Padukuhan Sebatang, terletak di Kecamatan Kokap, Kulon Progo, adalah sebuah desa yang memancarkan keindahan pedesaan dan kearifan lokal yang mendalam. Dengan suasana yang tenang dan pemandangan alam yang mempesona, Padukuhan Sebatang menawarkan pesona khas desa yang menyatu harmonis dengan kehidupan sehari-hari masyarakatnya. Wilayah ini dikenal dengan kekuatan komunitasnya yang kuat dan tradisi yang masih terjaga, mencerminkan kekayaan budaya dan semangat gotong royong yang mengakar. Masyarakat Padukuhan Sebatang menjalani kehidupan yang dekat dengan alam, sambil terus melestarikan nilai-nilai yang telah diwariskan dari generasi ke generasi. Dalam konteks tersebut, peran sosial seperti Karang Taruna menjadi bagian integral dari dinamika komunitas, berfungsi sebagai wadah untuk mengembangkan potensi generasi muda dan menjaga keutuhan serta kesejahteraan masyarakat desa.
Di tengah pesona pedesaan Padukuhan Sebatang, Kecamatan Kokap, Hargowilis, terdapat sosok inspiratif yang telah lama menjadi pilar komunitasnya. Bapak Sutarja, seorang warga asli yang telah memegang amanah sebagai Ketua Karang Taruna selama satu dekade, mencerminkan dedikasi dan kepercayaan yang mendalam dari masyarakat sekitarnya. Selama sepuluh tahun, beliau telah menjabat dengan penuh komitmen, sebuah pencapaian yang tak hanya mencerminkan stabilitas dalam kepemimpinan, tetapi juga menyoroti tantangan yang dihadapi komunitas dalam mencari generasi penerus. Ketika minat untuk menjadi ketua Karang Taruna minim, Bapak Sutarja tetap menjadi teladan setia, memimpin dengan penuh tanggung jawab dan kecintaan terhadap kampung halaman yang telah membesarkannya.
Keberadaan Bapak Sutarja sebagai Ketua Karang Taruna selama sepuluh tahun bukan hanya sekadar sebuah jabatan, melainkan simbol keteguhan dan dedikasi yang menjadi landasan bagi perkembangan komunitas Padukuhan Sebatang.
Keberhasilan beliau dalam menjalankan peran tersebut mencerminkan kepercayaan tinggi dari warga, yang menganggapnya sebagai figur yang mampu menyatukan dan memajukan komunitas. Di balik masa jabatannya yang panjang, terdapat tantangan nyata dalam merekrut pengganti yang dapat melanjutkan estafet kepemimpinan.
Kurangnya minat dari anggota muda untuk terlibat dalam kepemimpinan Karang Taruna menunjukkan sebuah kebutuhan mendesak untuk mendorong partisipasi aktif dan membangkitkan semangat generasi penerus.
Dengan kehadiran Bapak Sutarja yang terus berkomitmen, harapan akan regenerasi dan kesinambungan kegiatan sosial di Padukuhan Sebatang tetap terjaga, meskipun tantangan tersebut terus menjadi pekerjaan rumah bagi komunitas.
Kali pertama tim kami bertemu beliau adalah di minggu pertama tim kami bermukim di Padukuhan Sebatang. Pada satu malam, kami bertamu ke rumah beliau dengan niat mengulik cerita mengenai kondisi masyarakat di sini. Kunjungan tersebut berujung tidak terlalu singkat, karena terdapat begitu banyak cerita mengenai masyarakat Sebatang yang kami dapat.
Selain itu, beliau banyak bercerita mengenai berbagai pengalamannya berbasis sosial kemasyarakatan, yang mana tidak hanya di Padukuhan Sebatang. Beliau bercerita bahwa awal mula karirnya ada pada bergabungnya beliau pada Pekerja Migran Indonesia (PMI).
Pada awal karirnya, beliau memulai karir dengan menjadi pekerja pabrik di Korea Selatan. Hal tersebut beliau jalani hingga pada awal tahun 2000-an. Hanya berniat untuk menjalankan pekerjaannya di Korea Selatan, ternyata beliau juga dipertemukan dengan calon istrinya, yang juuga pada saat itu sedang bekerja di sana.
Kembalinya ke Indonesia, beliau memulai untuk memperluas jaringan karirnya dalam bidang wirausaha, salah satunya dengan bergabung pada Perkumpulan Pendidik Kewirausahaan Indonesia (PERWIRA INDONESIA). Beliau mulai mengikuti organisasi tersebut saat berada di Yogyakarta. Serentetan pengalaman tersebut yang kemudian membuat beliau mendapat kepercayaan dari orang-orang di sekitarnya.
Berbeda dengan calon ketua karang taruna pada umumnya yang memang menginginkan jabatan, jabatan ketua karang taruna yang diemban ke Bapak Sutarja berawal dari paksaan teman sejawatnya pada saat itu.
Di suatu malam, beliau mendapat ajakan untuk hadir pada pertemuan rutin karang taruna, yang ternyata memiliki agenda untuk pergantian kepengurusan. Berbeda dengan teman lain yang datang dengan pakaian rapi, beliau datang dengan menggunakan setelan kaos dan sarung, mengira pertemuan tersebut hanyalah pertemuan non-formal dengan agenda berbincang-bincang antar anggota.
Karena pengalamannya dalam bidang kewirausahaan dan kepiawaiannya dalam bersosial hingga pada luar daerah, beliau ditunjuk dan dipaksa untuk menggantikan posisi sebagai Ketua Unit Karang Taruna Arben, yang merupakan unit karang taruna dari Padukuhan Sebatang. Tidak hanya disitu, perkiraan bahwa jabatannya hanya berakhir hanya satu sampai dua tahun ternyata keliru. Jabatan tersebut ternyata tidak berakhir selama sepuluh tahun lebih dari beliau dilantik, yaitu tahun 2010.
Perjalanan Bapak Sutarja selama lebih dari satu dekade sebagai Ketua Karang Taruna Padukuhan Sebatang menggambarkan esensi sejati dari kesukarelaan dan pengabdian. Dedikasinya yang tak tergoyahkan selama sepuluh tahun bukan hanya mencerminkan komitmennya terhadap kemajuan komunitas, tetapi juga menggambarkan semangat pelayanan yang tulus dan tanpa pamrih.
Dalam era di mana kepemimpinan seringkali menjadi tantangan besar, Bapak Sutarja telah membuktikan bahwa dengan tekad dan cinta yang mendalam terhadap kampung halaman, seseorang dapat membawa perubahan positif yang berkelanjutan.
Keberadaannya sebagai ketua yang terus-menerus menginspirasi, menjadi contoh nyata bagaimana ketulusan dalam mengabdi dapat memperkuat ikatan komunitas dan menciptakan dampak yang berarti.
Pengabdian beliau adalah sebuah warisan berharga yang diharapkan akan memotivasi generasi mendatang untuk meneruskan semangat pelayanan dan kepemimpinan dalam menjaga keutuhan dan kemajuan Padukuhan Sebatang.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News