ongol ongol sajian manis dari desa tuksongo yang memikat hati - News | Good News From Indonesia 2024

Ongol-Ongol: Sajian Manis dari Desa Tuksongo yang Memikat Hati

Ongol-Ongol: Sajian Manis dari Desa Tuksongo yang Memikat Hati
images info

Tekstur ongol-ongol yang lembut dan kenyal seakan menggambarkan kenangan manis yang, meski sederhana, tetap memberikan kesan hangat dalam setiap gigitan. Tak hanya teksturnya yang menggugah selera, ternyata ongol-ongol juga memiliki citra rasa yang menarik, hasil perpaduan antara manisnya gula jawa dan gurihnya parutan kelapa muda.

Hidangan tradisional ini memiliki asal-usul yang cukup menarik. Ongol-ongol yang awalnya terbuat dari tepung sagu saat menyebar di Nusantara, mengalami perubahan bahan dasar menjadi tepung pati onggok ketika sampai di Desa Tuksongo.

Hingga pada akhirnya ongol-ongol menjadi salah satu makanan tradisional Desa Tuksongo, yang terletak di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Desa ini terkenal sebagai sentra penghasil tepung pati onggok yang berasal dari pengolahan pohon aren.

“Tidak ada teknik khusus dalam pembuatannya, hanya saja perlu diperhatikan proses penyaringan pati onggok,” tutur Bu Munah, salah satu warga Dusun Tuksongo II, Desa Tuksongo, yang dikenal sebagai pembuat hidangan ongol-ongol di desa ini.

Merujuk wawancara dengan Bu Munah, cara membuat ongol-ongol cukup sederhana. Pertama, rendam pati onggok yang sudah kering dalam air selama kurang lebih 5-10 menit. Setelah sari pati onggok mengendap, saring untuk menghilangkan kotoran yang tercampur selama produksi pati onggok. Ulangi proses perendaman dan penyaringan ini sekitar tiga kali untuk memastikan kebersihan pati.

Sembari menunggu proses tadi, rebus air hingga mendidih, lalu tambahkan gula jawa beserta vanili atau daun pandan untuk menghasilkan aroma manis yang semerbak. “Pas ada lomba se-kabupaten, pernah itu saya buat varian ongol-ongol dengan campuran sari buah naga dan nangka,” celetuk Bu Munah.

Setelah air rebusan tercampur rata, campurkan larutan pati onggok yang sudah melewati proses perendaman dan penyaringan tadi. Aduk terus hingga adonan mengental dan matang. Kemudian, tuang adonan ke dalam wadah yang tahan panas, dan tunggu hingga adonan ongol-ongol dingin sekitar setengah hari. Cara penyajiannya adalah ongol-ongol ditaburi parutan kelapa untuk menambah rasa gurih dan diiris sesuai selera.

Dibalik kelezatannya, ternyata ongol-ongol menghadapi tantangan dalam menjaga eksistensinya di tengah munculnya beragam kuliner modern. Upaya Pemerintah Desa Tuksongo sudah baik karena ongol-ongol seringkali disajikan ketika ada event-event besar di Balai Ekonomi Desa (Balkondes) Tuksongo.

Namun, jarang ada warga yang bersedia untuk memproduksi dan menjual ongol-ongol dalam skala harian karena ada kesibukan dengan pekerjaan lain. Tentu saja, kondisi seperti ini tanpa didasari akan mengancam kelestarian dari ongol-ongol sebagai salah warisan makanan tradisional Desa Tuksongo.

Foto: Syaksia/KKN-PPM UGM Unit Borobudur 2024
info gambar

Untuk menjaga agar ongol-ongol tetap dikenal di tengah gempuran hidangan kekinian, perlu adanya langkah nyata dari berbagai pihak. Dimulai dari lingkup yang paling kecil, yaitu keluarga. Setiap anggota keluarga dapat mengenalkan ongol-ongol kepada setiap Edukasi terkait proses cara pembuatan ongol-ongol.

Dari sisi pemerintah desa, mereka dapat membentuk komunitas sadar budaya yang berperan sebagai penggerak utama dalam memastikan warisan budaya tetap terjaga kelestariannya. Komunitas sadar budaya tersebut dapat mengadakan festival makanan tradisional dan mengadakan workshop cara pembuatan ongol-ongol kepada generasi muda, sehingga dapat mengenalkan warisan nenek moyang ini ke generasi penerus.

Dengan demikian, ongol-ongol akan tetap menjadi makanan khas Desa Tuksongo yang tak terpisahkan dari warisan budaya lokal. Setiap kelezatan dalam gigitan ongol-ongol layak mendapatkan atensi lebih untuk memastikan kelestariannya di masa yang akan datang.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

LB
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.