mobil listrik tiongkok ungguli mobil tradisional asia tenggara muncul sebagai pasar utama - News | Good News From Indonesia 2024

Mobil Listrik Tiongkok Ungguli Mobil Tradisional, Asia Tenggara Muncul sebagai Pasar Utama

Mobil Listrik Tiongkok Ungguli Mobil Tradisional, Asia Tenggara Muncul sebagai Pasar Utama
images info

Penjualan kendaraan listrik (EV) di Tiongkok telah melampaui kendaraan konvensional, menandai pergeseran signifikan dalam industri otomotif. Namun, pasar EV di Tiongkok kini menghadapi tantangan terkait persaingan harga dan kelebihan kapasitas.

Untuk mengatasi tantangan ini, merek-merek Tiongkok menargetkan pasar internasional, terutama Asia Tenggara yang menunjukkan potensi besar. Kawasan ini membutuhkan investasi infrastruktur yang signifikan hingga $2,8 triliun pada tahun 2030, menurut The Diplomat.

Penjualan EV di Asia Tenggara juga tumbuh pesat, dipimpin oleh merek seperti BYD dari Tiongkok dan VinFast dari Vietnam. Merek-merek ini mulai menggantikan dominasi kendaraan bermesin pembakaran internal dari perusahaan Jepang dan Korea.

Menurut Counterpoint Research, lebih dari 70% penjualan EV di kawasan ini berasal dari merek-merek Tiongkok, dengan BYD memimpin pasar. Faktanya, pada kuartal pertama tahun lalu, 75% dari semua EV yang terjual di Asia Tenggara diproduksi oleh perusahaan Tiongkok, menunjukkan pergeseran signifikan di pasar otomotif regional.

Permintaan EV di Asia Tenggara akan sebagian besar dipenuhi oleh perusahaan Tiongkok, dengan pangsa pasar mereka meningkat dari 38% pada 2022 menjadi hampir 75% pada 2023.

Ekspansi EV Tiongkok di Asia Tenggara

Produsen kendaraan listrik (EV) Tiongkok sedang memperluas kehadiran mereka di Asia Tenggara dengan meningkatkan produksi di Indonesia, Malaysia, dan Vietnam.

BYD membuka showroom pertamanya di Vietnam pada Juli 2023 dan berencana membangun pabrik di sana, meskipun rencana ini tertunda akibat perlambatan pasar global.

Indonesia juga berencana memproduksi 600.000 EV pada 2030 melalui kemitraan dengan perusahaan Tiongkok seperti Neta, Wuling, Chery, dan Sokon. Sementara itu, Malaysia akan bekerja sama dengan Geely untuk mendirikan pusat produksi EV di Tanjong Malim dengan kapasitas 500.000 kendaraan pada 2035.

Kebijakan Regional Mendukung Industri EV

Keberhasilan kendaraan listrik (EV) Tiongkok juga didorong oleh subsidi domestik dan "Rencana Pengembangan Industri Kendaraan Energi Baru Tiongkok (2021-2035)," yang telah mempengaruhi negara-negara Asia Tenggara untuk menetapkan target ambisius dalam produksi EV.

Thailand, misalnya, bertujuan agar kendaraan tanpa emisi mencapai 30% dari total produksi otomotifnya pada 2030, dan berupaya menjadi pusat EV global.

Indonesia secara aktif menarik investasi untuk produksi baterai EV dan berencana menjadi produsen baterai EV utama pada 2027. Selain itu, Malaysia akan memperpanjang pengecualian pajak dan bea untuk kendaraan listrik hingga 2025 dan 2027.

Sementara itu, Vietnam mendorong adopsi EV dengan subsidi untuk stasiun pengisian daya dan pembeli EV. Negara ini saat ini memiliki lebih dari 150.000 stasiun pengisian daya, sebagian besar dikelola oleh VinFast. Vietnam juga mengusulkan potongan harga $1.000 untuk pembeli kendaraan energi baru (NEV), plug-in listrik, dan mobil tenaga surya pada Agustus 2023.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Diandra Paramitha lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Diandra Paramitha.

DP
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.