3 ragam motif batik terpopoler dan makna filosofisnya - News | Good News From Indonesia 2024

Inilah 3 Ragam Motif Batik Terpopuler dan Makna Filosofisnya

Inilah 3 Ragam Motif Batik Terpopuler dan Makna Filosofisnya
images info

Batik merupakan salah satu warisan budaya Indonesia yang telah diakui dunia dan secara resmi oleh UNESCO di tahun 2009 sebagai Budaya Tak Benda Warisan Manusia. Di balik corak dan motifnya, batik menyimpan berbagai makna filosofis yang penuh akan nilai kehidupan, spiritualitas, dan kebijaksanaan.

Dari berbagai jenis motif batik, ada tiga motif yang sangat populer dan sering digunakan baik untuk acara formal maupun kasual.

Yuk, Kawan! Simak motif batik apa saja yang populer dan makna filosofis di baliknya.

Batik Parang

Batik Parang yang didominas dengan warna coklat
info gambar

Motif Parang merupakan salah satu motif batik tertua di Indonesia. Parang berasal dari kata "pereng" yang berarti lereng atau tebing. Motif ini berbentuk garis-garis miring menyerupai ombak laut yang tak pernah berhenti.

Secara filosofis, motif Parang melambangkan perjuangan hidup yang tak pernah putus dan semangat yang terus-menerus mengalir. Motif ini juga memiliki makna kekuatan, ketangguhan, dan pantang menyerah dalam menghadapi berbagai tantangan hidup.

Mengutip dari Taufiqoh et al. (2018), motif parang meggambarkan pertarungan antara manusia yang melawan kejahatan. Hal ini diartikan sebagai pertarungan yang dilakukan dengan mengendalikan diri dari segala hal buruk sehingga manusia bisa menjadi bijaksana dan mulia.

Dulu, motif Parang hanya boleh digunakan oleh keluarga kerajaan, khususnya para raja dan bangsawan. Penggunaan motif ini menjadi simbol kewibawaan, kebijaksanaan, dan keberanian dalam memimpin. Hingga saat ini, motif Parang masih dianggap sakral dan sering dipakai dalam upacara adat atau acara resmi, terutama di kalangan keraton.

Batik Kawung

Batik Kawung dengan 4 kelopak berwarna putih dan latar berwarna kecoklatan
info gambar

Motif Kawung termasuk dalam motif batik klasik yang berasal dari daerah Jawa Tengah dan Yogyakarta. Motif ini berbentuk lingkaran yang menyerupai buah aren atau kolang-kaling yang disusun.

Kawung juga bisa diartikan sebagai simbol sumber energi universal dengan empat oval motif dan bentuk salib diantanya yang melambangkan keseimbangan hidup (Taufiqoh et al., 2018).

Secara filosofis, motif Kawung melambangkan kesucian, kemurnian, dan panjang umur. Dalam budaya Jawa, motif ini sering dikaitkan dengan makna pengendalian diri dan usaha untuk mencapai kesempurnaan batin.

Di masa lalu, motif Kawung biasanya hanya digunakan oleh keluarga kerajaan atau pejabat tinggi, sebagai simbol dari kekuatan dan keagungan yang tersembunyi. Saat ini, motif ini banyak digunakan oleh masyarakat umum sebagai simbol harapan dalam kehidupan.

Baca juga: Asal-Usul, Motif, dan Makna Batik Kawung

Batik Mega Mendung

Batik Mega Mendung yang memiliki gradasi warna biru
info gambar

Motif Mega Mendung berasal dari Cirebon dan menjadi salah satu ikon batik yang sangat dikenal. Sesuai dengan namanya, motif ini berbentuk seperti awan yang bergulung-gulung dengan warna gelap seperti merah tua, hijau tua, biru tua dan sebagainya.

Makna dari motif ini adalah kesabaran dan ketenangan dalam menghadapi situasi sulit atau saat "awan gelap" datang. Awan mendung dalam budaya Jawa juga menggambarkan kesuburan dan kehidupan, karena setelah mendung biasanya akan turun hujan yang akan menyuburkan pertanian.

Motif Mega Mendung juga erat kaitannya dengan akulturasi budaya lokal dan budaya Tiongkok. Tri Laksono et al. (2021) menjelaskan motif ini berawal dari kedatangan bangsa Cina ke Cirebon dan ditandai dengan pernikahan Sunan Gunung Jati dan Putri Ong Tien.

Datangnya Cina turut menularkan kesenian khas kepada masyarakat pribumi, dari pembuatan piring, keramik, hingga motif kain sutra yang ada pada Dinasti Ming dan Ching.

Hal ini mempengaruhi bentuk motif dari lukis batik yang terlihat masih ada jejak budaya Tionghoa. Dalam budaya Cina, awan digambarkan sebagai nirwana yang berarti abadi dan bebas.

Selain itu, motif ini juga menggambarkan ajaran Islam yang dibawa oleh Sunan Gunung Jati di Cirebon. Bentuk awan yang mengalir dan lembut mencerminkan sifat rendah hati dan toleransi dalam menjalani kehidupan. Motif ini sering digunakan dalam berbagai acara adat di Cirebon dan sekitarnya, serta menjadi favorit di kalangan pecinta batik di seluruh Indonesia dan mancanegara.

Baca juga: Mengenal Batik Ciprat Khas Magetan, Ternyata Dibuat Oleh Penyandang Disabilitas!

Kawan GNFI, Batik bukan hanya sekadar kain bermotif, tetapi juga merupakan warisan budaya yang kaya akan makna. Dengan memahami makna di balik motif-motif ini, kita bisa lebih menghargai kekayaan budaya Indonesia.

 

Sumber:

  • Nurhasanah, I. (2015). Batik Indonesia: Filosofi dan Sejarahnya. Yogyakarta: Balai Kajian Budaya Nusantara.
  • Taufiqoh, B. R., Nurdevi, I., & Khotimah, H. (2018). BATIK SEBAGAI WARISAN BUDAYA INDONESIA. Prosiding Seminar Nasional Bahasa Dan Sastra Indonesia (SENASBASA), 2(2).
  • Tri Laksono, P., Ayu Dwi Ratnasari, S., & Dwi Agustina, R. (2021). Cakrawala Indonesia Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing Tingkat Mahir. UNISMA PRESS.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

SF
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.