Dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerah pedesaan, mahasiswa KKN-PPM Universitas Gadjah Mada (UGM) 2024 di Sawangan, Magelang, telah memperkenalkan alat inovatif yang dapat membantu petani dalam mengangkut hasil panen.
Alat yang dimaksud adalah katrol pengangkut hasil panen, yang dirancang untuk mempermudah dan mempercepat proses pengumpulan hasil pertanian.
Tantangan Petani di Sawangan
Sawangan yang dikenal dengan tanahnya yang subur, merupakan salah satu daerah pertanian penting di Indonesia. Namun, banyak petani di kawasan ini menghadapi tantangan dalam hal pengangkutan hasil panen karena perbedaan elevasi tanah yang cukup tinggi antara sawah dan jalan akses.
Untuk menjawab tantangan tersebut, tim Sowan Sawangan KKN PPM UGM 2024 memutuskan untuk memperkenalkan sistem katrol sebagai solusi praktis.
Tujuan dari penerapan alat ini adalah:
- Meningkatkan Efisiensi: Mempercepat proses pengangkutan hasil panen dari ladang ke tempat penyimpanan atau ke pasar.
- Mengurangi Beban Kerja: Membantu petani mengurangi tenaga fisik yang dibutuhkan dalam mengangkat dan memindahkan hasil panen.
- Meningkatkan Produktivitas: Dengan mengurangi waktu dan usaha yang diperlukan untuk pengangkutan, petani dapat fokus pada aspek lain dari pertanian mereka.
Desain dan Implementasi Katrol
Katrol ini dapat mengangkut hasil panen hingga 150 kg. Katrol ini idak hanya kuat, tetapi juga mudah dioperasikan oleh petani. Dilengkapi dengan tali yang mudah ditarik, katrol ini memungkinkan petani untuk mengangkat beban berat dengan usaha yang minimal.
Pemasangan katrol juga dirancang agar tidak memerlukan peralatan khusus, cukup menggunakan pohon atau tiang yang sudah ada di sekitar ladang. Fleksibilitas ini menjadikan katrol cocok digunakan di berbagai kondisi.
Manfaat bagi Petani
Penerapan katrol ini memberikan sejumlah manfaat signifikan bagi petani di Magelang:
- Peningkatan Efisiensi Waktu: Dengan adanya katrol, proses pengangkutan hasil panen menjadi lebih cepat. Hal ini memungkinkan petani untuk menyelesaikan pekerjaan dengan lebih efisien.
- Pengurangan Beban Kerja: Mengurangi beban kerja fisik yang berat, sehingga petani tidak perlu mengangkat hasil panen secara manual, yang dapat mengurangi risiko kelelahan dan cedera.
- Efisiensi Biaya: Dengan alat ini, petani dapat mengurangi kebutuhan tenaga kerja tambahan untuk mengangkut hasil panen, sehingga mengurangi biaya operasional.
- Peningkatan Kualitas Panen: Proses pengangkutan yang lebih hati-hati dan efisien dapat membantu mengurangi kerusakan pada hasil panen, sehingga kualitas produk tetap terjaga.
Respons Masyarakat dan Rencana ke Depan
Pengenalan alat ini mendapat sambutan hangat dari petani Dusun Gumuk karena inovasi ini dapat menjadi solusi sederhana yang efektif. Jaiz, salah satu warga Dusun Gumuk, mengungkapkan antusiasmenya.
“Adanya ide program kerja ini cukup membantu petani yang sawahnya menjadi uji coba pemasangan katrol dengan mengurangi pengankutan manual hasil panen. Harapan kedepannya, katrol tersebut dapat dikembangkan lagi sehingga dapat tercakupi lahan-lahan yang membutuhkan katrol untuk mengurangi beban angkut petani Dusun Gumuk,” sebutnya.
Setelah dilakukannya uji coba, tim katrol KKN-PPM UGM diberi amanah untuk mengembangkan lagi hasil rancangan desain. Selanjutnya, ini akan memperluas area pemasangan katrol tersebut untuk memperluas implementasi katrol di wilayah Desa Jati.
Mereka sangat terbuka untuk melakukan peningkatan desain dan teknologi agar alat ini semakin efektif dengan menyesuaikan kebutuhan lolal.
Inovasi katrol pengangkut hasil panen yang diperkenalkan oleh KKN PPM UGM 2024 Sowan Sawangan di Sawangan, Magelang merupakan contoh nyata bagaimana teknologi sederhana dapat memberikan dampak besar dalam kehidupan sehari-hari masyarakat.
Dengan desain yang praktis dan manfaat yang jelas, katrol ini telah membuktikan diri sebagai alat yang berharga dalam meningkatkan efisiensi dan produktivitas pertanian di kawasan pedesaan. Upaya tersebut menunjukkan komitmen mahasiswa UGM untuk berkontribusi dalam meningkatkan kesejahteraan petani dan mengatasi tantangan yang mereka hadapi.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News
