Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN PPM) Universitas Gadjah Mada (UGM) kembali melaksanakan kegiatan pengabdian di Desa Jetis, Kecamatan Sambirejo, Kabupaten Sragen. Dalam rangkaian kegiatan ini, mahasiswa mengadakan sosialisasi mengenai bahaya berita hoax dan penipuan online kepada warga RT 18, Desa Jetis.
Kegiatan sosialisasi ini diadakan pada Minggu, 01 Agustus 2024, dan dihadiri oleh puluhan warga dari berbagai kalangan usia. Dua mahasiswa yang memimpin sosialisasi tersebut adalah Muhammad Firman, yang membahas tentang berita hoax, dan Bramudyanta Bintang Pradivsa, yang mengupas tuntas penipuan online.
Pentingnya Edukasi tentang Berita Hoax
Firman, salah satu mahasiswa KKN PPM UGM, membuka sesi sosialisasi dengan materi mengenai berita hoax. Firman menjelaskan bahwa berita hoax atau berita palsu adalah informasi yang dibuat dan disebarkan tanpa dasar kebenaran yang jelas, seringkali dengan tujuan menyesatkan atau menimbulkan kepanikan di masyarakat.
Ia menekankan bahwa di era digital seperti saat ini, penyebaran hoax semakin marak melalui berbagai platform media sosial.
Firman menjelaskan beberapa karakteristik berita hoax yang dapat dikenali, seperti judul yang sensasional, penggunaan bahasa yang provokatif, serta sumber berita yang tidak jelas atau tidak bisa diverifikasi.
“Salah satu cara efektif untuk menghindari termakan hoax adalah dengan selalu memeriksa kebenaran informasi sebelum membagikannya kepada orang lain,” ujarnya.
Ia juga mengajak warga untuk lebih kritis dalam menerima informasi, terutama yang berasal dari media sosial. “Jangan mudah percaya dengan informasi yang beredar. Selalu cek kebenarannya melalui sumber resmi atau media yang terpercaya,” tambah Firman.
Selama sesi tanya jawab, beberapa warga mengungkapkan bahwa mereka sering kali bingung membedakan antara berita yang benar dan hoax. Firman memberikan tips untuk memeriksa fakta dengan menggunakan situs-situs cek fakta yang tersedia secara online, serta selalu merujuk pada media yang kredibel.
Waspada terhadap Penipuan Online
Sesi kedua dilanjutkan oleh Bintang, yang menyampaikan materi mengenai penipuan online. Bintang menjelaskan bahwa seiring dengan perkembangan teknologi, berbagai modus penipuan online juga semakin beragam. Beberapa modus yang sering terjadi di antaranya adalah phishing, penipuan jual beli online, hingga pencurian identitas.
Bintang memaparkan contoh-contoh nyata kasus penipuan online yang telah memakan korban, baik dari segi materi maupun psikologis. Ia menekankan pentingnya menjaga kerahasiaan data pribadi, terutama yang terkait dengan akun perbankan atau informasi penting lainnya.
“Jangan pernah memberikan informasi pribadi, seperti nomor rekening atau kode OTP, kepada siapapun yang tidak dikenal, meskipun mereka mengaku dari pihak bank atau perusahaan resmi,” tegas Bintang.
Selain itu, Bintang juga memberikan tips bagaimana cara mengenali tanda-tanda penipuan online. Misalnya, penawaran yang terlalu bagus untuk menjadi kenyataan, email atau pesan yang meminta informasi pribadi, atau link yang mencurigakan.
“Selalu berhati-hati ketika menerima email atau pesan dari pihak yang tidak dikenal. Jika merasa ragu, lebih baik langsung menghubungi pihak terkait untuk memverifikasi kebenarannya,” tambahnya.
Pada sesi diskusi, beberapa warga menceritakan pengalaman mereka yang hampir menjadi korban penipuan online. Bintang memberikan saran agar warga lebih berhati-hati dan tidak ragu untuk melaporkan jika merasa telah menjadi target penipuan.
Antusiasme Warga
Kegiatan sosialisasi ini disambut baik oleh warga RT 18, Jetis, Sambirejo. Banyak dari mereka yang mengaku mendapatkan pengetahuan baru dan merasa lebih waspada terhadap ancaman berita hoax dan penipuan online.
“Kami sangat berterima kasih kepada mahasiswa KKN UGM yang sudah mau berbagi ilmu dan pengetahuan kepada kami. Sekarang kami jadi lebih tahu bagaimana cara mengenali berita hoax dan menghindari penipuan online,” ujar salah satu warga yang hadir.
Sosialisasi ini merupakan bagian dari upaya mahasiswa KKN PPM UGM dalam memberdayakan masyarakat desa melalui edukasi. Dengan adanya kegiatan seperti ini, diharapkan masyarakat Desa Jetis, khususnya warga RT 18, semakin cerdas dan bijak dalam menggunakan teknologi informasi di era digital ini.
Mahasiswa KKN PPM UGM berharap agar kegiatan semacam ini dapat terus dilaksanakan, tidak hanya di Desa Sambirejo, tetapi juga di berbagai daerah lainnya di Indonesia. Dengan demikian, masyarakat dapat terhindar dari dampak negatif teknologi, seperti berita hoax dan penipuan online, yang kian hari semakin meresahkan.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News