Pada Agustus 2024, sebuah inisiatif baru lahir di Desa Oenoni, Kecamatan Amarasi, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur. Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam program KKN Kolaboratif 3T telah berhasil mendirikan Rumah K-Poinoni. Ini merupakan sebuah pusat pemberdayaan kreatif, produktif, dan inovatif yang ditujukan untuk kelompok rentan, termasuk disabilitas, perempuan kepala keluarga, dan lansia.
Mahasiswa yang berasal dari Universitas Jember dan UPN "Veteran" Jawa Timur ini, mengemban misi untuk tidak hanya mengabdi, tetapi juga meninggalkan dampak nyata yang berkelanjutan.
Melalui serangkaian pelatihan dan program, mereka berhasil mengajak perangkat desa hingga masyarakat Desa Oenoni untuk berpartisipasi aktif dalam meningkatkan kualitas hidup dan kemandirian ekonomi.
Proses pembangunan Rumah K-Poinoni digarap sejak (10/8), begitu rapat penentuan lokasi Rumah K-Poinoni selesai digelar di Balai Pertemuan Dusun III Desa Oenoni pada (9/8). Pembangunan Rumah K-Poinoni yang dikerjakan oleh para mahasiswa KKN beserta anggota dan perwakilan kelompok rentan ini memakan waktu dua minggu. Dari pagi hingga sore hari, atau hingga lembur malam dalam beberapa kesempatan, untuk membuat kandang ayam, lahan polikultur, hingga media aquaponik.
Rumah K-Poinoni berfungsi sebagai pusat kegiatan yang mengintegrasikan berbagai aspek pemberdayaan. Salah satu program unggulan yang dikembangkan adalah pelatihan budidaya polikultur dan aquaponik.
Polikultur melibatkan penanaman berbagai jenis tanaman seperti cabe dan sawi dalam satu lahan, sementara aquaponik memadukan budidaya ikan nila dengan sayuran kangkung dalam satu sistem yang saling mendukung. Kedua metode ini diharapkan dapat meningkatkan ketahanan pangan dan pendapatan masyarakat setempat.
Selain itu, Rumah K-Poinoni juga menjadi pusat produksi makanan olahan lokal. Mahasiswa KKN memberikan pelatihan pembuatan keripik dari ubi ungu dan ubi kayu yang merupakan hasil bumi unggulan desa. Produk-produk ini diharapkan dapat menjadi sumber pendapatan baru bagi kelompok rentan, sekaligus memperkuat identitas kuliner lokal.
Tidak hanya itu, untuk mendukung sektor peternakan yang merupakan salah satu mata pencaharian masyarakat di Oenoni, mahasiswa juga memperkenalkan teknologi pakan ternak fermentasi dan pembuatan Pupuk KoHe. Kedua inovasi tersebut dirancang untuk meningkatkan produktivitas ternak serta menjaga kesuburan tanah desa.
"Sebagai ketua kaum disabilitas di desa ini, saya sangat terkesan, sangat gembira sekali. Ketika adik-adik mahasiswa dari Jember tiba tanggal 25 Juli di desa kami. Dalam perjalanan mereka di sini ternyata kami dapat perubahan. Sekian lama tahun, kami kaum disabilitas tidak pernah disentuh langsung seperti ini. Namun, karena kedatangan adik-adik ini, membawa angin segar buat kami kaum disabilitas di Desa Oenoni ini, karena ada apa? Karena ada Rumah K-Poinoni, yang di sini memang betul-betul terjamin,” ujar Napoleon Ataupah, Ketua Kelompok Disabilitas Desa Oenoni I saat ditemui di kediamannya pada (21/08).
Lebih lanjut, Napoleon menyatakan, “Jadi ini bukan hanya cerita biasa, tetapi ini fakta yang betul-betul kami lihat di desa ini. Jadi mudah-mudahan Tuhan campur tangan sehingga ke depan kami, kaum disabilitas, bisa buat perubahan di desa ini demi kamajuan desa ini.”
Pelaksanaan program KKN ini juga tidak terlepas dari dukungan penuh masyarakat setempat dan pemerintah desa. Kolaborasi yang harmonis antara mahasiswa, masyarakat, dan pemerintah desa ini menjadi kunci sukses dalam mewujudkan Rumah K-Poinoni.
Berdirinya Rumah K-Poinoni, merupakan harapan baru bagi kelompok rentan Desa Oenoni untuk memberdayakan diri mereka sendiri, mengembangkan potensi lokal, dan mempersiapkan diri untuk masa depan yang lebih baik. Rumah K-Poinoni bukan hanya sekedar bangunan, tetapi simbol semangat untuk maju bersama.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News