gordang sambilan bisa mengatasi penularan penyakit - News | Good News From Indonesia 2024

Gordang Sambilan Bisa Mengatasi Penularan Penyakit?

Gordang Sambilan Bisa Mengatasi Penularan Penyakit?
images info

Keanekaragaman budaya di Indonesia tercermin dalam berbagai etnis dan suku bangsa yang tersebar di berbagai wilayah. Kita ambil salah satunya, yaitu Batak Mandailing, yang mendiami bagian Sumatra Utara. Suku ini terkenal mempunyai warisan budaya yang kaya dan menarik.

Batak Mandailing mempertahankan tradisi-tradisi yang kaya akan makna, dari adat istiadat yang mengatur kehidupan sehari-hari hingga upacara-upacara adat yang sarat dengan simbolisme. Melalui penelusuran mendalam terhadap adat dan tradisi mereka, kita dapat memahami betapa pentingnya pelestarian dan penghormatan terhadap warisan budaya ini bagi identitas suku Batak Mandailing dan bagi peradaban bangsa Indonesia secara keseluruhan.

Pada artikel kali ini, kita akan membahas salah satu kesenian khas Suku Mandailing, yaitu Gordang Sambilan.

Sejarah Gordang Sambilan

Seperti seni, hingga peninggalan-peninggalan lain yang ada di Indonesia, Gordang Sambilan pun mengandung cerita mistis. Alat musik ini sudah ada sebelum Islam. Pada zaman dahulu, kegunannya untuk upacara pemanggilan roh nenek moyang (Sibaso).

Bukan tanpa alasan, pemanggilan itu dimaksudkan untuk meminta pertolongan agar mengatasi kesulitan yang dialami masyarakat. Bisa karena penyakit penular, wabah, dan lain-lain. Namun, tidak hanya itu, alat musik berjumlah sembilan ini juga kerap digunakan pada upacara meminta hujan (mangido udan) saat sawah mengalami kekeringan. Dan masih banyak lagi.

AIESEC Future Leaders in Surabaya: Mengembangkan Potensi Para Pemimpin Masa Depan

Mengapa Dinamakan Gordang Sambilan

Dalam bahasa Mandailing Gordang berarti gendang, sedangkan Sambilan—sesuai perkiraan Kawan—berarti sembilan. Dengan kata lain, Gordang Sambilan ialah gendang yang terdiri dari sembilan buah gendang yang berukuran besar dan panjang. Dari kesembilan gendang tersebut, ukurannya berurutan dari besar hingga ke yang paling kecil.

Bahan Membuat Gordang Sambilan

Tabung resonator Gordang Sambilan terbuat dari kayu yang dilubangi. Salah satu bagian yang berlubang utu ditutup dengan membran berbahan kulit lembu dengan rotan sebagai pengikatnya. Sementara pemukulnya terbuat dari kayu yang berbentuk agak tumpul.

Perempuan Berkarier di Industri Game, Mengapa Tidak? Ini Tips dan Nilai Plusnya

Nama-nama Gordang Sambilan

Dari kesembilan gendang, memiliki nama yang berbeda-beda. Istilah penyebutannya ini pun tidak sama di setiap tempat di Mandailing.

  1. Dua ogung (gong) besar: ogung boru-boru (gong betina) berukuran paling besar dan ogung jantan (gong jantan) lebih kecil.
  2. Doal: satu gong yang lebih kecil
  3. Salempong atau mong-mongan: tiga gong lebih kecil lagi

Pelengkap lainnya (selain gendang):

  1. Sarune atau saleot: alat tiup yang terbuat dari bambu
  2. Tali sasayat: sepasang simbal kecil

Pemain Gordang Sambilan

Pemain yang memimpin permainan Gordang Sambilan adalah pasangan gordang yang paling besar, yang disebut jangat. Nah, pemain jangat ini mempunyai gelar berupa panjangati (pargodang atau pemusik) yang nantinya akan menguasai pola ritmik setiap instrumen dalam ansambel Gordang Sambilan.

Panjangati, yang memiliki gelar master bisa mengolah nada-nada ritme dari instrumen Gordang Sambilan. Tidak peduli bahwa ritmenya diambil dari udang-kudang atau patolu. Tetap saja akan memberi ciri khas berbeda yang memberi kesan “ketegangan”.

Cerita Pedagang Kampung Semanggi Surabaya, dari Mencari ke Kediri hingga Budidaya Sendiri

Penggunaan Gordang Sambilan

Biasanya digunakan dalam upacara perkawinan (Orja Godang Markaroan Boru) dan kematian (Orja Mambulungi). Namun, penggunaannya harus mendapat izin dari Namora Natoras dan raja melalui musyawarah adat yang disebut markobar adat. Untuk upacara perkawinan atau kematian, harus ada kerbau jantan dewasa yang disembelih sebagai syarat penggunaan Gordang Sambilan.

Sementara itu, di upacara kematian, hanya dua Gordang Sambilan terbesar yang digunakan, yang disebut jangat, dalam upacara kematian beristilah bombat. Dalam, upacara adat, penggunaan Gordang Sambilan ditemani oleh peragaan benda-benda kebesaran adat. Contohnya, payung kebesaran (Payung Raranangan).

Selain sebagai instrumen sakral, Gordang Sambilan juga berperan sebagai pengiring tari (Sarama), di mana kadang-kadang penarinya mengalami kesurupan saat menari karena dimasuki roh nenek moyang.

Referensi:

  • https://repositori.kemdikbud.go.id/21220/1/2012-Buku-Fungsi%20dan%20peranan%20gondrang%20sembilan.pdf
  • https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/?newdetail&detailTetap=3

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

NA
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.