Pangkalan Udara Gorda berada di Desa Lamaran, Kecamatan Binuang, Kabupaten Serang, Banten. Karena cukup terpencil, bandara kecil ini sempat tidak diketahui keberadaannya oleh masyarakat Serang termasuk Banten.
Bahkan bandara ini juga bisa menyembunyikan pesawat yang mendarat di sini, tanpa terlacak. Walau begitu, lapangan terbang Gorda mempunyai fasilitas yang lengkap termasuk landasan pacu yang aman.
Singkawang Kini Punya Bandara Baru, Bisa Tampung Lebih dari 300 Ribu Penumpang
Pangkalan Udara Gorda dibangun pada masa invasi Jepang pada tahun 1942, setahun kemudian pangkalan ini sudah mulai digunakan. Nama Gorda sendiri diambil dari Desa Gorda yang dekat pangkalan udara tersebut.
“Nama Gorda sudah ada dari dulu zaman Jepang. Pos atau kantor maupun tempat tinggal tentara Jepang dulu terletak di Desa Gorda depan sana (dekat Jln Raya Serang). Pangkalan Udara Gorda termasuk tanah Gorda dan dinamai Gorda,” jelas Sarman warga sekitar yang dimuat dalam Jurnal Widya Winayata berjudul Peristiwa Perebutan Pangkalan Udara Gorda di Cikande Tahun 1945 karya Okti Wahyu Saputri dan rekan-rekan.
Tujuan pembuatan
Pangkalan Udara Gorda berdiri di atas tanah seluas 712 hektare yang berada di wilayah Kecamatan Binuang dan Kecamatan Cikande. Jumlah landasan pacu yang dimiliki pangkalan ini adalah dua dengan bentuknya yang saling menyilang.
Pangkalan Udara Gorda merupakan pangkalan militer udara Jepang yang bersifat rahasia. Dengan keadaan alam, Pangkalan Udara Gorda yang berada di kawasan bentangan alam dengan pepohonan rimbun, mendukung tujuan dari pembangunan ini.
Inilah Alasan Mengapa Kode Bandara Disingkat Menjadi Tiga Huruf
Diketahui tujuan Jepang membangun Pangkalan Udara Gorda sebagai penunjang perang Jepang dan basis pertahanan udara di Banten. Jepang menganggap Banten merupakan pintu gerbang paling Barat untuk menduduki Pulau Jawa.
“Tujuan Jepang membangun Pangkalan Udara Gorda untuk menunjang perang Jepang melawan musuh-musuhnya. Untuk persinggahan pesawat Jepang dan untuk pendaratan darurat. Darurat disini pengisian bahan bakar dan pengisian amunisi.”
Menggunakan teknologi ramah pesawat
Okti menyebut pembangunan pangkalan udara ini sudah memakai teknologi yang ramah bagi pesawat. Bahan yang digunakan untuk landasan pacu ialah tanah di lapisan paling dasar, lalu ijuk-ijuk dari pohon aren sebagai serat penguat, lalu pasir.
Walau pangkalan udara ini bersifat rahasia, tetapi Pemerintah Jepang membangun beberapa fasilitas seperti rumah sakit, gudang, bahan bakar, pos-pos penjagaan, gudang peluru dan senjata, perkantoran serta kompleks perumahan bagi tentara.
Cerita dari Kemayoran, Bandara Internasional Pertama Indonesia yang Berhenti Beroperasi
Pada masa sekarang, pengelolaan Pangkalan Udara Gorda dipegang oleh Angkatan Udara Republik Indonesia atau AURI. Keberadaan lapangan terbang Gorda di Serang masih digunakan untuk latihan militer udara dan terjun payung.
Sebagai penanda, terdapat balon udara yang dipasang di tiang yang ditempatkan di atas bukit. Bentuk landasan pacunya masih sam, dengan kondisi yang saat ini lebih terawat sehingga masih layak digunakan.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News