Siapa saja nih, Kawan di sini yang pernah memainkan permainan kelereng? Permainan tradisional yang satu ini bisa Kawan jumpai di berbagai daerah yang ada di Indonesia.
Banyak manfaat yang bisa didapatkan ketika memainkan permainan tradisional yang satu ini, seperti mengasah kemampuan motorik hingga ketelitian. Selain itu, Kawan juga bisa mengasah sifat-sifat yang ada di dalam diri masing-masing, seperti kejujuran, sportivitas, dan kontrol emosi.
Bagaimana penjelasan lebih lanjut tentang permainan tradisional yang mulai jarang dijumpai, khususnya di wilayah perkotaan yang ada di Indonesia tersebut?
Mengenal Permainan Kelereng
Permainan kelereng sebenarnya sudah ditemukan dalam jangka waktu yang lama. Bahkan permainan tradisional yang satu ini diketahui sudah ada sejak zaman Mesir Kuno.
Pada zaman itu, kelereng diketahui terbuat dari batu atau tanah liat. Penggunaan batu dan tanah liat sebagai bahan dasar kelereng ini bertahan hingga beberapa abad kemudian.
Kelereng yang berbahan dasar kaca seperti yang bisa Kawan jumpai pada saat ini diketahui sudah mulai ditemukan pada abad ke-19. Teknologi ini pertama kali ditemukan di Jerman pada 1864 dan mulai menyebar ke seluruh dunia.
Tidak diketahui secara pasti kapan pertama kali permainan kelereng mulai berkembang di Indonesia. Meskipun demikian, hampir setiap daerah yang ada di Indonesia memiliki permainan tradisional yang satu ini, walaupun memiliki penyebutan yang berbeda-beda.
Beberapa contoh nama lain dari permainan kelereng di berbagai daerah Indonesia di antaranya gundu (Betawi), keneker (Jawa), keleci (Sunda), guli (Melayu), baguli (bugis), dan lainnya. Meskipun memiliki nama yang berbeda-beda, secara konsep dan cara bermain setiap permainan ini masih sama dengan kelereng secara umumnya.
Pertandingan Sengit, Indonesia Pernah Jadi ‘’Juara’’ Turnamen Kelereng Dunia
Cara Bermain Kelereng

Dikutip dari laman Djuanda University, secara umum permainan kelereng biasanya dimainkan secara berkelompok. Permainan ini bisa dimainkan secara bersama-sama, mulai dari dua hingga tiga kelompok sekaligus.
Tidak butuh banyak tempat bagi setiap pemain untuk memainkan permainan kelereng ini. Kawan bisa memainkan permainan tersebut di pekarangan rumah, lapangan, dan ruang terbuka lainnya.
Sebelum memulai permainan, setiap kelompok akan mendapatkan jumlah kelereng yang sama banyak. Kemudian kelereng dengan jumlah tertentu akan dimasukkan ke dalam lingkaran yang sudah dibuat.
Setiap kelompok akan melakukan hompimpa untuk mencari siapa yang pertama kali memulai permainan. Setelah itu, pemain pertama akan memulai permainan dengan mengambil jarak kira-kira 500 cm dari lingkaran yang sudah dibuat sebelumnya.
Pemain tersebut mesti melemparkan kelereng dengan menargetkan gundu yang ada di dalam lingkaran. Setiap kelereng yang keluar dari lingkaran tersebut akan bisa dimiliki oleh setiap pemain.
Pemain atau kelompok dengan jumlah kelereng terbanyaklah yang nantinya dinyatakan sebagai pemenang dalam permainan tersebut.
Permainan Cublak-Cublak Suweng yang Mengandung Makna Mendalam
Nilai Positif dari Permainan Kelereng
Meskipun terlihat sebagai permainan anak-anak saja, sebenarnya terdapat beberapa nilai positif yang bisa dimaknai dari kegiatan yang satu ini. Ibna Lailatul Firnanda dan Arissona Dia Indah Sari dalam artikelnya, "Penggunaan Permainan Tradisional Kelereng dalam Pembelajaran Matematika," menjelaskan bahwa terdapat beberapa nilai positif yang bisa dimaknai dari permainan kelereng ini, seperti.
1. Kejujuran dan Sportifitas
Setiap pemain bisa mendapatkan nilai kejujuran dan sportivitas ketika memainkan permainan kelereng. Hal ini bisa diterapkan ketika proses permainan yang bisa dijalankan dengan jujur.
Selain itu, setiap pemain juga bisa menerima apapun hasil permainan, sehingga bisa menumbuhkan nilai sportifitas yang ada di dalam diri.
2. Ketelitian dan Kemampuan Motorik
Permainan kelereng menuntut ketelitian yang dimiliki oleh setiap pemain. Dengan demikian, kemampuan motorik yang dimiliki setiap pemain akan semakin terasah ketika memainkan permainan tradisional yang satu ini.
3. Kerja Sama Tim
Nilai terakhir yang bisa didapatkan dari permainan kelereng adalah kerja sama tim. Setiap pemain bisa mengatur strategi dengan tim masing-masing agar dapat memenangkan permainan tersebut.
Sumber:
- https://unida.ac.id/post/detail/serunya-bermain-gundu-sebagai-pengalaman-belajar-sains-siswa-sekolah-dasar
- Firnanda, Ibna Lailatul, dan Arissona Dia Indah Sari. "Penggunaan Permainan Tradisional Kelereng dalam Pembelajaran Matematika." PUSAKA: Journal of Educational Review 1.2 (2024): 76-83.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News