Masih banyak petani di Indonesia yang sangat bergantung pada pupuk dan pestisida sintetis. Hal ini menyebabkan tingginya akumulasi bahan kimia anorganik dalam tanah. Bahan kimia itu berdampak negatif pada mikroba yang penting bagi kesuburan tanah.
Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) berupaya menggali interkoneksi antara tumbuhan dan mikrobioma untuk meningkatkan produktivitas terutama bagi komoditas unggulan nasional.
Peneliti dari Pusat Mikrobiologi Terapan BRIN Yeni Khairina menekankan bahwa riset pengembangan pupuk dan perbaikan tanah yang ramah lingkungan serta berkelanjutan penting bagi produktivitas petani dalam negeri.
Dampak negatif pestisida
Postdoctoral di Pusat Riset Mikrobiologi Terapan BRIN Maulana Malik Nashrulloh menjelaskan, penggunaan pupuk kimia dan pestisida yang tinggi berdampak terhadap mikrobioma tanah yang bermanfaat seperti bakteri dan jamur.
Keberadaan mikrobioma, menurut Nashrulloh, sangat berpengaruh terhadap kesehatan tanah. Penurunan kesuburan ini kemudian dapat menyebabkan tanah menjadi padat.
“Bila penurunan aktivitas mikrobioma terus menerus berlangsung, imbasnya tak hanya menurunkan kesuburan tanah dan produksi hasil panen, namun juga mengancam keberlanjutan pertanian. Untuk pemulihannya tentu akan membutuhkan ongkos yang tinggi,” kata Nashrulloh, dilansir dari laman resmi BRIN.
Baca juga Budidaya Jamur Tiram, Pertanian Berkelanjutan untuk Lingkungan Lebih Hijau di Indonesia
Limbah Organik Frass
BRIN mengungkap keunggulan BSFL (black soldier fly) frass dalam menutrisi dan meningkatkan kesehatan tanaman. Frass merupakan limbah dari serangga yang dihasilkan oleh larva lalat tentara hitam (Hermetiaillucens), yang terdiri dari kotoran, sisa makanan, dan kulit bekas serangga.
Penerapan BSFL frass dapat menjadi pilihan bagi pertanian yang berkelanjutan. Tak hanya menjadi sumber nutrisi dan mineral, frass juga memiliki mikroba yang berguna untuk meningkatkan kesuburan dan kesehatan tanaman.
“Senyawa toksik ataupun kandungan logam berat akan mempengaruhi kualitas frass. Sehingga pakan yang digunakan harus memperhatikan kandungan senyawa berbahaya tersebut agar terhindar dari adanya kontaminasi bahan beracun,” jelas Nashrulloh.
Sederet manfaat frass
Frass memiliki potensi besar sebagai pupuk organik karena kandungan nutrisinya yang kaya, termasuk nitrogen, fosfor, dan kalium, yang esensial bagi pertumbuhan tanaman.
Frass dapat memperbaiki struktur dan kualitas tanah dengan meningkatkan kandungan bahan organik dan ketersediaan nutrisi bagi tanaman. Hal ini kemudian dapat membantu meningkatkan kesehatan dan produktivitas tanaman dalam jangka panjang.
Selain itu, frass juga kaya akan mikroorganisme yang bermanfaat sehingga dapat mendukung keragaman dan aktivitas mikroba di tanah. Mikrobioma tanah yang sehat penting untuk siklus nutrisi dan kesehatan tanaman secara keseluruhan.
“Melimpahnya limbah organik dan keberadaan frass dapat menciptakan mekanisme ekonomi sirkuler,” tambah Nashrulloh.
Baca juga Kabar Baik! Budi Daya Buah Salak di Bali Dapat Pengakuan Sistem Warisan Pertanian Global dari UNESCO
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News