stoisisme dan lagu dunia tipu tipu sebagai kekuatan terhadap resistensi kehidupan - News | Good News From Indonesia 2024

Stoisisme dan Lagu 'Dunia Tipu-Tipu', Kekuatan terhadap Resistensi Kehidupan

Stoisisme dan Lagu 'Dunia Tipu-Tipu', Kekuatan terhadap Resistensi Kehidupan
images info

Apakah Kawan GNFI sering mendengarkan lagu yang dinyanyikan oleh Yura Yunita, yakni Dunia Tipu-tipu.? Jika sering, maka ada hal bermakna yang bisa Kawan dapatkan dari lagu tersebut. Tulisan ini akan mengupas secara lebih dalam mengenai lagu dari Yura Yunita.

Kehidupan berjalan seperti gelombang. Manusia terkadang berada di atas, tetapi juga di bawah. Adakalanya setiap insan menikmati momen yang sifatnya manis. Namun, bisa juga setiap insan mengalami hal-hal yang sifatnya pahit. Begitulah kehidupan.

Manusia diajak untuk menyelami dan mengenal dirinya sendiri. Usaha yang telah dilakukan dan perjalanan yang telah dilalui menghadirkan sebuah arti kehidupan. Pengalaman hidup yang dialami oeh setiap manusia membentuk jati dirinya.

Bayangkan, seseorang yang dipaksa untuk dewasa karena keadaan, misalnya keterbatasan ekonomi, kurangnya akses pendidikan, dan sebagainya, membuat dirinya perlahan tumbuh menjadi sosok yang bermental kuat. Meskipun demikian, tidak semua manusia bersikap demikian.

Adapula seseorang yang memilih untuk menyerah karena keadaan. Apabila terjadi hal tersebut, apakah manusia perlu untuk menjustifikasinya? Tentu saja tidak.

Ataraxia: Cara Hidup Bahagia dan Tenang menurut Filsafat Stoikisme

Dinamika yang dilalui oleh setiap pribadi berbeda. Oleh sebab itu, pengalaman hidup perlu disikapi dengan bijaksana.

Gambar 1. Manusia memiliki kontrol atas hal-hal yang terdapat dalam dirinya
info gambar

Sebagai manusia, tidak ada jalan yang benar-benar mudah. Tantangan menjadi salah satu hal yang menghampiri perjalanan manusia. Kawan, manusia seringkali merasa gundah, cemas, dan gelisah akan hal-hal yang masih tanda tanya dalam kehidupan. Tentang pendidikan, masa depan, rezeki, dan sebagainya.

Manusia bisa mengusahakan, tetapi Tuhan yang menentukan. Oleh karena itu, lakukan secukupnya, dan sisanya, izinkan Sang Pencipta merestui perjalanan setiap insan.

Hal Sederhana tentang Kehidupan

Kawan GNFI, sebagai manusia, kehidupan tidak sepenuhnya menyajikan warna hitam atau putih. Kehidupan juga sarat dengan warna abu-abu. Ada hal-hal yang bisa diketahui, tetapi adapula hal-hal yang sepenuhnya tidak bisa diketahui.

Berbicara tentang kehidupan, tidak hanya tentang keindahan yang ada di dalamnya, tetapi juga ada kepahitan yang sering kali memberikan pelajaran bagi manusia. Melalui hal tersebut, manusia diajak untuk menjalani hidup dengan bijak dan sederhana. Bagaimanakah itu? Pembahasannya sebagai berikut.

Apakah Kawan mengenal seorang filsuf Yunani yang bernama Zeno? Ia merupakan seorang filsuf Yunani yang menghadirkan filsafat yang masih relevan sampai saat ini. Jangan dibayangkan, ketika membahas filsafat tentunya berkaitan dengan hal-hal yang bersifat kuno dan kaku.

Namun, filsafat yang dihadirkan oleh Zeno ini mudah dipahami dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Adapun pemikiran yang dibawa oleh Zeno adalah Stoisisme. Orang-orang yang menganut pemikiran ini disebut dengan kaum Stoa.

Filsafat Stoikisme dan Filsafat Jawa: Pemahaman Dalam Ketenangan dan Kebijaksanaan

Stoisisme ini sifatnya universal. Artinya, ajaran Stoisisme berlaku bagi siapa saja, kapan saja, dan dimana saja. Seperti yang dikutip dalam buku Filosofi Teras karya Henry Manampiring, terdapat beberapa hal yang diajarkan dalam Stoisisme. Salah satu hal penting yang diajarkan dalam Stoisisme adalah dikotomi kendali yang diterapkan oleh banyak orang sampai saat ini.

Apa itu dikotomi kendali? Menurut buku Filsafat Teras karya Henry Manampiring, dikotomi kendali adalah sikap untuk tidak memusingkan sesuatu yang ada di luar kendali manusia. Misalnya, cuaca, keluarga, reputasi, keputusan orang lain, pendapat orang lain, perbuatan orang lain, dan sebagainya.

Adapun sesuatu hal yang bisa dikendalikan secara pribadi adalah motivasi, pikiran, pendapat, keinginan, respons, dan tindakan yang terdapat di dalam diri. Jika seseorang mampu mengelola emosi dan pikirannya, maka dapat terhindari dari stress dan overthinking.

Prinsip dikotomi kendali, sebagai bagian dari Stoisisme, mengajarkan seseorang akan makna hidup yang sesungguhnya. Kehidupan tidak perlu dibuat secara berat. Stoisisme menuntun seseorang untuk sadar akan kehidupan yang sedang dijalani pada saat ini.

Masa lalu dan masa depan boleh dipikirkan, tetapi tidak boleh dipikir secara berlebihan. Apabila terjadi demikian, maka dapat berpotensi mengakibatkan terjadinya gangguan mental. Persoalan mental tidak bisa dianggap remeh dan perlu diselesaikan dengan pendampingan dan dukungan penuh dari lingkungan yang suportif dan tenaga profesional, seperti psikolog, psikiater, ataupun konselor. Oleh karena itu, apapun yang terdapat dalam hidup, terimalah dan nikmatilah.

Kawan GNFI perlu mengucapkan terima kasih pada diri sendiri, karena telah melangkah dan bertahan sampai sejauh ini. Proses mengapresiasi diri sendiri tidak hanya merayakan prestasi saja, tetapi juga atas perjalanan hidup yang telah dilalui.

Hal-hal sederhana, seperti bangun pagi, bekerja secara optimal, tidur secukupnya juga patut untuk dirayakan. Dengan demikian, salah satu cara terbaik dalam menikmati kehidupan adalah mensyukuri dan menghargai hal-hal sederhana dalam hidup.

Dunia Tipu-tipu dan Stoisisme, sebagai Kekuatan untuk Bertahan

Salah satu lagu Yura Yunita yang berjudul Dunia Tipu-tipu memiliki kaitan erat dengan Stoisisme. Mengapa bisa? Kawan, coba perhatikan salah satu penggalan lirik lagu Dunia Tipu-tipu yang dikutip dari genius.com di bawah ini.

Di dunia tipu-tipu

Kamu tempat aku bertumpu

Baik, jahat, abu-abu

Tapi, warnamu putih untukku

Al-Kindi, sang Pencerah Ilmu Filsafat Pertama Umat Muslim Dunia

Penggalan-lirik di atas mengajarkan bahwa manusia yang hidup di dunia yang ‘serba tanda tanya’ atau abu-abu ini tidak sendiri. Ada orang-orang di sekitarnya yang mendukung dan mengelilinginya. Misalnya, orang tua, sahabat, saudara, dan sebagainya. Keberadaan mereka dapat menguatkan individu untuk berproses sesuai dengan dirinya, tanpa takut kehilangan jati diri. Demikian prinsip Stoisisme.

Di dunia yang sarat akan ketulusan dan kepalsuan, manusia diajak untuk tidak memikirkan penilaian sesamanya secara berlebihan. Perjalanan hidup yang telah dilalui mempertemukan manusia dengan karakter yang berbeda.

Ada seseorang yang bermuka dua, ada juga manusia yang memilii hati yang tulus. Setiap perjumpaan dan dinamika tersebut memberikan pelajaran yang berharga. Oleh karena itu, Stoisisme dan lagu Dunia Tipu-Tipu dapat menjadi kekuatan untuk bertahan di dunia yang masif dengan arus modernisasi.

 

Sumber referensi:

Manampiring, Henry. 2021. Filosofi Teras. Jakarta: Penerbit Buku Kompas

https://genius.com/Yura-yunita-dunia-tipu-tipu-lyrics

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

MD
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.