Anjloknya harga semangka karena ulah tengkulak curang membuat banyak petani di Yogyakartya merugi. Di tengah kesulitan ini, Masjid Nurul Ashri Deresan tampil membawa secercah harapan.
Melalui aksi penggalangan dana, masjid yang berlokasi di Depok, Sleman, berhasil mengumpulkan Rp15 juta untuk membantu para petani semangka yang terdampak.
Salut! UNIMMA Borong Sayur yang Harganya Anjlok ke Petani untuk Dibagikan ke Warga
Nasib Petani Semangka di Tengah Turunnya Harga
Beberapa pekan terakhir, petani buah di Yogyakarta menghadapi kenyataan pahit. Harga semangka kuning yang biasanya berkisar Rp5.000 – Rp6.000 per kilogram, kini terjun bebas menjadi hanya Rp2.500 per kilogram.
Kondisi lebih buruk dialami oleh petani semangka merah, yang terpaksa menjual hasil panennya dengan harga Rp1.000 per kilogram saja.
"Tahun ini benar-benar hancur, kami tidak bisa berharap banyak dari panen," ujar seorang petani, menggambarkan situasi yang memprihatinkan.
Namun, harga murah bukan satu-satunya masalah. Para petani juga harus menghadapi praktik tengkulak nakal yang mencurangi timbangan.
"Mereka beralasan biar tidak ketahuan, padahal itu hanya akal-akalan agar bobot timbangan terlihat lebih berat," ungkap seorang petani yang merasa dirugikan. Kondisi ini memaksa banyak petani kehilangan keuntungan dan menanggung kerugian besar.
Tingkatkan Produksi Kepiting soka, Unair Lakukan Pelatihan Modifikasi Pakan
Masjid Nurul Ashri Beraksi: Buka Donasi untuk Petani
Kondisi para petani semangka yang viral di media sosial mendorong Masjid Nurul Ashri Deresan untuk mengambil langkah konkret. Dalam waktu singkat, pihak masjid membuka donasi sebagai bentuk solidaritas.
Berkat dukungan masyarakat, terkumpul dana sebesar Rp15 juta untuk membantu para petani yang terdampak anjloknya harga dan praktik curang tengkulak.
Donasi ini bukan hanya soal materi, tetapi juga simbol kepedulian dan semangat gotong-royong. Dengan dana tersebut, masjid akan membantu para petani membayar sebagian kerugian sekaligus memberikan dukungan moral agar mereka dapat terus melanjutkan usaha.
Langkah yang dilakukan Masjid Nurul Ashri menjadi contoh nyata bagaimana lembaga keagamaan atau masyarakat dapat berperan aktif dalam menyelesaikan masalah sosial. Di saat banyak petani merasa putus asa, aksi peduli ini menjadi angin segar yang memberikan harapan dan semangat baru.
Harapannya, aksi solidaritas seperti ini dapat menginspirasi komunitas dan lembaga lainnya untuk ikut serta membantu petani dan kelompok masyarakat lainnya yang terdampak masalah ekonomi.
Selain itu, penting juga bagi para pemangku kebijakan untuk meningkatkan pengawasan terhadap praktik tengkulak agar para petani tidak lagi dirugikan oleh permainan curang di pasar.
Mengenal Budaya Manggoro di Kalangan Petani
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News