edukasi situs patirtaan ngawonggo bersama ahli epigrafi indonesia ismail lutfi m a - News | Good News From Indonesia 2024

Edukasi Situs Patirtaan Ngawonggo Bersama Ahli Epigrafi Indonesia, Ismail Lutfi

Edukasi Situs Patirtaan Ngawonggo Bersama Ahli Epigrafi Indonesia, Ismail Lutfi
images info

Air merupakan suatu senyawa organik yang hampir tidak memiliki bau, rasa, bahkan warna. Air memiliki peran yang penting dalam memenuhi kehidupan makhluk hidup.

Bagi manusia dan hewan, air berperan penting dalam menjaga kadar air pada tubuh, membantu proses pencernaan, dan mencegah terjadinya dehidrasi. Selain itu, air juga dapat digunakan untuk memasak, membersihkan tubuh dan mencuci.

Pada intinya, air memiliki peran yang penting dalam kehidupan di bumi ini.

Pada masa kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia, air atau tirtha memiliki makna sebagai titik awal kehidupan dan tirtha sendiri merupakan tempat dimana kekuatan dewa bersemayam.

Menurut kitab-kitab yang ada pada masa Hindu-Buddha, air termasuk kedalam salah satu unsur alam yang disebut pancabhuta yang terdiri dari air, api, udara, tanah atau bumi, dan akaca atau ruang angkasa

Di Indonesia sendiri terdapat beberapa peninggalan masa Hindu-Buddha yang terdiri dari Candi, punden berundak, patirtaan, arca dan prasasti. Dalam masa Hindu-Buddha, patirtaan memiliki peran dalam ritual keagamaan, di mana air tersebut digunakan untuk ritual.

Jejak Sejarah: Mengungkap Cerita Kebudayaan Melalui Situs Bersejarah Candi Muara Jambi

Air yang berada di patirtaan kebanyakan merupakan sumber air atau mata air dikarenakan syarat pembangunan patirtaan haruslah dekat dengan sumber air.

Selain untuk keperluan keagamaan, air yang berada di patirtaan juga dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, pada dinding patirtaan terdapat Jaladwara atau pancuran yang mengarahkan air ke dalam penampungan. Sebuah patirtaan memiliki ciri-ciri mempunyai tempat sebagai penyedia air dan tempat penyimpanan air. Selain itu, terdapat juga penambahan struktur pendukung yang dibuat oleh manusia pada masa itu.

Salah satu contoh patirtaan ini terdapat di Jawa Timur, tepatnya di Kecamatan Tajinan, Desa Ngawonggo, Kabupaten Malang. Patirtaan tersebut bernama Situs Patirtaan Ngawonggo.

Situs Patirtaan Ngawonggo merupakan sebuah patirtaan yang berasal dari peninggalan kerajaan Hindu-Buddha, lebih tepatnya pada masa peralihan kerajaan Kadiri ke kerajaan Singosari. Situs Patirtaan Ngawonggo sendiri mulai di ekskavasi pada tahun 2017 yang diprakarsai oleh Rahmad Yasin selaku pengelola Situs Patirtaan Ngawonggo.

“Sebenarnya, saya sudah mengetahui jika di sini terdapat situs. Dikarenakan waktu saya masih SD, saya sempat menemukan sebuah arca,” ucap Rahmad Yasin atau yang biasa dipanggil sebagai mas Yasin.

Ekskavasi yang dilakukan ini membuahkan hasil dimana ditemukannya 4 zona situs patirtaan beserta relief pada dinding situs yang menyerupai bentuk ovarium atau rahim yang melambangkan kesuburan, arca seperti arca Ganesha, Dewa Siwa, Dewi Parwati, Dewi Sri, Jaladwara, hingga Lingga-Yoni yang merupakan perlambangan ibu dan bapak.

Melestarikan Warisan Budaya: Mengenal Lebih dalam Sejarah Situs Patirtaan Ngawonggo

Hingga saat ini, kondisi dari situs masih terjaga berkat adanya pengelola yang membantu menjaga situs. Mereka memberikan himbauan untuk melepas alas kaki untuk menghindari kerusakan pada batu dari patirtaan tersebut.

Selain itu, terdapat juga beberapa peraturan seperti memakai pakaian yang sopan, menjaga perkataan, dan pelarangan wanita yang sedang menstruasi untuk turun menuju situs.

Peraturan ini dimaksudkan untuk menghargai tempat situs yang merupakan tempat melakukan ritual keagamaan atau tempat suci bagi umat Hindu-Buddha.

Pada kesempatan kali ini, Estelle Crew yang merupakan salah satu kelompok Praktikum Public Relations 3 Management Event program studi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang ini mengadakan sebuah event dengan nama Plesir Ing Ngawonggo pada Sabtu, 22 Juni 2024.

Plesir Ing Ngawonggo memiliki konsep di mana peserta event ini diajak untuk belajar mengenai sejarah dari Situs Patirtaan Ngawonggo.

Mereka akan mengunjungi Situs Patirtaan Ngawonggo sembari dijelaskan tentang lebih detail tentang sejarahnya. Pada event tersebut, Estelle Crew juga mengundang Pak Ismail Lutfi, M.A. yang merupakan Ketua Perkumpulan Ahli Epigrafi Indonesia Komda Jawa Timur sekaligus Dosen dengan kepakaran Sejarah Klasik dan Arkeologi dari Universitas Negeri Malang.

Jejak Sejarah: Mengungkap Cerita Kebudayaan Melalui Situs Bersejarah Candi Muara Jambi

Terselenggaranya event ini bertujuan untuk mengajak masyarakat dalam menambah wawasan tentang bagaimana sejarah dari Situs Patirtaan Ngawonggo secara lebih detail dengan melihat sisa-sisa peninggalan tersebut secara langsung.

Mereka juga akan mendapatkan informasi mengenai bagaimana orang zaman dahulu membuat sistem irigasi yang masih berfungsi hingga saat ini. Kegiatan itu juga memberikan manfaat tentang bagaimana sebuah kebudayaan zaman dahulu ini menjadi identitas bangsa dan menjadi akar dari budaya yang ada pada saat ini.

Sebagai tambahan, diadakannya event ini bertujuan agar para generasi muda tidak melupakan sejarah dari bangsanya sendiri.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

EC
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.