Angko Tigo merupakan salah satu destinasi wisata yang patut dikunjungi bagi penikmat alam. Wisata yang terletak di Kecamatan XIII Koto Kampar, Kabupaten Kampar, Riau ini menawarkan sebuah pengalaman megah, perpaduan antara estetika lanskap dan saksi sejarah bagi wisatawannya.
Angko Tigo terletak di sebuah puncak bukit yang langsung menghadap waduk PLTA Koto Panjang yang dihiasi oleh gugusan-gugusan pulau kecil dengan latar barisan Bukit Panjang. Kombinasi tersebut sungguh memberikan pemandangan yang apik dan sulit dilupakan oleh siapapun yang mengunjunginya.
Pada awal mulanya, lahan yang saat ini menjadi Angko Tigo dipergunakan oleh nenek moyang sebagai kebun. Oleh para keturunannya, lahan tersebut disulap menjadi sebuah tempat wisata.
Pencetus dan pengelola wisata mencoba peruntungan di tengah-tengah abstain-nya destinasi wisata lain di Desa Koto Mesjid, seperti Puncak Kobe (dahulu bernama Puncak Kompe) dan Sungai Gagak sebagai dampak pandemi COVID-19.
Angko Tigo mulai beroperasi pasca perayaan Idul Fitri 1446 Hijriah. Hal tersebut bertujuan untuk memanfaatkan momentum libur lebaran serta arus mudik mengingat lokasi Angko Tigo berada di Jalan Lintas Bangkinang - Payakumbuh.
Nama Angko Tigo berasal dari sebuah susunan pulau yang menyerupai angka tiga terbalik. Meskipun belum genap berumur satu tahun, pengelola Angko Tigo sudah memiliki impian untuk perkembangan destinasi wisata ini.
Sebagai contohnya, perihal kondisi tanaman dan tumbuhan yang ada di sekitar Angko Tigo saat ini didominasi dengan pohon-pohon karet. Pihak pengelola berencana untuk mengubah pohon-pohon karet tersebut dengan pohon-pohon durian yang tentu akan menjadi pusat perhatian wisatawan dibanding pohon karet dan akan mengubah status destinasi ini menjadi agro-wisata.
Tentunya, masih terdapat rencana-rencana pembangunan dan perbaikan lain guna menunjang kebutuhan dan kenyamanan pengunjung selama singgah di tempat ini. Namun, rencana-rencana tersebut sayangnya masih belum terangkum dalam suatu dokumen master plan yang resmi sehingga tidak terdapat perencanaan pembangunan yang matang.
Terlebih lagi, tidak adanya keterkaitan antara pihak pengelola yang sebagian besar dimiliki atas nama keluarga serta pihak pemerintah desa menjadi sebuah hal yang dirasa mengganjal bagi kedua belah pihak sehingga seluruh kegiatan operasional menjadi tanggung jawab masing-masing.
Terlepas dari semua hal tersebut, wisata puncak Angko Tigo tidak hanya mengandalkan kondisi lanskap yang cantik sebagai daya tariknya. Pengunjung yang datang juga dapat melakukan berbagai aktivitas yang ditawarkan.
Hanya dengan tiket senilai sepuluh ribu Rupiah, pengunjung dapat menikmati indahnya sajian pemandangan alam sambil duduk santai di gazebo-gazebo yang telah disediakan, berswafoto ataupun menyewa jasa fotografer di tempat-tempat unik yang telah disediakan, seperti dermaga, tenda langit, atau perahu yang langsung menghadap ke arah waduk.
Selain itu, pengunjung dapat bernyanyi bersama dengan memanfaatkan gitar atau sound system sembari melepas rasa lapar dan dahaga dengan memesan makanan dan minuman di kedai yang telah disediakan oleh pengelola. Pengunjung juga dapat memanfaatkan fasilitas-fasilitas lain, seperti musala dan toilet.
Meskipun terletak di wilayah yang cukup terpencil dan jauh dari jangkauan transportasi umum, akses jalan menuju Angko Tigo terbilang cukup baik. Dibuktikan dengan banyaknya wisatawan yang rela datang dari kota lain untuk berkunjung dan melepas penat dari hiruk pikuk kehidupan kota, terlebih pada hari-hari besar dan libur panjang.
Wisatawan dapat mencapai tempat ini menggunakan kendaraan pribadi dari roda dua, roda empat, bahkan bus sekalipun. Angko Tigo juga beroperasi dari pukul tujuh pagi hingga dua belas malam untuk memaksimalkan pengalaman wisatawan yang datang berkunjung.
Oleh karena itu, wisata puncak Angko Tigo merupakan salah satu destinasi wisata yang perlu dikunjungi sekali seumur hidup.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News
