Kontribusi Mohammad Hatta untuk negeri telah membawa perubahan di berbagai sisi. Keterlibatannya dalam ihwal kenegaraan berhasil menuntun Indonesia menuju kancah global.
Setelah proklamasi kemerdekaan digaungkan, ia melakukan perjalanan ke banyak negara dan menghadiri konferensi internasional agar Indonesia mendapatkan pengakuan de jure atas kemerdekaan Indonesia. Hatta juga pernah terlibat dalam berbagai perjanjian dan perundingan sebagai negosiator ataupun wakil Indonesia.
Dalam perekonomian, Hatta sukses menyalakan semangat pemberdayaan koperasi demi terciptanya perekonomian rakyat yang mandiri. Atas kontribusinya tersebut, Muhammad Hatta diberikan gelar sebagai Bapak Koperasi Indonesia.
Kenestapaan dari eksploitasi perekonomian pribumi oleh pihak asing harus disudahi. Hatta yakin koperasi mampu membawa kesejahteraan untuk rakyat dan anggota jika dijalankan secara optimal.
Peran Bung Hatta sebagai Bapak Koperasi Indonesia
Julukan Bapak Koperasi Indonesia disematkan untuk Bung Hatta karena jasanya dalam memajukan koperasi sebagai wadah pembangunan ekonomi untuk rakyat. Menurutnya, koperasi dapat menjadi solusi untuk menumbuhkan perekonomian rakyat tanpa ada keterlibatan kapitalis atau monopoli di dalamnya.
Ia juga melihat koperasi dapat dijadikan alat untuk mencapai keadilan ekonomi dan sosial dengan membangun perekonomian yang adil dan merata.
Untuk mencapai cita-cita itu, dibentuklah koperasi yang mencakup berbagai sektor ekonomi, mulai dari pertanian, perdagangan, perkebunan, kerajinan, nelayan, industri kecil, dan sektor lainnya.
Kehadiran koperasi di tengah masyarakat dinilai mampu menjadi pemantik semangat dan kepercayaan diri rakyat sehingga mampu meninggalkan pengaruh asing dalam bidang perekonomian.
Hal ini juga menjadi langkah awal untuk memperkuat perekonomian serta membentuk perlawanan dari rakyat kepada pihak asing untuk mempertahankan hidupnya.
Baca Juga: Tema Hari Koperasi Nasional (Harkopnas) 2025 ke-78 hingga Sejarahnya
Pemikiran Hatta tentang Koperasi
Asas gotong royong yang ditetapkan pada Kongres Koperasi ke-1 diambil dari filosofi hidup rakyat Indonesia yang gemar membantu dan saling gotong royong dalam berbagai hal. Hatta berpendapat konsep koperasi sangat sejalan dengan filosofi tersebut sehingga tujuan bersama dapat terwujud.
Selain asas gotong royong, koperasi yang kuat dapat terwujud dengan adanya komitmen dan kesungguhan dari para anggotanya. Dalam buku Membangun Koperasi, Koperasi Membangun karangan Moh Hatta dijelaskan bahwa konsep kekeluargaan menjadi dasar hubungan istimewa yang dimiliki koperasi.
Kepentingan dan tujuan bersama dapat diraih melalui usaha semua pihak yang menjadi bagian dari koperasi tanpa adanya status majikan dan buruh di dalamnya. Hatta pun bercita-cita menciptakan koperasi yang saling hidup-menghidupi.
Hatta juga berpandangan bahwa koperasi adalah bukti nyata dari demokrasi ekonomi di mana ada musyawarah antara pengurus dan anggota, ada kemauan untuk bersama-sama bertanggung jawab, dan setiap anggota memiliki hak serta suara yang sama dalam pengambilan keputusan.
Makna dan Tujuan Koperasi menurut Bung Hatta
Koperasi memiliki makna yang multifaset. Dilihat dari segi ekonomi, koperasi dapat menjadi instrumen pembangunan ekonomi kerakyatan yang memungkinkan para anggotanya untuk mengelola sumber daya mereka sendiri sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan bersama dan mengurangi ketergantungan pihak luar.
Tujuan Hatta memberdayakan koperasi adalah untuk melakukan pembangunan ekonomi di Indonesia. Semasa Belanda menjajah, hampir seluruh perekonomian dari berbagai sektor dikuasai dan dikapitalisasi oleh mereka meskipun pribumi yang bekerja keras untuk mendapatkannya.
Kehidupan rakyat yang sengsara itu ingin dientaskan oleh Hatta, salah satunya dengan membangun ekonomi yang adil dan merata serta melepaskan kendali pihak asing.
Keserasian konsep koperasi dengan filosofi hidup rakyat Indonesia menjadikannya lebih mudah untuk dikembangkan. Koperasi cenderung mendahulukan keperluan bersama dan membelakangkan kepentingan perseorangan.
Koperasi juga mampu berperan sebagai sarana edukasi dengan membekali para anggota dengan pengetahuan dan keterampilan yang mumpuni untuk mengelola koperasi secara efektif.
Koperasi biasanya menyediakan berbagai pelatihan yang dapat mengasah kemampuan anggotanya. Tak jarang, keberadaan koperasi membuka kesempatan kerja untuk masyarakat setempat.
Baca Juga: Ini Logo Hari Koperasi Nasional (Harkopnas) 2025 PNG, Unduh di Sini!
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News