mengenal keindahan batik jumputan dan pembuatannya - News | Good News From Indonesia 2024

Telusuri Pesona Batik Jumputan dan Proses Pembuatannya

Telusuri Pesona Batik Jumputan dan Proses Pembuatannya
images info

Batik, sebagai warisan budaya Indonesia, memiliki banyak ragam teknik yang unik. Salah satu yang tak kalah menarik adalah batik jumputan, yang dikenal dengan teknik ikat celup atau tie-dye.

Kain batik jumputan menawarkan keindahan corak yang berbeda-beda dan warna yang mencolok. Tak heran nih Kawan, jenis batik ini sering menjadi pilihan dalam berbagai produk mode dan kerajinan.

Mengenal Batik Jumputan

Batik jumputan adalah salah satu jenis batik yang dibuat dengan teknik ikat celup. Kata jumput berasal dari Bahasa Jawa yang artinya memungut atau mengambil dengan semua ujung jari tangan (Ningsih, 2013).

Proses ini melibatkan pengikatan kain di beberapa bagian untuk menghasilkan pola tertentu sebelum kain dicelupkan ke dalam pewarna.

Pola yang dihasilkan biasanya berupa lingkaran-lingkaran, garis-garis, atau motif yang abstrak dan berulang. Hasil akhir dari batik jumputan sangat unik karena pola yang terbentuk tergantung pada cara ikat dan seberapa kuat ikatan dilakukan.

Keistimewaan batik jumputan ada pada kesederhanaan dan keindahannya pada proses pembuatan dan tiap polanya. Pola-pola yang dihasilkan cenderung asimetris dan tidak seragam, memberikan kesan artistik yang berbeda pada setiap kainnya.

Inilah yang membuat batik jumputan sering dianggap sebagai batik yang dinamis dan penuh variasi.

Baca juga: Menilik Sejarah dan 11 Jenis Motif Batik Jumputan yang Unik dan Khas

Sejarah Singkat Batik Jumputan

Batik jumputan bukanlah teknik yang baru. Tradisi pembuatan kain dengan metode ikat celup telah ada sejak lama dan ditemukan di berbagai budaya.

Awal mulanya, teknik ikat celup berasal dari Tiongkok yang kemudian menyebar ke India sebelum akhirnya sampai ke Nusantara.

Menurut Chotib and Aziz (2020), pedagang India memperkenalkan teknik ini melaluiĀ perdagangan, dan masyarakat lokal tertarik dengan keindahan corak serta ragam warna yang dihasilkannya.

Kain yang diwarnai dengan teknik ikat celup memiliki daya tarik tersendiri karena coraknya yang berwarna-warni dan keunikannya.

Teknik ini lalu berkembang dan banyak digunakan di berbagai daerah seperti Palembang di Sumatra, Kalimantan Selatan, Jawa, hingga Bali.

Di Jawa, batik jumputan dikenal juga sebagai batik tritik atau plangkan, yang sering dipakai dalam upacara adat atau keperluan sehari-hari.

Selain itu, batik jumputan dikenal sebagai salah satu motif kain yang digunakan dalam acara pernikahan adat di Palembang.

Proses Pembuatan Batik Jumputan

Proses pembuatan batik jumputan dimulai dengan memilih kain yang akan digunakan, biasanya dari bahan katun, sutra, atau rayon. Setelah kain siap, bagian-bagian tertentu dari kain tersebut diikat dengan tali, benang, atau karet sesuai dengan pola yang diinginkan.

Pengikatan inilah yang akan menentukan pola pada kain setelah dicelupkan ke dalam pewarna.

Berikut langkah-langkah dalam pembuatan batik jumputan dengan teknik ikat:

  1. Pengikatan Kain:

    Menentukan pola yang ingin dibuat dengan cara mengikat bagian-bagian tertentu pada kain menggunakan benang atau tali. Bagian yang diikat nantinya tidak akan terkena pewarna secara langsung, sehingga menghasilkan motif yang lebih terang atau kosong.
  2. Pewarnaan Kain:

    Setelah kain diikat, proses berikutnya adalah pencelupan kain ke dalam larutan pewarna. Kain dicelupkan berkali-kali hingga mendapatkan warna yang diinginkan. Pewarna alami atau pewarna sintetis dapat digunakan, tergantung preferensi dan jenis hasil yang diharapkan.
  3. Pengeringan:

    Setelah proses pencelupan selesai, kain kemudian dikeringkan. Proses ini bisa dilakukan dengan cara dijemur di bawah sinar matahari.
  4. Pembukaan Ikatan:

    Setelah kain kering, ikatan-ikatan pada kain dibuka. Pada tahap ini, pola yang diinginkan mulai tampak. Bagian yang diikat akan tetap berwarna putih atau lebih terang, sementara bagian lainnya akan memiliki warna sesuai pewarna yang digunakan.
  5. Finishing:

    Kain yang sudah selesai dicelup biasanya melalui proses finishing agar warnanya lebih tahan lama dan tidak mudah luntur. Kain bisa disetrika untuk memperhalus tekstur dan membuat warna lebih cerah.

Keindahan dan Kegunaan Batik Jumputan

Keindahan batik jumputan terletak pada variasi pola yang dihasilkan. Setiap kain memiliki corak yang berbeda, tergantung pada kreativitas dan keterampilan pengrajin dalam mengikat kain.

Corak ini menciptakan motif yang dinamis dan modern, sehingga batik jumputan sering digunakan untuk produk-produk busana, seperti pakaian, sarung, dan aksesoris lainnya.

Selain itu, batik jumputan juga menjadi pilihan populer dalam dekorasi rumah. Kain ini digunakan sebagai taplak meja, gorden, atau hiasan dinding, memberikan sentuhan etnik yang eksotis.

Baca juga: Cara Membuat Batik Jumputan, Batik Motif Tiongkok di Nusantara

Batik jumputan merupakan salah satu contoh dari kekayaan budaya batik Indonesia. Melalui proses sederhana yang melibatkan pengikatan dan pencelupan kain, tercipta motif yang unik dan memiliki nilai seni.

Proses pembuatannya yang tidak rumit, tetapi memerlukan keterampilan khusus, menjadikan batik jumputan sebagai salah satu produk kerajinan yang punya daya tarik tersendiri dan patut dibanggakan.

Sumber:

  • Chotib, R., & Aziz, S. (2020). Membatik Jumput Ikat Dusun Sukoyuwono Desa Palaan Kecamatan Ngajum Kabupaten Malang. At Tamkin Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 2.
  • Ningsih, Rini 2013. Mengenal Batik Jumputan. Yogyakarta: Adicita Karya Nusa.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

SF
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.