Ngopi sudah menjadi bagian dari budaya Indonesia. Kebiasaan masyarakat minum kopi di pagi hari sebelum memulai aktivitas dan di sore hari setelah seharian bekerja dipercaya dapat membangkitkan semangat.
Tidak hanya itu, saat ini minum kopi di malam hari juga sudah menjadi kebiasaan untuk melepas penat, bercengkrama bersama teman-teman. Tingginya konsumsi kopi di Indonesia menjadikan bisnis kedai kopi kian berkembang.
Kedai kopi dapat ditemui dengan mudah di setiap sudut kota, mulai dari kedai kopi rumahan hingga perusahaan besar. Menu es kopi susu yang saat ini digemari masyarakat, dapat ditemukan hampir disemua kedai kopi.
Espresso merupakan bahan dasar dari segala jenis es kopi susu kekinian, yang didapat dari proses ekstraksi bubuk kopi dengan menggunakan suhu dan tekanan yang tinggi.
Ampas kopi inilah yang selalu menjadi limbah dari kedai kopi. Untuk mengatasi hal tersebut, pemanfaatan ampas kopi sebagai pupuk alami dapat menjadi salah satu solusi dalam menerapkan zero waste.
Baca juga: Memanfaatkan Sampah Rumah Tangga Menjadi Pupuk Kompos Organik
Manfaat Ampas Kopi sebagai Pupuk
Ampas kopi sebenarnya memiliki banyak manfaat, salah satunya sebagai pupuk tanaman. Menggunakan ampas kopi sebagai pupuk adalah cara yang ramah lingkungan dalam mendaur ulang limbah dan memberi nutrisi tambahan pada tanaman.
Pupuk organik mengandung senyawa yang dapat mengikat unsur hara, sehingga mampu mencegah tanah dari kekurangan nutrisi.
Zat yang terdapat pada ampas kopi diantaranya adalah, fosfor untuk mengangkut nutrisi pada tanaman dan merangsang pertumbuhan tanaman; kalium untuk melindungi tanaman dari hama, penyakit dan kekeringan, memperkuat kayu dan menghasilkan buah dengan kualitas baik; magnesium berperan membantu proses fotosintesis agar dapat berjalan dengan lancar; kalsium untuk pertumbuhan sel; dan sulfur untuk pembentukan asam amino sistin, sistein dan metionin.
Baca juga: Ketertarikan Kanada pada Produk dari Limbah Kopi Karya Perusahaan Indonesia
Berikut panduan lengkap tentang cara memanfaatkan ampas kopi sebagai pupuk.
Cara Menggunakan Ampas Kopi sebagai Pupuk
- Pupuk Kompos
Proses pembuatan pupuk kompos dari ampas kopi menggunakan metode bokashi. Bokashi kaya akan sumber hayati, karena dalam prosesnya melibatkan bahan organik seperti sekam padi dengan bantuan mikroorganisme tambahan contohnya EM4 yang dapat mempercepat proses fermentasi.
Bahan yang diperlukan dalam pembuatan kompos ini antara lain, ampas kopi, bekatul, sekam padi dengan perbandingan 2:1:1, kemudian air, EM4 dan molase dengan perbandingan 50:1:1.
Semua bahan tersebut dimasukkan ke dalam satu wadah, lalu dicampurkan. Diamkan selama kurang lebih 2 minggu dengan pengadukan setiap hari agar suhu dan udara dalam wadah tetap stabil.
- Pupuk Organik Cair
Pembuatan pupuk organik cair diawali dengan menyiapkan 80 g ampas kopi, 4 sendok teh gula, serta 1 liter air cucian beras. Ketiga bahan tersebut dicampurkan dan disimpan dalam botol plastik berukuran 1,5 liter.
Lakukan pengadukan setiap 2 hari sekali selama satu minggu agar botol tidak meledak. Penggunaan POC dapat dilakukan dengan mencampurkan pupuk dan air dengan perbandingan 1:10.
Baca juga: Pengoptimalan Limbah Kopi Sebagai Pupuk Kompos Pada Masyarakat Pekon Sedampah Indah
Tips Penggunaan Pupuk Ampas Kopi
- Jangan Berlebihan
Gunakan jumlah pupuk dengan bijak. Nutrisi berlebih pada tanaman dapat merusak tanah dan mengganggu keseimbangan nutrisi tanaman.
- Hindari Penggunaan pada Tanaman Tertentu
Beberapa tanaman sensitif terhadap sifat asam dari kopi, sehingga penggunaan pupuk ampas kopi justru dapat menghambat pertumbuhan tanaman. Sebelum diaplikasikan, cari tahu terlebih dahulu berapa pH tanah yang cocok untuk setiap tanaman.
- Bersihkan Ampas Kopi
Gunakan ampas kopi yang bebas dari bahan tambahan seperti gula dan krimer, karena bahan tersebut dapat menghambat pertumbuhan tanaman.
Dengan mengolah ampas kopi menjadi hal yang bermanfaat, dapat menjadi langkah besar dalam pengelolaan limbah yang berkelanjutan dan mendukung pertumbuhan tanaman serta kesehatan lingkungan. Contoh nyata dari inovasi sederhana yang memberikan dampak positif bagi masyarakat dan planet kita.
Sumber:
https://jurnal.unived.ac.id/index.php/dehasenuntuknegeri/article/view/3629/2970
https://jurnal.um-palembang.ac.id/JGSA/article/view/4481/3058
https://journal.ipb.ac.id/index.php/jstsv/article/view/36977/22703
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News