Di Kalimantan terdapat sebuah suku yang dikenal dengan kecantikannya. Suku tersebut ialah suku Benuak atau Benuaq.
Suku Benuaq merupakan suku yang tersebar di sekitar aliran sungai Mahakam, terutama di sekitar sungai Kedang Pahu di Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur.
Diketahui, Suku Benuaq merupakan bagian dari suku Dayak, rumpun Dayak Lawangan berbahasa Barito Timur. Dayak Lawangan sendiri merupakan sebutan bagi suku Dayak yang bermukim di Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur.
Tiwah, Prosesi Penyucian dan Penyempurnaan Arwah Menuju Keabadian di Suku Dayak Kalimantan
Dilansir dari Ensiklopedi Suku Bangsa di Indonesia, dalam legenda lisan yang tersebar secara turun temurun, orang dari suku ini merupakan masyarakat berasal dari kawasan yang berbatasan dengan Serawak (Malaysia).
Pada saat itu tengah terjadi peperangan sehingga masyarakat ini diusir dan berakhir bertempat tinggal di suatu tempat di Kalimantan Timur yang bernama Benuaq.
Dari legenda inilah muncul nama suku Benuak atau Benuaq.
Akan tetapi, sumber lain mengatakan bahwa kata “Benuaq” merupakan istilah/penyebutan orang Kutai untuk masyarakat yang telah berbeda dengan kelompok Dayak lainnya. Sebab, suku Benuaq disebut telah lebih dulu meninggalkan sistem hidup secara nomaden dibandingkan suku Dayak lainnya.
Sosok Nyai Balau: Wanita Sakti dari Suku Dayak yang Diabadikan dalam Teater
Budaya Suku Benuaq yang Memelihara Kecantikan
Suku Benuaq dikenal dengan kecantikan yang dimiliki oleh para wanitanya. Hal ini tidak terlepas dari budaya suku Benuaq yang selalu menjaga dan merawat dirinya dengan memanfaatkan aneka bahan dari alam.
Mereka dikenal sebagai masyarakat yang menggunakan daun-daunan, akar-akaran, dan kulit kayu sebagai sumber bahan ramuan kosmetik tradisional. Bahkan, mereka masih melestarikan resep-resep dari nenek moyangnya hingga saat ini.
Misalnya, masyarakat suku Benuaq mencuci rambut dengan akar pohon brem puyut atau akar langit wakai untuk menjaga rambutnya agar tetap hitam berkilau. Biasanya mereka juga menggunakan ramuan minyak kelapa yang dicampur dengan kemiri bakar untuk menjaga agar rambut tetap hitam.
Sementara itu, masyarakat suku Benuaq mencuci muka menggunakan daun bekangin, daun yang dapat menghasilkan busa seperti sabun untuk mencegah kulit dari jerawat.
Meskipun hidup dengan sumber daya alam, suku Benuaq dikenal sebagai suku yang sangat menjaga dan melestarikan alam. Bahkan, suku Benuaq percaya bahwa segenap alam semesta termasuk tumbuh-tumbuhan dan hewan harus diperlakukan sebaik-baiknya dengan penuh kasih sayang.
Cerita Sape: Alat Musik yang Diajarkan oleh Para Dewa pada Warga Dayak
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News