masa depan bahasa indonesia di tengah gempuran artificial intelligence - News | Good News From Indonesia 2024

Masa Depan Bahasa Indonesia di tengah Gempuran Artificial Intelligence

Masa Depan Bahasa Indonesia di tengah Gempuran Artificial Intelligence
images info

Belakangan ini, semakin banyak tugas atau pun pekerjaan yang selesai dengan bantuan kecerdasan buatan alias Artificial Intelligence (AI). Tak bisa dipungkiri bahwa teknologi tersebut semakin menyusup ke keseharian kita semua.

Meskipun dulu hanya sebatas teknologi yang merekomendasikan algoritma konten, kini AI menawarkan kemudahan dan efektivitas yang belum pernah kita lihat sebelumnya.

Pertanyaannya, apakah teknologi membantu atau malah bisa menghambat cara berpikir kita di masa depan? Apakah salah untuk menggunakan teknologi yang 'membantu' pekerjaan manusia?

Pengaruh AI terhadap Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia sebagai salah satu bahasa dengan kekayaan budaya dan lokalitas yang tinggi, menghadapi tantangan besar di era AI. Mesin penerjemah dan algoritma pembuat teks sering kali gagal menangkap nuansa dan konteks bahasa yang kaya ini.

Misalnya, idiom dan ungkapan khas bahasa Indonesia bisa dengan mudah disalahartikan atau bahkan diabaikan oleh AI. Akibatnya, terjemahan atau teks yang dihasilkan bisa kehilangan makna asli dan mengurangi kekayaan bahasa kita.

 Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) adalah standar yang mengatur ejaan bahasa Indonesia, termasuk aturan tata bahasa, penggunaan kata, dan penulisan yang benar.

PUEBI sering kali mengalami perubahan dan pembaruan untuk mengikuti perkembangan bahasa dan kebutuhan komunikasi yang lebih baik. Setiap tahun, perubahan ini dapat memengaruhi cara kita menulis dan berkomunikasi.

Contoh: Penerjemah otomatis seperti Google Translate sering kali menghadapi kesulitan dalam menerjemahkan ungkapan lokal seperti "Kecil-kecil cabe rawit," yang berarti seseorang yang kecil tapi memiliki kekuatan atau kemampuan luar biasa.

Mesin penerjemah bisa saja menghasilkan terjemahan yang literal dan tidak mencerminkan makna idiomatik yang sesungguhnya.

Meskipun AI dapat memudahkan penulisan dan memastikan kepatuhan terhadap PUEBI, ia juga dapat menyebabkan kita bergantung terlalu banyak pada teknologi tersebut. Jika kita hanya mengandalkan AI tanpa pemahaman yang mendalam tentang aturan PUEBI, ada resiko bahwa kita menjadi kurang peka terhadap perubahan atau pembaruan dalam aturan tersebut.

Pengaruh AI untuk Kreativitas

Banyak pekerjaan kreatif yang naik daun akhir-akhir ini. Tentunya, dekat sekali dengan kebutuhan skill kepenulisan. Misalkan, copywriter, content writer, SEO writer, dan sebagainya.

Di tengah gempuran kebutuhan konten penjualan yang masif serta konstan, tak jarang seseorang mengalami writer's block dan menggunakan AI untuk membantu mereka sebagai tools. Ini tentu tidak salah, karena memang memudahkan pekerjaan. Namun, tidak jarang juga AI digunakan untuk menulis keseluruhan dari suatu konten. 

Bahkan, banyak embel-embel suatu saat pekerjaan ini bakal digantikan oleh teknologi. Menurut penulis, ada benarnya, tetapi ada bedanya.

Contoh: Ketika AI digunakan untuk menghasilkan artikel berita atau bahkan karya seni, hasilnya sering kali terasa datar dan kurang memiliki sentuhan emosional atau kedalaman yang dihasilkan oleh kreativitas manusia. Misalnya, AI mungkin bisa menulis berita dengan struktur yang baik, tetapi tidak akan pernah benar-benar memahami konteks sosial dan politik di balik berita tersebut.

Ketergantungan pada AI untuk menulis atau mengedit karya sastra bisa mengurangi sentuhan manusia yang sering kali menjadi elemen kunci dalam karya sastra yang berkualitas. AI bisa menghasilkan teks yang grammatically correct dan terstruktur dengan baik, tetapi mungkin kurang dalam hal ekspresi kreatif dan penafsiran konteks yang mendalam.

Manfaatkanlah AI dengan bijaksana.

Meski sering disalahgunakan, AI juga memiliki manfaat signifikan. Sebagai contoh, AI bisa mempercepat penerjemahan dan meningkatkan aksesibilitas informasi, terutama bagi orang yang tidak fasih dalam bahasa tertentu, sama halnya seperti Google Translate.

Dalam hal kreativitas, AI bisa menjadi alat bantu yang mempermudah eksplorasi ide baru. Misalnya, AI dapat memberikan inspirasi dengan menyarankan variasi tema atau gaya yang berbeda, yang bisa menjadi titik awal yang berguna untuk digital marketers, media strategist, dan social media specialists.

Namun, bila ditelaah lebih jauh, hasil-hasil tulisan dari AI tidak otentik. Alias itu hanyalah sekadar 'hasil olahan mesin pintar', bukan hasil penalaran dan pemahaman kita sendiri.

Ada juga sebuah istilah di mana 'marketing is all about people,' bagaimana suatu pesan yang berasal dari hati, bakal sampai ke hati pembaca / penerima pesan. Ini juga menjadi alasan kenapa banyak sekali penikmat karya fiksi (baik dalam bentuk novel, film, dan teater) di Indonesia.

Berikut Tips Menghadapi Perkembangan AI!

Gunakan AI untuk Meningkatkan, Bukan Menggantikan Kreativitas

AI dapat membantu dalam menganalisis data, mengotomatisasi tugas-tugas rutin, dan menghasilkan konten berbasis algoritma. Contoh, bila kita memberikan prompt jelas ke ChatGPT atau Gemini, mereka bakal mampu "mengumpulkan" dan "merapikan" data-data terkait untuk mendukung pemikiran kita.

Gunakanlah sumber tersebut untuk memicu pemikiran kreatif lebih lanjut, bukan malah dijadikan fondasi. Seperti memberikan wawasan tentang preferensi audiens atau membantu dalam menghasilkan ide-ide awal. Kreativitas dan sentuhan manusia tetap penting dalam menciptakan pesan yang benar-benar menyentuh hati audiens.

  • Contoh: Kawan GNFI bisa menggunakan AI untuk menganalisis data tentang tren konten yang populer, lalu menggunakan wawasan tersebut untuk menginspirasi ide-ide kreatif dalam kampanye pemasaran.

Biasakan untuk Latihan Menulis dan Berpikir Sendiri, Sebelum Mengintegrasikannya dengan AI

Sebelum mengandalkan AI untuk menulis atau menyusun konten, penting untuk terlebih dahulu melatih keterampilan menulis dan berpikir secara mandiri. AI sebaiknya digunakan sebagai alat bantu setelah Kawan GNFI memiliki dasar yang kuat dalam penulisan dan pemikiran kreatif.

Dengan melakukan latihan menulis dan berpikir sendiri, Kawan GNFI akan lebih mampu memanfaatkan AI secara efektif dan menjaga kualitas serta keaslian pesan.

  • Contoh: Tulis draf pertama dari sebuah artikel atau kampanye pemasaran secara manual, lalu mintalah AI untuk mencarikan referensi-referensi terkait yang dapat menambahkan insight ke artikel tersebut.

Edukasi dan Latih Keterampilan Penggunaan AI untuk Generasi Muda

Penting untuk memberikan pendidikan tentang penggunaan AI secara efektif, terutama kepada generasi muda seperti mahasiswa. Ajarkan mereka bagaimana cara menggunakan AI sebagai alat bantu yang mendukung proses kreatif, bukan sebagai pengganti kreativitas dan pemikiran kritis mereka.

Apalagi saat skripsi atau tugas akhir, yang sangat mengandalkan kemampuan seseorang untuk menganalisis sesuatu secara mandiri.

  • Contoh: Di tengah-tengah pembelajaran, sempilkan pesan tentang bagaimana memanfaatkan AI secara efektif, termasuk latihan praktis yang menunjukkan bagaimana AI dapat digunakan untuk menganalisis data atau mengotomatisasi tugas tanpa menggantikan proses kreatif manusia.

Generasi ini menghadapi tantangan besar dan peluang menarik dengan adanya AI.

Meskipun AI memiliki potensi untuk menurunkan tingkat kreativitas dan dampak pada bahasa Indonesia, kita dapat memanfaatkan teknologi ini secara efektif dengan pendekatan yang bijaksana dan inovatif.

Sebab teknologi tidak hanya perlu berkembang dengan pesat, tapi juga digunakan dengan tepat.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

SY
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.