Indonesia dan Kanada semakin mendekati kesepakatan dalam perundingan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif (Indonesia-Canada Comprehensive Economic Partnership Agreement/ICA-CEPA). Perundingan ini diharapkan akan selesai pada akhir 2024.
Pada 23 September 2024, Indonesia dan Kanada secara resmi membuka perundingan putaran ke-9 ICA-CEPA di Toronto, Kanada. Perundingan ini dijadwalkan berlangsung hingga 27 September 2024.
Putaran ini dipimpin oleh Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan RI, Djatmiko Bris Witjaksono, yang mewakili Indonesia, sementara Kanada diwakili oleh Associate Assistant Deputy Minister Global Affairs, Aaron Fowler.
Djatmiko menyatakan bahwa perundingan putaran ke-9 ini merupakan bukti dari keseriusan kedua negara untuk segera menyelesaikan perundingan ICA-CEPA sesuai dengan komitmen yang telah disepakati.
“Kedua pihak memiliki semangat dan aspirasi yang sama untuk bersikap pragmatis dan fleksibel agar dapat segera menyelesaikan perundingan ICA—CEPA pada akhir tahun ini,” ujar Djatmiko.
Fokus Isu Runding: Mencapai Kemajuan di Berbagai Sektor
Perundingan putaran ke-9 akan membahas 16 isu runding, termasuk pengadaan pemerintah, kerja sama ekonomi dan teknis, sanitasi dan fitosanitasi, serta prosedur asal barang. Indonesia juga mengusung diskusi mengenai mineral kritis, sebagai salah satu topik penting dalam perundingan ini.
Johni Martha, Direktur Perundingan Bilateral Kemendag RI sekaligus Deputy Chief Negotiator ICA-CEPA, optimis bahwa perundingan ini akan mencetak kemajuan yang signifikan
Ia menambahkan bahwa fleksibilitas dari kedua belah pihak sangat diperlukan untuk mencapai kesepakatan yang bermanfaat bagi ekonomi kedua negara.
“Fleksibilitas kedua belah pihak sangat diperlukan. Fleksibilitas menjadi indikasi keseriusan kedua negara dalam mendukung percepatan penyelesaian perundingan,” jelas Johni.
Salah satu fokus utama dari perundingan ini adalah akses pasar barang, jasa, dan investasi. Kedua negara sepakat untuk mempertimbangkan kepentingan ekonomi dan sensitivitas sektoral masing-masing, guna memaksimalkan manfaat ekonomi dari perjanjian ini.
Indonesia-Uni Emirat Arab Sepakat Tak Pakai Dolar untuk Transaksi Bilateral
Tonggak Sejarah dalam Hubungan Ekonomi Indonesia-Kanada
Penandatanganan ICA-CEPA yang dijadwalkan pada Desember 2024 diharapkan menjadi pencapaian bersejarah bagi hubungan perdagangan kedua negara.
Ini akan menjadi perjanjian perdagangan komprehensif pertama Indonesia di kawasan Amerika Utara, membuka peluang besar bagi peningkatan kerja sama perdagangan dan investasi antara Indonesia dan Kanada.
Perundingan sebelumnya, yaitu putaran ke-8 pada Juni 2024, telah berhasil menyelesaikan enam isu penting, termasuk kebijakan persaingan usaha, transparansi dan antikorupsi, telekomunikasi, serta prosedur kepabeanan dan fasilitasi perdagangan.
Indonesia-Vietnam Perkuat Kerja Sama Investasi, Kendaraan Listrik Jadi Target Baru
Perdagangan Indonesia-Kanada: Potensi Besar untuk Pertumbuhan
Berdasarkan data Kementerian Perdagangan RI, total perdagangan antara Indonesia dan Kanada pada periode Januari-Juli 2024 mencapai USD2,08 miliar. Dari jumlah tersebut, ekspor Indonesia ke Kanada tercatat sebesar USD811,50 juta, sementara impor dari Kanada mencapai USD1,27 miliar.
Pada tahun 2023, total perdagangan kedua negara mencapai USD3,44 miliar. Komoditas utama yang diekspor Indonesia ke Kanada mencakup perlengkapan telepon, hasil produksi atau limbah, karet alam, aksesori, dan koper. Di sisi lain, Indonesia mengimpor produk seperti gandum, pupuk, kedelai, dan serbuk kayu dari Kanada.
Melalui ICA-CEPA, kedua negara diharapkan dapat meningkatkan volume perdagangan serta membuka peluang baru untuk investasi di berbagai sektor strategis.
Perjanjian ini juga berpotensi mendorong kerja sama di bidang teknologi, sumber daya alam, serta energi, yang sangat relevan dengan kebutuhan pertumbuhan ekonomi di masa depan.
Kolaborasi dengan Mirae Asset, Bank DBS Indonesia Ciptakan 1 Juta Investor Baru Pasar Modal
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News