Belakangan ini, media sosial dihebohkan dengan berbagai kasus kekerasan dalam keluarga, seperti perceraian dan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang terjadi di rumah tangga suami dan istri di berbagai daerah.
Hal ini tentunya mengundang perhatian dari seluruh masyarakat dan mengundang ketakutan tersendiri, terutama pada kaum wanita yang rentan menjadi korban. Untuk menghindari hal ini, para wanita harus membekali diri dengan berbagai ilmu pengetahuan dan pertahanan diri agar dapat membela diri.
Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang berujung pada perceraian bahkan pembunuhan ini menjadi fenomena yang tidak bisa diabaikan. Kehancuran suatu keluarga memberikan dampak negatif dari berbagai aspek dan memberikan trauma pada korbannya, termasuk anak.
Kasus terbaru KDRT yang terjadi dialami oleh mantan atlet anggar asal Aceh, Cut Intan Nabila yang dilakukan oleh suaminya, Armor Toreador. Kasus bermula dari Armor yang tertangkap oleh Cut Intan sedang menonton film porno, lalu tidak terima dan kekerasan pun terjadi.
Akibat dari kejadian tersebut, Cut Intan Nabila mengalami guncangan psikologis dan masih dalam penanganan. Setelah diusut, ternyata kekerasan sudah terjadi selama lima kali terhitung sejak 2020 lalu.
Pemerintah perlu menangani fenomena ini secara serius agar angka KDRT semakin menurun, semakin sedikit perempuan yang menjadi korban, dan keluarga-keluarga Indonesia hidup sehat dalam keharmonisan.
Selain menunggu pemerintah, ada beberapa langkah yang bisa kamu lakukan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan dalam menjalani rumah tangga, Kawan GNFI! Salah satunya, yaitu edukasi pranikah. Yuk, kita bahas pentingnya edukasi pranikah bagi kamu yang ingin membangun rumah tangga yang sehat!
Baca Juga: Tren Pasangan Muda Menikah di KUA, Ini Plus Minusnya!
Seberapa Penting Edukasi Pranikah?
Kantor Urusan Agama (KUA) telah menyediakan program bimbingan pranikah untuk pasangan yang ingin menikah. Pemerintah melihat hal ini sangat penting untuk mencegah berbagai jenis kekerasan dalam rumah tangga.
Selain itu, bimbingan ini juga berguna untuk mencegah perceraian, mengurangi angka pernikahan dini, hingga tingkat stunting pada anak. Berbagai pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan calon pasangan suami istri membantu mereka memiliki kesiapan dan kematangan yang memadai untuk masuk ke jenjang pernikahan.
Rasa cinta dan kasih sayang diantara dua insan manusia saja tak cukup untuk membentuk keluarga yang harmonis. Diperlukan kesiapan mental dan fisik yang matang agar mampu menyelesaikan masalah secara dewasa, finansial yang stabil agar segala kepenuhan terpenuhi, serta ilmu yang kaya karena kecerdasan anak dimulai dari didikan orang tua.
Komunikasi yang baik pun diperlukan agar kedua pihak tidak menyembunyikan apapun dan saling berbagi kisah dalam suka maupun duka. Melalui komunikasi yang efektif, pasangan akan lebih mudah menyelesaikan konflik yang sedang dihadapi tanpa merasa tertekan.
Seluruh aspek tersebut dapat terbentuk melalui edukasi dan bimbingan pranikah yang dijalani oleh kedua pihak.
Manfaat Mengikuti Kelas Pranikah
Terdapat beberapa manfaat yang akan dirasakan para pasangan suami istri ketika sudah mengikuti kelas pranikah, diantaranya yaitu
- Membangun pondasi keluarga yang kokoh.
- Sarana pertukaran ilmu pengetahuan dan saling belajar.
- Menciptakan rumah yang hangat, nyaman dan aman untuk anak.
- Mempekaya wawasan keilmuan tentang rumah tangga dan perkawinan.
- Perencanaan masa depan yang matang.
- Menjadikan Tuhan sebagai satu-satunya tempat berlindung dan berpasrah.
Persiapan Mental dan Emosional Sebelum Menikah
Setiap orang memiliki takdir dan perjalanan hidup yang berbeda. Sebelum memutuskan menikah, penting untuk memastikan bahwa Kawan telah siap secara mental dan emosional.
Segala jenis trauma yang dimiliki sebaiknya diobati sebelum memasuki kehidupan rumah tangga karena selamanya terasa terlalu lama jika dihabiskan dengan orang yang salah.
Bicarakan dengan transparan dan tenang tentang semua hal yang pernah terjadi di masa lalu dalam hidup masing-masing. Lalu, rencanakan strategi yang akan dilakukan di masa depan. Utarakan seluruh ketakutan dan kecemasan yang dirasakan hingga cara mengatasi hal tersebut.
Penataan mental dan emosional yang baik mampu meminimalisasi kekerasan dalam rumah tangga karena berbagai masalah dapat diselesaikan dengan baik tanpa harus melibatkan kekerasan di dalamnya.
Pernikahan adalah ikatan sakral seumur hidup yang membutuhkan kesungguhan dalam berkomitmen jangka panjang. Dedikasi dan pengorbanan menjadi bagian tak terpisahkan serta sikap saling membantu harus ditanamkan agar siap menghadapi pasang surut kehidupan.
Konseling Pranikah: Apa yang Harus Diketahui?
Ketika kedua insan manusia sepakat untuk menjalin ikatan pernikahan berarti mereka sudah siap untuk menghadapi seluruh suka dan duka yang terjadi di masa depan. Suami memiliki peran dan tanggung jawabnya tersendiri, begitupun dengan istri.
Konseling atau bimbingan pranikah yang diajarkan juga sejalan dengan ajaran agama agar mereka menjadi pasangan suami istri yang baik dan menjalani ibadah dengan ganjaran pahala yang berlimpah.
Selain itu, konseling pranikah juga mengharuskan calon pengantin untuk memeriksakan kesehatan tubuh mereka secara menyeluruh, terutama kesehatan alat reproduksi. Hal ini tak kalah penting agar berbagai virus, bakteri, atau penyakit dapat terdeteksi lebih cepat sebelum menyebar ke tubuh lain.
Pola hidup bersih dan seat serta kesehatan keluarga pun diajarkan agar tercipta lingkungan keluarga yang bersih dan terhindar dari berbagai jenis penyakit. Generasi penerus bangsa yang berkualitas dimulai dari keluarga yang sehat.
Bimbingan kehamilan pun juga diberikan agar para calon pengantin yang nantinya akan menjadi orang tua untuk pertama kali sudah siap menyambut kehadiran anak mereka dengan penuh suka cita dan ilmu yang sudah memadai.
Baca Juga: Apakah Teknologi Menyebabkan Gen Z 'Tidak Tertarik' Menikah?
Komunikasi yang Efektif dalam Pernikahan
Komunikasi menjadi salah satu aspek terpenting yang mampu merajut keharmonisan dalam suatu keluarga. Pasangan suami istri yang terbiasa membicarakan seluruh perasaan dan mengutarakan seluruh pikiran mereka cenderung akan memiliki ikatan yang bagus.
Orang tua yang mengedepankan pentingnya komunikasi dalam pola asuh anak juga bisa membentuk sikap komunikatif pada anak. Mereka tidak akan ragu untuk membuka obrolan berbagai topik dengan orang tua dan orang lain di sekitarnya.
Seluruh ujian dalam kehidupan pernikahan dapat dihadapi bersama melalui komunikasi yang lancar dari seluruh anggota dalam keluarga. Selain itu, memiliki pasangan yang mengerti tentang komunikasi yang sehat dapat mengurangi tekanan atau stres dan memperkuat hubungan diantara mereka.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News