Bahaya kesehatan dapat mengancam lingkungan sekitar dari adanya perilaku kegiatan merokok. Sebagaimana dapat kawan GNFI lihat kegiatan merokok selalu menghasilkan asap yang berterbangan ke udara.
Namun juga terdapat benda kecil yang tak kasat menyebar ke berbagai permukaan di lingkungan sekitar saat seseorang melakukan kegiatan merokok, itulah disebut residu atau abu rokok.
Zat Berbahaya dari Sebatang Rokok
Sebuah batang rokok setidaknya mengandung 7 ribu bahan kimia. Senyawa yang dilepaskan dari bahan kimia tersebut terdiri dari 250 zat yang dapat memperburuk masalah kesehatan.
Sedangkan 70 zat lainnya yang dihasilkan oleh rokok dapat menyebabkan kanker. Bahaya rokok dapat diukur dari jumlah senyawa yang terkandung dalam asapnya.
Asap rokok mengandung sekitar 5.000 senyawa berbeda, dan beberapa di antaranya bersifat beracun bagi tubuh. Adapun zat-zat yang mengancam kesehatan tersebut diantaranya : karbon monoksida, nikotin, tar, hydrogen sianida, formaldehida, benzena, arsenik, kadmium dan amonia.
Bahaya Abu Rokok yang Menyebar pada Permukaan Benda
Sebuah penelitian dari Lawrence Berkeley National Laboratory, California, Amerika Serikat menyatakan bahwa residu atau abu rokok mengandung bahan beracun berupa zat berbahaya penyebab kanker atau yang disebut dengan tobacco-spesific nitrosamines (TSNAs). Zat ini dapat dengan mudah menempel pada permukaan benda yang berada disekitar area yang menjadi kegiatan merokok.
"TSNAs (tobacco-spesific nitrosamines) berpotensi menjadi zat karsinogenik yang muncul dari rokok yang belum dibakar atau asap rokok," ucap ahli kimia Hugo Destaillats yang berkontribusi dalam penelitian ini.
"Rokok yang dibakar akan melepaskan nikotin dalam bentuk uap air yang dengan mudah diserap oleh permukaan ruangan, seperti lantai, dinding, sofa, karpet, dan benda furnitur. Nikotin bisa bertahan dalam permukaan benda selama berhari-hari, bahkan sampai sebulan," papar Destaillats.
Baca juga : Menilik Rokok Elektrik, Bom Waktu Kesehatan Masyarakat Indonesia
Tak kalah berbahaya dari perokok aktif dan perokok pasif terhirup sisa debu buangan dari rokok juga menjadi kasus kesehatan yang membahayakan dalam cakupan lingkungan. Istilah ini disebut denngan third hand smoker yaitu seseorang yang terkena zat sisa asap rokok yang menempel di permukaan benda di sekitarnya.
Kasus ini lebih sering ditemui pada anggota keluarga yang memiliki riwayat merokok aktif dan tinggal dalam satu rumah.
Momok Menyakitkan itu Berasal dari Abu Rokok
Abu rokok dapat menjadi biang penyakit. salah satunya penyakit saluran pernafasan atau kita sebut dengan ISPA.
Kasus Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) di Indonesia masih menjadi salah satu penyakit yang sering dihadapi oleh masyarakat. Tidak heran penyakit ini sangat mudah menular ke sesama orang yang berkontak langsung dengan penderita.
Dilansir dari WHO bahwa angka kematian ISPA dapat mencapai 4,25 juta setiap tahun di dunia dan menurunkan usia harapan hidup sebesar 2,09 tahun pada penderita dengan kelompok yang beresiko tinggi banyak terjadi pada balita.
Balita yang belum memiliki sistem pertahanan dan organ pernapasan yang belum sempurna sangat rentan tertular penyakit ini. Jika balita berada atau menyentuh benda di lingkungan yang berdekatan dengan seorang perokok maka tak heran balita akan mudah terserang gejala ISPA berupa pilek dan batuk.
Di samping itu, abu rokok juga dapat memicu pengaktifan sel-sel kanker dalam tubuh manusia apabila terpapar dalam jangka waktu yang lama. Hal ini diperkuat kaitannya oleh penelitian dari seorang ahli biokimia Hang di tahun 2013 menunjukkan bahwa paparan abu rokok yang tertinggal di lingkungan dapat merusaka struktur sel hingga DNA sehingga saat terjadi kerusakan DNA menjadi pemicu sel kanker untuk bermutasi.
Baca Juga : Desa Tanpa Asap Rokok di Sulawesi Selatan
Tindakan Pencegahan
Aktivitas merokok dapat menimbulkan jejak berupa polusi udara serta meninggalkan sisa abu rokok di permukaan benda yang berada di dekatnya. Jika hal ini terus menerus dilakukan, maka risiko tertular penyakit akan mudah tersebar hanya melalui sentuhan pada benda-benda dan area lingkungan yang menjadi tempat aktivitas merokok tersebut.
Pencegahan yang bisa dilakukan adalah dengan tidak merokok sembarangan di dalam ruang atau rumah. Selain itu, setelah melakukan aktivitas merokok lakukan pembersihan keseluruhan badan seperti mengganti pakaian yang digunakan saat merokok serta langsung mencucinya. Mencuci tangan dengan sabun dan mandi.
Bentuk pencegahan ini tidak hanya untuk melindungi diri sendiri tetapi untuk kepentingan orang-orang disekitar lingkungan kita. Salam sehat kawan GNFI!
Sumber Referensi :
https://www.who.int/publications/i/item/9789241565707
https://iris.who.int/bitstream/handle/10665/324846/WHO-NMH-PND-19.1-ind.pdf
https://p2ptm.kemkes.go.id/tag/awas-racun-rokok-yang-menempel-di-perabotan-dan-bahayanya
https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/406/kandungan-rokok-yang-berbahaya-bagi-kesehatan
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News