smilax nageliana tumbuhan endemik jawa timur yang kini di ambang kepunahan - News | Good News From Indonesia 2024

Smilax nageliana, Tumbuhan Endemik Jawa Timur yang Kini di Ambang Kepunahan

Smilax nageliana, Tumbuhan Endemik Jawa Timur yang Kini di Ambang Kepunahan
images info

Kelompok tumbuhan endemik merupakan salah satu jenis tumbuhan yang rentan punah. Kelompok ini memiliki karakter tumbuh secara alami di satu wilayah geografis yang populasinya sedikit pada area yang kecil dengan habitat yang spesifik. 

Salah satu spesies endemik nasional yang terdapat di Jawa Timur adalah tumbuhan Smilax nageliana. Berdasarkan data Herbarium Bogoriense, Smilax nageliana hidup di kawasan Gunung Kawi, Jawa Timur dan Ranu Darungan, Lumajang.

Persebaran tumbuhan itu sangat sempit (narrow endemic) dan status konservasinya dalam Daftar Merah International Union for Conservation of Nature (IUCN) belum diketahui. 

“Pemahaman yang minim tentang konservasi terhadap tumbuhan endemik nasional semakin mengancam keberadaan tumbuhan Smilax nageliana. Masyarakat lokal banyak yang belum memiliki pengetahuan tentang tumbuhan endemik ini,” ungkap Peneliti Ahli Pertama Pusat Riset Ekologi dan Etnobiologi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Siti Sofiah.

Eksploitasi Smilax nageliana

Dilansir dari laman brin.go.id, Smilax nageliana banyak dimanfaatkan untuk pakan ternak, sehingga upaya konservasi sangat penting dilakukan.

Menurut Siti, meningkatnya laju tingkat kepunahan Smilax nageliana di Indonesia disebabkan oleh pola perilaku konsumtif manusia, eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan, dan pemahaman konservasi yang minim. 

Jenis Smilax nageliana memiliki karakter unik. Populasi tumbuhan ini bersifat mengelompok dan banyak berada di daerah berlereng. 

Ditinjau dari aspek ekologi, dalam struktur populasi Smilax nageliana di kawasan Ranu Darungan dan Gunung Kawi, Jawa Timur, diketahui tidak banyak individu tumbuhan ini yang ditemukan di lapangan.

Siti menerangkan, di kawasan Ranu Darungan, individu dewasa yang ditemukan hanya berjumlah 13, dengan individu anakannya berjumlah 368. Sementara di kawasan Gunung Kawi, pihaknya hanya menemukan 50 individu, di mana, 3 diantaranya adalah individu dewasa, sisanya masih berupa anakan.

“Dari kedua ini, dapat terlihat bahwa struktur populasi menyerupai J terbalik, yang artinya semakin kecil tahap pertumbuhan, semakin banyak individu yang ada,” terangnya.

Baca juga Terungkap Alasan Hewan dan Tumbuhan Jarang Ada yang Berwarna Biru

Riset Upaya Konservasi

Saat ini, Siti sedang melakukan kegiatan riset dengan menganalisis status taksonomi dan status konservasi berdasarkan ekologi, pengembangkan metode teknik perbanyakan, menggali potensi pemanfaatan dan kearifan lokal masyarakat, serta melakukan pengembangkan strategi konservasi.

Dia merinci kegiatan penelitiannya terhadap upaya konservasi Smilax nageliana. Penelitian ini dilaksanakan pada September 2021 hingga Agustus 2022 di kawasan Ranu Darungan, Lumajang, serta Gunung Kawi, Jawa Timur dengan mengembangkan potensi sumber daya tumbuhan Smilax nageliana

“Memang di Indonesia tumbuhan ini hanya ditemukan di lokasi penelitian tersebut. Sehingga, dengan adanya analisis dampak konservasi dan bioprospeksi, diharapkan keberlanjutan spesies dan ekologisnya dapat berlangsung baik untuk keberadaan tumbuhannya itu sendiri,” tuturnya.

Apa strategi konservasinya?

Strategi konservasi Smilax nageliana dilakukan Siti dengan menggunakan dua pendekatan pemodelan. Pertama, pemodelan untuk kesesuaian habitat/habitat suitability, dengan variabel peubah bebasnya terdiri dari iklim, pH tanah, ketinggian tempat, kelerengan, arah kelerengan, suhu permukaan, dan variabel vegetatif tumbuhan. 

Sementara pemodelan kedua, menggunakan pendekatan Partial Least Squares, dengan menggunakan program smartPLS 15.

Untuk menganalisis model konservasi Smilax nageliana, Siti menggunakan metode analisis SWOT, dengan melakukan survei dan wawancara pada masyarakat lokal dan instansi pemerintah berwenang dan tokoh kunci.

Sebagai informasi, spesies endemik memiliki pengaruh terbesar pada tingkat kepunahan global. Berdasarkan data WWF, tahun 2023 tingkat kepunahannya secara global telah mencapai 0,01 persen, atau sebanding dengan antara 200 hingga 2000 terjadi setiap tahunnya.

Di Indonesia sendiri, kekayaan spesies tumbuhan Indonesia terus menurun dikarenakan kehilangan habitatnya, eksploitasi berlebih, faktor biologi, dan faktor alam. Sehingga, berdasarkan Daftar Merah IUCN per tahun 2022, 778 spesies telah terancam kepunahan. 

Baca juga Biji Fosil Raksasa dari Indonesia Bawa Wawasan Baru tentang Migrasi Tumbuhan Purba

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Firdarainy Nuril Izzah lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Firdarainy Nuril Izzah.

FN
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.