya Kota Tua Jakarta yang menjadi pusat perniagaan nasional maupun internasional.

Kota Tua Jakarta, Pusat Perniagaan Internasional Ketika Zaman Pemerintahan Kolonial Belanda

Salah satu tempat perniagaan yang terkenal di Kota Tua Jakarta adalah Museum Mandiri. Museum ini memiliki luas lahan sebesar 10.039 meter persegi.

Baca juga: Peran Besar Ali Sadikin dalam Revitalisasi Kota Tua sebagai Wisata Sejarah

Dulu, Museum Mandiri adalah bekas kantor Nederlandsch Handel-Maatschappij (NHM). Museum ini dibangun pada tahun 1929. Museum tersebut dirancang dengan arsitektur Art Deco Klasik oleh tiga arsitek Belanda J.J.J de Bruyn, A.P. Smits dan C. van de Linde.

Pada tahun 1933, Museum Mandiri resmi beroperasi. Uniknya, museum ini juga memiliki lift yang masih berfungsi dan terawat dengan baik.

Ketika zaman Pemerintahan Kolonial Belanda, Museum Mandiri digunakan untuk perniagaan kegiatan ekspor dan impor. Disitulah menjadi cikal bakal perkembangan perbankan di Negeri Nusantara.

Pada tahun 1960, Nederlandsch Handel-Maatschappij (NHM) dinasionalisasikan menjadi kantor Bank Koperasi Tani dan Nelayan Urusan Ekspor Impor.

Pada tahun 1968, gedung tersebut berlah menjadi kantor pusat BankExim hingga akhirnya merger bersama Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, dan Bank Pembangunan Indonesia menjadi Bank Mandiri pada tahun 1999.

Pada tahun 2004, gedung tersebut resmi menjadi Museum Mandiri.

Di dalam museum tersebut mengisi sejarah mulai dari bagaimana leluhur Nusantara menyimpan uang di celengan yang terbuat dari tanah liat dan batang bambu. Kemudian, terdapat juga kisah sejarah tanam paksa dalam rangka mengisi kekosongan kas Pemerintahan Kolonial Belanda setelah Belanda dijajah oleh Prancis.

Tidak hanya menyimpan berupa koleksi dan sejarah sistem tanam paksa, tetapi juga terdapat koleksi surat berharga, saham, uang, mesin tik, dan alat pencetak uang pada zaman Pemerintahan Kolonial Belanda.

Baca juga: Panduan Wisata ke Museum Bank Mandiri: Lokasi, Jadwal Buka, Harga Tiket, dan Sejarahnya

Buat Kawan GNFI yang sedang liburan ke Jakarta wajib datang ke Museum Mandiri. Lokasinya di Kota Tua, Jakarta Utara, Indonesia.

Museum Mandiri dibuka dari hari Selasa hingga Minggu, mulai jam 09.00-15.00 WIB. Namun, pada hari Senin dan hari libur nasional ditutup.

Untuk harga tiket masuk Museum Mandiri mulai dari Rp3.000,00 untuk pelajar, mahasiswa, atau nasabah Bank Mandiri; Rp5.000,00 untuk masyarakat umum; dan Rp15.000,00 untuk turis asing.

Sumber:

  • https://jalurrempah.kemdikbud.go.id/artikel/pelabuhan-sunda-kelapa-jaringan-perdagangan-dan-identitas-kota-jakarta 
  • https://megapolitan.kompas.com/read/2022/07/30/12154071/mengintip-saksi-bisu-sejarah-ekonomi-dan-perbankan-era-kolonial-di-museum?page=all 
  • https://www.antaranews.com/berita/3025453/kenali-sejarah-bank-dan-seni-bernilai-tinggi-di-museum-mandiri 
  • https://tirto.id/sejarah-jakarta-dari-masa-tarumanegara-hingga-jadi-ibu-kota-ri-gzaW#google_vignette

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

AG
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.