Tato merupakan salah satu bentuk budaya yang tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat suku Mentawai. Namun tahukah Kawan bahwa terdapat mitos yang diyakini oleh masyarakat Mentawai terkait penggunaan tato ini?
Mentawai merupakan salah satu wilayah kepulauan yang berada di sisi barat Pulau Sumatra. Secara administratif, wilayah ini termasuk dalam Kabupaten Kepulauan Mentawai yang berada di bawah pemerintahan provinsi Sumatra Barat.
Mayoritas masyarakat yang mendiami wilayah kepulauan ini memiliki latar belakang suku Mentawai. Lantas apa mitos di balik budaya tato yang kental di tengah kehidupan masyarakat suku Mentawai?
Mengenal 4 Tato Simbol Pembagian Kerja ala Suku Mentawai
Tato dalam Masyarakat Suku Mentawai
Sebelum memahami mitos yang dipercaya oleh masyarakat, Kawan mesti memahami terlebih dahulu bagaimana keberadaan budaya tato dalam kebudayaan suku Mentawai. Seperti yang sudah dijelaskan pada bagian sebelumnya, tato ini sudah menjadi budaya dan bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan masyarakat yang mendiami wilayah tersebut.
Keberadaan tato dalam kebudayaan suku Mentawai diketahui sudah berlangsung sejak lama. Bahkan, perkembangan budaya tato di masyarakat Mentawai diperkirakan sudah ada sejak ribuan tahun sebelum masehi.
Putri Amini Naser dkk. dalam artikelnya, "Tato Tubuh Sebagai Ekspresi Kepercayaan di Mentawai" menuliskan bahwa keberadaan budaya tato di masyarakat Mentawai diketahui sudah ada sejak periode 1.500 hingga 500 SM. Hal ini berkaitan dengan kedatangan bangsa Proto Melayu ke wilayah Nusantara yang menjadi nenek moyang dari masyarakat suku Mentawai.
Keberadaan budaya yang sudah ada sejak periode waktu tersebut membuat tato Mentawai ini diyakini sebagai yang tertua di dunia. Bahkan, budaya yang ada di Mentawai ini diketahui jauh lebih tua dari tato Mesir yang ditemukan pada jasad mumi.
Terdapat beberapa makna dari budaya tato yang dipahami dalam kebudayaan suku Mentawai, yakni.
1. Simbol Budaya
Tato tubuh yang ada di dalam kehidupan masyarakat Mentawai mengandung simbol-simbol budaya yang menampilkan keyakinan dan kebudayaan masyarakat. Oleh sebab itu, setiap tato yang digunakan masyarakat suku Mentawai memiliki makna yang mendalam.
2. Identitas Individu dan Kelompok
Tato juga berfungsi sebagai identitas seorang individu maupun kelompok dalam masyarakat Mentawai. Masing-masing kelompok etnis biasanya memiliki pola tato khas masing-masing.
Selain itu, pola tato tertentu juga bisa menunjukkan status sosial seseorang di tengah masyarakat.
3. Kepercayaan Spiritual
Makna terakhir dari budaya tato dalam masyarakat suku Mentawai berkaitan dengan kepercayaan spiritual. Hal ini pula yang nantinya memunculkan mitos terkait budaya tato tersebut di tengah masyarakat.
Filosofi Mendalam Tato Suku Mentawai, Seni Rajah Tertua di Dunia
Mitos Tato bagi Masyarakat Suku Mentawai
Berkembangnya mitos terkait budaya tato bagi masyarakat suku Mentawai berkaitan dengan kepercayaan spiritual yang berhubungan dengan hal tersebut. Aspek-aspek spiritual inilah yang mempengaruhi mitos yang berkembang terkait budaya tato tersebut.
Terdapat beberapa mitos yang diyakini oleh masyarakat Mentawai terkait budaya tato ini, seperti.
1. Cara Berkomunikasi dengan Roh Leluhur
Budaya tato dalam masyarakat Mentawai diyakini memiliki kepercayaan spiritual yang kuat terhadap alam roh leluhur. Penggunaan tato tubuh ini bisa menjadi cara dan media bagi seseorang untuk dapat berkomunikasi dengan roh leluhur yang ada di dunia spiritual.
2. Melindungi Diri dari Roh Jahat
Penggunaan tato dalam masyarakat Mentawai diyakini juga bisa melindungi diri dari roh jahat. Setiap orang yang menggunakan tato ini dipercaya bisa mendapatkan perlindungan dari gangguan hal-hal gaib tersebut.
3. Identitas diri
Tato juga diyakini sebagai jubah abadi yang bisa menjadi identitas diri seseorang. Tidak hanya itu, tato ini juga dipercaya menjadi tanda pengenal seseorang di alam lain ketika dirinya meninggal dunia, sehingga bisa dikenali oleh para leluhur yang ada.
Sumber:
- Naser, Putri Amini, et al. "Tato Tubuh Sebagai Ekspresi Kepercayaan di Mentawai." Jurnal Ilmiah Langue and Parole 7.1 (2023): 57-63.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News