tren doom spending pelarian emosional yang bikin dompet menjerit - News | Good News From Indonesia 2024

Tren Doom Spending, Pelarian Emosional yang Bikin Dompet Menjerit!

Tren Doom Spending, Pelarian Emosional yang Bikin Dompet Menjerit!
images info

Tahukah Kawan, ada sebuah tren baru yang mulai menjadi perhatian khusus, terutama di kalangan generasi muda, termasuk Gen Z?

Tren ini disebut doom spending, yaitu kebiasaan menghabiskan uang secara impulsif untuk meredakan stres dan kecemasan terkait ketidakpastian ekonomi, hubungan internasional, serta berbagai krisis global lainnya.

Bagi sebagian orang, ini mungkin terasa seperti bentuk self-reward, namun perilaku ini bisa memberikan dampak negatif pada kondisi finansial jangka panjang.

Apa itu Doom Spending?

Secara sederhana, doom spending adalah perilaku belanja yang dipicu oleh dorongan emosional, bukan kebutuhan mendesak. Biasanya, perilaku ini terjadi ketika seseorang merasa tertekan oleh situasi krisis, seperti resesi ekonomi atau pandemi, sehingga berbelanja dianggap sebagai cara untuk mendapatkan kenyamanan atau pelarian sementara.

Bedanya dengan retail therapy yang bertujuan untuk meredakan masalah pribadi seperti percintaan atau karir, doom spending lebih dipengaruhi oleh kekhawatiran terhadap faktor eksternal seperti ketidakstabilan ekonomi global.

Kawan GNFI, walaupun membeli barang mungkin memberikan kebahagiaan sementara, kebiasaan ini bisa membawa dampak buruk dalam jangka panjang. Tidak jarang, setelah membeli sesuatu, seseorang justru merasa menyesal karena pengeluaran tersebut tidak sepenuhnya dibutuhkan. Hal ini berpotensi mempengaruhi kesehatan finansial dan menciptakan siklus utang yang semakin menumpuk.

Mengapa Doom Spending Terjadi?

Ada beberapa alasan mengapa perilaku doom spending semakin marak terjadi, terutama di kalangan generasi muda. Menurut beberapa penelitian, berikut beberapa faktor pemicunya:

1. Kecemasan dan Ketidakpastian Ekonomi

Kawan GNFI, saat ini banyak orang merasa cemas dengan masa depan mereka, terutama terkait situasi ekonomi yang tidak stabil. Ketidakpastian ini mendorong sebagian besar dari kita merasa kehilangan kendali. Nah, belanja menjadi semacam pelarian untuk menciptakan rasa 'kendali' sementara di tengah kekhawatiran tersebut.

2. Stres dan Tekanan Sosial

Selain faktor ekonomi, media sosial juga memberikan tekanan tersendiri. Berbagai platform seperti Instagram dan TikTok kerap menampilkan gaya hidup glamor, yang seringkali memancing kita untuk ikut-ikutan agar terlihat 'sukses'. Akibatnya, kita terdorong untuk terus membeli barang-barang yang sebenarnya tidak kita butuhkan.

3. Diskon dan Promosi

Siapa yang tidak tergoda dengan diskon besar-besaran? Banyak merek dan toko online menawarkan potongan harga yang membuat kita merasa sayang untuk dilewatkan. Namun, seringkali hal ini justru membuat kita belanja secara impulsif tanpa memikirkan dampak jangka panjangnya.

Dampak Doom Spending pada Keuangan Pribadi

Tampak seorang pria sedang berpikir keras karena mengalami stres
info gambar

Meskipun terlihat menyenangkan di awal, doom spending bisa merusak kondisi keuangan pribadi jika tidak dikendalikan. Berikut beberapa dampak negatif yang mungkin terjadi:

1. Utang yang Menumpuk

Pengeluaran yang tidak terkendali, terutama menggunakan kartu kredit, bisa dengan cepat memicu utang yang menumpuk. Hal ini tentu akan membebani finansial Kawan GNFI dalam jangka panjang.

2. Penurunan Kesehatan Finansial

Semakin banyak uang yang dihabiskan, semakin kecil pula kemampuan untuk menabung atau berinvestasi. Padahal, dua hal ini sangat penting untuk memastikan kestabilan finansial di masa depan.

3. Stres Finansial

Ironisnya, belanja untuk menghilangkan stres bisa berujung pada stres finansial lebih lanjut. Siklus ini sulit diputuskan, dan semakin lama, Kawan GNFI bisa merasa lebih tertekan karena masalah utang yang kian membesar.

Bagaimana Cara Mengatasi Doom Spending?

Untuk menghindari dampak buruk dari doom spending, ada beberapa strategi yang bisa Kawan GNFI terapkan. Berikut ini beberapa tips yang dapat membantu mengendalikan pengeluaran:

1. Mengenali Pemicu Emosional

Kawan GNFI, penting sekali untuk memahami apa yang menjadi pemicu utama keinginan belanja impulsif. Apakah itu stres karena pekerjaan, kekhawatiran tentang masa depan, atau pengaruh media sosial? Dengan mengenali pemicunya, kita bisa lebih waspada dan sadar ketika dorongan untuk berbelanja muncul.

2. Tetapkan Anggaran Belanja

Menyusun anggaran adalah langkah bijak untuk menjaga kesehatan finansial. Tentukan batas pengeluaran yang jelas, baik untuk kebutuhan pokok maupun hiburan. Dengan memiliki panduan keuangan yang tegas, Kawan GNFI bisa lebih disiplin dalam mengatur pengeluaran.

3. Praktikkan Mindful Spending

Cobalah untuk lebih bijaksana sebelum membeli sesuatu. Tanyakan pada diri sendiri, apakah barang yang akan dibeli benar-benar diperlukan atau hanya sekadar dorongan emosional sesaat? Dengan melatih diri untuk berpikir sebelum berbelanja, Kawan GNFI bisa mengurangi belanja impulsif.

4. Manfaatkan Alat Manajemen Keuangan

Saat ini, sudah banyak aplikasi keuangan yang dapat membantu melacak pengeluaran kita. Gunakan aplikasi tersebut untuk melihat pola belanja dan mengevaluasi kebiasaan keuangan secara berkala. Dengan begitu, Kawan GNFI bisa lebih mudah mengidentifikasi di mana saja pengeluaran yang perlu dikurangi.

Doom spending adalah fenomena yang muncul sebagai bentuk pelarian emosional dari kecemasan dan ketidakpastian hidup. Walaupun bisa memberikan rasa bahagia sesaat, dampaknya pada kesehatan finansial bisa sangat merugikan.

Oleh karena itu, sangat penting bagi Kawan GNFI untuk memahami pemicu emosional dan mengambil langkah-langkah yang tepat agar tidak terjebak dalam siklus pengeluaran yang merugikan.

Dengan menerapkan pengelolaan keuangan yang bijak, Kawan GNFI tidak hanya menjaga kesehatan finansial, tetapi juga dapat meraih stabilitas yang lebih baik untuk masa depan.

 

Sumber artikel:

  1. https://www.rri.co.id/lain-lain/1005455/tren-doom-spending-yang-dinilai-merugikan-gen-z
  2. https://stekom.ac.id/artikel/apa-itu-doom-spending-dan-bagaimana-mengatasinya
  3. https://www.vogue.co.uk/article/what-is-doom-spending

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

NA
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.