Nglipar, Gunung Kidul (03/07/2024) – Dalam rangka Bersih Desa atau Rasulan di Kalurahan Katongan, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Gadjah Mada tim turut serta dalam melaksanakan kirab budaya. Kegiatan ini turut diramaikan oleh seluruh warga yang ada di KelurahanKatongan dan sekitarnya.
Rasulan merupakan salah satu kearifan lokal yang ada di Kalurahan Katongan sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berlimpahnya sumber daya alam yang didapatkan (Novarel dkk, 2021). Tradisi ini telah diselenggarakan turun-temurun sejak dahulu kala oleh para petani saat musim panen.
Acara Rasulan memiliki beberapa rangkaian kegiatan, yang diawali oleh kirab budaya. Kirab budaya dilakukan oleh perwakilan setiap padukuhan, yaitu Jeruklegi, Kepuhsari, Klegung, Nglebak, Ngrandu, dan Perbutan.
Uniknya pada tahun ini, mahasiswa KKN UGM turut mendapatkan kesempatan untuk ikut dalam perayaan pelestarian budaya lokal. Mahasiswa KKN ikut di dalam barisan kirab budaya untuk mengelilingi Kelurahan Katongan. Kirab budaya tersebut dimulai jam 09.30 selama 45 menit dengan membawa gunungan pada barisan paling depan.
Gunungan yang dibawa berisi sayur seperti padi, jagung, sawi, terong, gambas, caisim, wortel, timun, kacang panjang, cabai, tomat, dan labu. Terdapat juga buah pada gunungan tersebut antara lain pisang, jeruk, salak, dan nanas.
Tim KKN UGM Kala Semen, Mengabdi dengan Hati, Membangun dengan Aksi
Semangat berbudaya warga dapat dilihat dari perwakilan padukuhan yang mengenakan pakaian tradisional. Tidak hanya pakaian tradisional, terdapat peserta kirab budaya yang mengenakan kostum yang unik. Misalnya anak-anak yang mengenakan kostum dari bahan daur ulang dan kostum prajurit kraton, sedangkan mahasiswa memakai pakaian berkain ataupun berbatik.
Rute kirab budaya dilakukan dengan memutari desa dimulai dari kantor kelurahansambil memainkan alat musik seperti lesung, gamelan, dan drum band.
Setelah sampai di kantor kelurahan, acara dilanjutkan dengan sambutan dari Camat Kapanewon Nglipar, Lurah Kelurahan Katongan, serta tokoh masyarakat. Selanjutnya dipanjatkan doa bersama sebagai ucapan rasa syukur atas nikmat yang telah diberikan dan berharap agar lahan pertanian Kelurahan Katongan selalu berlimpah rezeki.
Kemudian, sampailah pada puncak acara yaitu peserta memperebutkan hasil bumi yang tersusun di gunungan. Gunungan ini dipercaya oleh masyarakat dapat membawa keberkahan bagi yang mendapatkan serta kemakmuran bagi petani dari hasil bumi tersebut.
Acara dilanjutkan dengan pembagian nasi berkat yang dibagikan kepada seluruh peserta yang hadir di tempat tersebut. Menu nasi berkat yang disediakan adalah ayam ingkung yang disajikan secara utuh. Ayam ingkung menjadi menu yang tidak boleh terlewat dalam berbagai perayaan syukuran adat Jawa, sehingga makan bersama nasi berkat ini juga menjadi pelengkap acara Rasulan yang diselenggarakan.
Unit Derawan Menawan KKN PPM UGM Menyambut Kedatangan Kemenparekraf RI
Terdapat berbagai pertunjukan yang ditampilkan setelah makan nasi berkat bersama. Penampilan tersebut antara lain reog, gejog lesung, serta tari tradisional. Pertunjukan tersebut diikuti oleh perwakilan dari masing-masing padukuhan di Kelurahan Katongan.
Acara ini dilanjutkan kembali pada malam harinya dengan mengumumkan juara dari kirab budaya serta pertunjukan yang dilakukan. Untuk mengakhiri rangkaian acara Rasulan, diadakan pentas wayang semalam suntuk mulai dari jam 21.30 hingga pagi.
Tentu saja pada puncak acara ini, mahasiswa KKN UGM turut serta meramaikan pentas tersebut dengan menonton bersama. Pentas wayang yang ditampilkan adalah lakon “Semar Mbangun Kayangan” yang memiliki filosofi kuat terkait terciptanya negeri yang sejahtera. Kesejahteraan tersebut tidak akan tercipta jika negeri tidak dipimpin oleh sosok yang mengayomi rakyatnya.
Lakon ini kerap ditampilkan pada acara syukuran atau musim panen sebagai salah satu pelestarian budaya lokal yang terdapat pada KelurahanKatongan, Kapanewon Nglipar, Gunung Kidul.
Novarel, A. D., Khairunnisa, N., Masjid, A. A. 2021. Tradisi rasulan di Desa Nglipar Gunung Kidul. Jurnal Dinamika Sosial Budaya, 23(2): 359 – 364.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News