Sampah merupakan permasalahan yang sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat Indonesia. Di bagian barat Indonesia, Kabupaten Samosir, Kecamatan Sianjur Mula-Mula, adalah salah satu contoh daerah yang rawan dengan permasalahan tersebut. Oleh karena itu, diperlukan tindakan langsung dari seluruh pihak untuk menanggapi penumpukan sampah di Sianjur Mula-Mula.
Berdasarkan hasil observasi dari Tim KKN-PPM UGM Sianjur Mula-Mula selama, ditemukan bahwa nyaris hampir tidak ada tempat sampah yang disediakan di sepanjang jalan. Akibatnya, yang dapat ditemukan adalah sisa-sisa kantong plastik dan botol plastik yang bertumpukan dan berpotensi dimakan oleh anjing dan ayam peliharaan yang berkeliaran. Kondisi ini tidak hanya mencemari lingkungan tetapi juga mengancam kesehatan hewan dan manusia.
Selain itu, tidak adanya TPS (Tempat Pembuangan Sementara) juga ikut berkontribusi dalam penumpukan sampah. Salah satu solusi yang diimplementasikan masyarakat sekitar adalah pembakaran sampah. Padahal, sampah yang dibakar menghasilkan polusi udara yang berbahaya jika dihirup dalam waktu lama, terutama jika mengandung zat kimia berbahaya.
Banyak penduduk sekitar yang mengaku bahwa mereka menginginkan pengadaan tempat sampah, namun pembakaran sampah sudah terlanjur menjadi kebiasaan. Karena tidak adanya tempat sampah, banyak dari penduduk yang membuang sampah sembarangan karena pada akhirnya sampah akan dikumpulkan pada saat gotong royong masyarakat desa dan kemudian dibakar.
Kebiasaan ini menunjukkan bahwa masyarakat sebenarnya sadar akan masalah sampah, tetapi tidak memiliki sarana yang memadai untuk mengelolanya dengan benar.
Batu Cibuak di Rumah Gadang: Kearifan Lokal Minangkabau dalam Kebersihan
Meskipun pemerintah di sana sering mengusulkan untuk melakukan gotong royong setiap minggu, dapat dipantau bahwa lingkungan desa hanya akan bersih untuk sementara waktu. Setelah itu, kondisi akan kembali seperti semula apabila tidak ada upaya gotong royong dari tim KKN-PPM UGM. Oleh karena itu, kegiatan gotong royong saja tidak akan cukup untuk menjamin keberlanjutan kebersihan desa.
Dampak Terhadap Pariwisata
Desa Sarimarrihit, salah satu desa di Sianjur Mula-Mula, terkenal akan objek-objek pariwisatanya. Bahkan, terdapat salah satu yang diakui oleh UNESCO, yaitu Geopark Kaldera Toba. Namun, banyak dari objek wisata tersebut yang tidak dikelola dengan baik, dengan banyak sampah yang bertumpukan di tempat-tempat yang dianggap suci. Kondisi ini akan menciptakan kesan negatif bagi wisatawan yang berkunjung.
Kurangnya penanggung jawab atau PIC yang mengelola kebersihan situs-situs kebudayaan tersebut akan berakibat fatal jika tidak segera ditindaklanjuti. Banyak pengunjung yang mengeluh tentang banyaknya sampah melalui ulasan di Google reviews. Keluhan ini menunjukkan bahwa pengelolaan sampah yang buruk dapat mempengaruhi citra pariwisata daerah dan pada akhirnya mengurangi jumlah kunjungan wisatawan.
Solusi dan Rekomendasi
Tim KKN-PPM UGM Sianjur Mula-mula memberikan solusi berupa rekomendasi penerapan tempat sampah terpadu di rumah tangga dan sebuah TPS serta transportasi pengangkutan sampah untuk ditindaklanjuti, sehingga pengelolaan sampah dapat diterapkan secara optimal.
BSU Tanjung Kulon Raih Kemenangan Gemilang dalam Lomba Kebersihan 2022
Selain itu, di setiap titik tertentu pada daerah pemukiman, akan diterapkan tempat sampah yang kemudian diangkut ke TPS. Penerapan ini bertujuan untuk memudahkan pengelolaan sampah dari hulu ke hilir.
Penyuluhan kepada sekolah-sekolah, mulai dari jenjang SD hingga SMP, juga dilakukan untuk meningkatkan kepedulian dan kesadaran anak-anak guna memperbaiki kebiasaan membuang sampah sembarangan. Pengelolaan sampah yang disertai pemilahan diterapkan sehingga sampah dapat dibagi menjadi sampah organik, anorganik, dan B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun). Kegiatan ini dilengkapi dengan poster-poster yang mendeskripsikan jenis sampah dan upaya 3R (Reduce, Reuse, Recycle).
Peran Pemerintah Desa
Harapannya adalah pemerintah desa dapat segera mengambil tindakan dan mendukung upaya pengelolaan sampah yang lebih terstruktur. Penumpukan sampah dan kebiasaan masyarakat yang terbiasa membuang sampah sembarangan juga akan menimbulkan penyakit yang mudah menjangkit. Selain itu, lingkungan desa yang bersih akan menarik lebih banyak potensi pariwisata dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Pemerintah desa dan kecamatan harus tegas dalam menegakkan peraturan tentang pengelolaan sampah dan memberikan sanksi bagi pelanggar. Sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan harus terus dilakukan secara berkala.
Kebersihan Sebagian dari Nyamannya Nikmati Alam: Kerja Bakti Jalur Pendakian Gunung Bisma
Pemerintah desa juga dapat bekerja sama dengan pihak swasta atau LSM untuk mendukung program pengelolaan sampah yang berkelanjutan.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News