Hompimpa merupakan salah satu permainan tradisional yang ada di Indonesia. Apakah Kawan di sini pernah memainkan permainan tradisional tersebut sebelumnya?
Meskipun merupakan salah satu contoh permainan tradisional, hompimpa ini biasanya tidak dimainkan sebagai satu kesatuan. Biasanya permainan yang satu ini akan digabung dengan jenis permainan tradisional yang lainnya.
Kenapa bisa demikian? Simak ulasan lengkap terkait permainan tradisional hompimpa pada bagian berikut ini.
Mengenal Hompimpa
Dikutip dari buku Permainan Tradisional Anak Nusantara, hompimpa atau gambreng ini biasanya dimainkan untuk mengawali proses permainan tradisional lainnya. Pada dasarnya, hompimpa ini dilakukan untuk mengundi setiap pemain yang ikut andil dalam permainan tradisional tersebut.
Permainan hompimpa bisa Kawan jumpai hampir di semua permainan tradisional Indonesia yang dimainkan secara berkelompok. Tidak ada batasan jumlah pemain untuk memulai hompimpa ini.
Ketika memainkan hompimpa, setiap pemain akan menyebutkan sebuah kalimat secara bersama-sama. Namun penyebutan kalimat pada saat memainkan hompimpa ini mungkin berbeda-beda antara satu daerah dengan tempat lainnya.
Misalnya, di daerah Jawa kalimat yang biasa diucapkan ketika memainkan permainan ini adalah "Hompimpa alaium gambreng." Lain halnya dengan kalimat yang disampaikan dalam masyarakat Betawi, yakni "Hompimpa alaium gambreng, Mpok Ipah pakai baju rombeng."
Meskipun memiliki perbedaan dalam hal pengucapan, pada dasarnya kalimat yang diucapkan secara bersama-sama ini memiliki fungsi yang sama. Sebab kalimat ini nantinya diucapkan sebagai penanda bahwa permainan hompimpa sudah dimulai untuk dimainkan.
Bagaimana Cara Memainkannya?
Lalu bagaimana cara memainkan hompimpa tersebut? Proses memainkan hompimpa sebenarnya cukup mudah untuk dilakukan.
Sebelum memulai permainan, setiap pemain bisa membentuk lingkaran terlebih dahulu. Kemudian setiap pemain akan meletakkan telapak tangannya di tengah lingkaran tersebut.
Setelah semua tangan diletakkan di tengah lingkaran dan saling berhimpitan, maka proses permainan hompimpa bisa langsung dimulai. Perlu Kawan ketahui bahwa dalam proses permainan hompimpa ini, setiap pemain mesti menentukan telapak tangan bagian mana yang akan dimunculkan.
Setiap pemain mesti memilih untuk memunculkan telapak tangan bagian belakang atau depan. Pilihan ini nantinya akan berpengaruh pada hasil permainan hompimpa tersebut.
Para pemain bisa menyebutkan kalimat yang sudah dijabarkan pada bagian sebelumnya untuk memulai proses permain. Pada saat kalimat ini diucapkan, setiap pemain bisa menarik telapak tangannya terlebih dahulu sembari memilih sisi bagian mana yang akan diperlihatkan.
Ketika kalimat berakhir, semua pemain harus secara serentak memperlihatkan bagian telapak tangan yang mereka pilih di tengah lingkaran. Proses yang satu ini mesti dilakukan oleh setiap pemain secara serentak.
Jika ada pemain yang terlambat mengeluarkan telapak tangannya, maka proses permainan hompimpa ini akan dianggap batal. Nantinya proses permainan akan diulang kembali dari awal dengan tata cara yang sama.
Setelah semua pemain memperlihatkan telapak tangannya, bagian yang paling sedikit akan dinyatakan sebagai pemenang dan keluar dari permainan. Jika jumlah pemain yang tinggal masih lebih dari dua orang, maka proses permainan hompimpa ini akan diulang kembali.
Ketika jumlah pemain hanya tersisa dua orang, maka proses selanjutnya akan dilanjutkan dengan suit untuk menentukan pihak yang kalah dan menang. Biasanya suit antarpemain ini menggunakan jari jempol, telunjuk, dan kelingking dalam prosesnya.
Aturan suit ini juga sederhana, yakni jari jempol bisa mengalahkan telunjuk, telunjuk bisa mengalahkan kelingking, dan kelingking bisa mengalahkan jempol. Kedua pemain yang tersisa akan saling adu ketangkasan untuk bisa keluar sebagai pemenang.
Nantinya permainan ini akan berakhir ketika pemain yang kalah sudah ditemukan. Biasanya pemain yang kalah dalam hompimpa ini akan bertugas sebagai penjaga dalam permainan tradisional lain yang dimainkan bersama-sama.
Sumber:
- Yulita, Rizki. Permainan Tradisional Anak Nusantara. Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, 2017.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News