Indonesia menutup persaingannya di ajang Olimpiade Musim Panas yang berlangsung di Paris, Perancis pada 11 Agustus 2024. Berdasarkan hasil keikutsertaan 29 atlet dari 12 cabang olahraga, akhirnya kontingen Indonesia menduduki peringkat ke-39 di dunia dengan memperoleh 3 medali, yaitu 2 emas dari cabang olahraga panjat tebing dan angkat besi, serta 1 perunggu dari cabang olahraga bulu tangkis.
Bagaimana perjuangan ketiganya dalam memperoleh medali tersebut?
Medali Pertama Indonesia di Olimpiade Paris 2024
Pada 5 Agustus 2024, Porte de La Chapelle Arena, tempat berlangsungnya pertandingan cabang olahraga bulu tangkis menjadi saksi Gregoria Mariska Tunjung sebagai pembuka jalan pencapaian medali untuk Indonesia.
Meskipun medali perunggu diraih oleh Gregoria tanpa melakukan pertandingan perebutan karena calon lawannya, Carolina Marin asal Spanyol mengalami cedera di babak semi final dan menyatakan mundur. Namun, pebulu tangkis yang akrab disapa Jorji ini telah melewati 5 pertandingan sebelumnya dengan tidak mudah.
Gregoria lolos dari babak 16 besar melalui pertandingan sengit melawan Kim Ga Eun asal Korea Selatan dengan skor 21-4, 8-21, dan 23-21. Pada perempat final ia juga menghadapi tunggal puteri senior asal Thailand, sekaligus peraih medali emas Kejuaraan Dunia tahun 2013, Ratchanok Intanon dengan skor 25-23 dan 21-9. Meskipun pada akhirnya Gregoria harus mengakui keunggulan lawannya, An Se Young yang merupakan peringkat satu dunia sekaligus peraih medali emas Olimpiade Paris 2024 ini di babak semi final.
Namun demikian, Gregoria melalui kekalahan tersebut tetap dengan menampilkan kemampuan ciamiknya di game pertama mengalahkan An Se Young dengan skor 21-11. Ia bertanding dengan semangat juang meskipun menelan kekalahan di dua game berikutnya dengan skor 13-21 dan 16-21.
Dari Ninja Warrior Indonesia hingga Membawa Lagu Indonesia Raya Berkumandang Pertama Kali di Olimpiade Paris 2024
Dua hari setelah medali perunggu Gregoria, Indonesia kembali mengalami kekeringan perolehan medali. Akhirnya tiga hari sebelum penutupan Olimpiade Paris 2024, Indonesia dihujani dua medali emas sekaligus pada 8 Agustus 2024.
Medali ke-dua datang dari Le Bourget Sport Climbing Venue,tempat Veddriq Leonardo, mantan peserta Ninja Warrior Indonesia 2017 mengukir sejarah sebagai atlet peraih medali emas pertama Indonesia di Olimpiade Paris 2024.
Dengan prestasinya ini, ia juga sekaligus memenangkan medali emas pertama bagi cabang olahraga panjat tebing Indonesia di Olimpiade. Veddriq berpartisipasi pada kategori speed climbing dengan penampilan yang memukau.
Pada babak penyisihan awal, ia hampir mencetak rekor dunia untuk kecepatan memanjatnya sebesar 4,79 detik meskipun akhirnya dipecahkan oleh Sam Watson asal Amerika Serikat dengan memperoleh kecepatan 4,75 detik (Watson memecahkan kembali rekornya sendiri pada pertandingan perebutan perunggu dengan kecepatan 4,74 detik).
Pemilik rekor dunia ini justru harus puas dengan medali perunggunya setelah kalah di semi final dari Wu Peng asal Tiongkok. Di babak perempat final Veddriq memulangkan atlet tuan rumah, Bassa Mawem, dengan kecepatan 4,88 detik.
Di babak berikutnya, ia berhasil mengalahkan Reza Alipour Shenazandifard asal Iran dengan kecepatan 4,78 detik. Di babak final, ia harus menghadapi lawan asal Tiongkok, Wu Peng yang sebelumnya mengalahkan Sam Watson, sang pemegang rekor dunia.
Veddriq mengalami kalah start dari Wu Peng, hingga ia berhasil “menikung” dan finis dengan kecepatan 4,75 dan mengantarkannya meraih medali emas.
Si Muda Bermental Baja Mengantarkan Emas ke-2 untuk Indonesia
Kisah yang cukup dramatis datang dari cabang olahraga angkat besi. Di hari yang sama saat medali emas pertama Indonesia diraih, waktu Paris. Sudah dini hari di Indonesia. Namun, banyak warga yang rela bergadang demi menonton sang calon peraih medali emas kedua, juga pencetak sejarah peraih medali emas termuda sepanjang edisi Olimpiade yang diikuti Indonesia.
Dia adalah Rizki Juniansyah yang bertanding pada kelas 73 kg di Paris Expo Porte de Versailles. Mungkin awalnya penonton meragukan Rizki yang kalah perolehan berat beban yang diangkatnya dengan selisih 10 kg dari rivalnya asal Tiongkok, Shi Zhiyong di kategori Snatch.
Di luar ekspektasi, Shi Zhiyong justru mengalami tiga kali kegagalan dalam kategori ini, padahal kesempatan untuk hattrick emas olimpiade sudah di depan mata. Kegagalannya tersebut tidak dipungkiri memang ada pengaruh dari cederanya yang belum usai.
Melalui kesempatan ini, dengan usianya yang masih sangat muda, yaitu 21 tahun 1 bulan, Rizki membuktikan kekuatan mentalnya dengan berhasil bangkit di kategori Clean and Jerk hingga mampu mengangkat beban sebesar 199 kg yang menjadi rekor di olimpiade kali ini.
Rizki berhasil membawa pulang medali emas ke dua untuk Indonesia berdasarkan total perolehan berat beban sebesar 354 kg.
Di balik Akhir Manis Para Peraih Medali di Olimpiade Paris 2024
Melalui hasil ini, tentunya Indonesia memiliki nilai yang cukup baik pada perhelatan Olimpiade Paris 2024. Ini merupakan kali ke dua Indonesia berhasil mendulang dua medali emas, setelah Barcelona 1992. Seperti membaca kisah yang indah saat melihat segala bentuk perjuangan pahlawan olahraga yang berbuah manis.
Namun, di balik keindahan tersebut ada berbagai rintangan yang dihadapi oleh mereka sebelumnya.
Tidak ada yang menyangka bahwa Gregoria menjadi satu-satunya penyelamat wajah bulu tangkis Indonesia dari mengulang sejarah kelamnnya di Olimpiade London 2012. Dua tahun sebelumnya ia berada pada titik terendah hingga mencurahkan isi hatinya di akun X pribadinya, @geugouia.
Ia merasa sedih dan malu bahkan rela menerima komentar buruk karena tak ada perkembangan dalam kariernya pada empat tahun ke belakang.
Veddriq Leonardo juga sempat mengalami fase terberat dalam karier atletnya. Dilansir dari wawancaranya di kanal YouTube EIGER Adventure, ia dilema antara harus melanjutkan pendidikan atau berhenti dari dunia panjat tebing yang seolah memberinya harapan palsu. Sebab, tak didukung secara maksimal untuk mengikuti berbagai kompetisi nasional.
Rizki Juniansyah bahkan merasa tidak percaya dirinya bisa berangkat ke Paris. Dilansir dari Antara News, ia mengungkapkan, “Bagi saya itu sangat mustahil dan diluar dugaan. Namun, ini adalah buah dari hasil kerja keras saya selama latihan jelang kejuaraan dunia”.
Perasaan terkejut itu pun muncul dari Sekjen PABSI atas keberhasilan Rizki lolos Olimpiade Paris 2024. Mengingat, ia juga mengalami masa suram pada kariernya di tahun 2023 pasca melakukan operasi usus buntu, sehingga tidak mampu mengangkat beban dengan maksimal.
Jika dibandingkan dengan bulu tangkis dan sepak bola, panjat tebing dan angkat besi memang kalah dalam hal popularitas. Melalui hasil ini, semoga dua cabang olahraga tersebut semakin mendapat perhatian lebih dari pemerintah dalam pemberian fasilitas pelatihan serta promosinya kepada masyarakat Indonesia.
Hal serupa juga diharapkan untuk cabang olahraga lainnya agar semakin banyak medali emas yang didulang oleh tim Indonesia pada ajang Olimpiade untuk beberapa edisi berikutnya. Terima kasih para pahlawan olahraga Indonesia!
Sumber :
olympics.com
https://www.antaranews.com/berita/4051605/sekjen-pabsi-nilai-keberhasilan-rizki-juniansyah-ke-paris-jadi-kejutan
https://www.youtube.com/watch?v=tu9at_FQtLY&t=145s
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News