Suku Bugis, berasal dari kata "To Ugi" yang berarti "orang Bugis", memiliki akar sejarah yang kaya di Kawasan Indonesia Timur (KTI).
Sebagai bagian dari kelompok etnis Deutro Melayu atau Melayu Muda, suku ini telah mendiami wilayah Sulawesi Selatan sejak lama. Keberadaan mereka telah menyatu dengan lanskap alam dan budaya pulau ini, seiring dengan suku-suku lain seperti Makassar, Mandar, dan Toraja. Bahasa Bugis menjadi perekat bagi masyarakatnya, memperkuat identitas dan ikatan sosial di antara mereka.
Salah satu aspek paling menonjol dari budaya Bugis adalah pengakuan terhadap keberagaman gender. Berbeda dengan budaya Indonesia secara keseluruhan yang hanya mengenal dua gender, yaitu laki-laki dan perempuan, masyarakat Bugis memiliki konsep gender yang jauh lebih inklusif. Mereka mengakui keberadaan lima jenis gender.
Konsep ini mirip dengan keberagaman gender di luar negeri yang mengakui adanya non biner, dan transgender, masyarakat Bugis harus menerima dan juga menghormati lima ragam gender ini.
Keberagaman gender ini telah menjadi bagian integral dari kehidupan sosial, budaya, dan spiritual mereka.
Apa saja jenis gender dalam suku Bugis? Berikut ulasan 5 jenis gender dalam suku Bugis!
Baca juga: Melihat Suku Bugis Lebih Dekat
1. Oroane (Laki-Laki)
Merupakan identitas gender laki-laki yang umum. Oroane seringkali berperan sebagai kepala keluarga dan terlibat dalam aktivitas ekonomi seperti pertanian dan perikanan dalam suku Bugis.
2. Makkunrai (Perempuan)
Merupakan gender feminin yang paling umum, dalam hal ini sama dengan perempuan. Makkunrai memiliki peran tradisional dalam mengurus rumah tangga, membesarkan anak, dan terlibat dalam kegiatan ekonomi rumah tangga.
3. Bissu
Bissu merupakan gender ketiga dalam suku Bugis, Ia memiliki peran penting dalam upacara adat dan ritual keagamaan. Bissu berperan seperti layaknya pendeta atau pemimpin spiritual. Suku Bugis mempercayai bahwa Bissu memiliki kekuatan supranatural dan menjadi penghubung antara dunia manusia dan dunia roh.
Baca juga: Selain Laki-laki dan Perempuan, Ada Gender Lain di Suku Bugis
4. Calabai (Laki-Laki yang Berperan Seperti Perempuan)
Merupakan individu yang secara biologis laki-laki, namun memiliki identitas gender dan peran sosial yang lebih dekat dengan perempuan. Calabai seringkali terlibat dalam aktivitas yang dianggap lebih feminin.
5. Calalai (Perempuan yang Berperan Seperti Laki-Laki)
Merupakan individu yang secara biologis perempuan namun memiliki identitas gender dan peran sosial yang lebih dekat dengan laki-laki. Calalai seringkali terlibat dalam aktivitas yang dianggap lebih maskulin.
Baca juga: Menengok 5 Jenis Gender dalam Masyarakat Bugis yang Eksis Sejak Abad 17
Peran setiap gender dalam masyarakat Bugis sangat fleksibel dan dapat berubah sesuai dengan konteks sosial dan budaya. Masyarakat Bugis umumnya menerima keberagaman gender sebagai bagian dari warisan budaya mereka.
Selain Oroane dan Makkunrai yang sama seperti perempuan & laki-laki, gender seperti Bissu, Calabai, dan Calalai memiliki tempat yang terhormat dalam masyarakat.
Keberadaan 5 gender dalam masyarakat Bugis menunjukkan penghargaan terhadap keberagaman manusia dan pentingnya setiap individu, terlepas dari identitas gender mereka.
Sistem gender yang unik ini adalah warisan budaya Bugis yang turun-temurun. Konsep ini juga diharapkan membuka wawasan Kawan tentang ragam gender dan identitas yang ternyata ada di suku Bugis.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News