Google secara signifikan memperluas layanan Google Translate-nya pada Kamis lalu (27 Juni), dengan menambahkan dukungan untuk 110 bahasa baru. Ini merupakan ekspansi terbesar dalam sejarah platform terjemahan ini, yang kini mencakup total 243 bahasa. Penambahan ini mencakup lebih dari 614 juta orang, atau sekitar 8% dari populasi dunia, dengan sebagian besar merupakan bahasa-bahasa Afrika.
Penambahan bahasa-bahasa baru ini dimungkinkan oleh model bahasa besar PaLM 2 milik Google (LLM), yang menggunakan kecerdasan buatan untuk mempelajari bahasa-bahasa, terutama bahasa-bahasa terkait atau dialek-dialek regional. Kemajuan dalam kecerdasan buatan, khususnya model bahasa PaLM 2, memungkinkan layanan terjemahan ini untuk belajar bahasa-bahasa terkait dengan lebih mudah dan efisien.
Bahasa-bahasa baru yang ditambahkan termasuk beberapa yang paling banyak diminta, seperti Bahasa Bali, Fijian, Portugis Eropa, Tahitian, dan Tibet.
Sementara itu, bahasa-bahasa regional Asia Tenggara yang ditambahkan ke dalam daftar termasuk Aceh, Bali, Batak Karo, Batak Simalungun, Batak Toba, Betawi, Bikol, Hakha Chin, Hiligaynon, Iban, Jingpo, Kapampangan, Madura, Makassar, Melayu (Jawi), Minangkabau, Pangasinan, Shan, Tetum, dan Waray.
Inisiatif ini merupakan bagian dari komitmen lebih luas Google untuk mendukung 1.000 bahasa yang paling banyak digunakan di dunia. Pada tahun 2022, Google menambahkan 24 bahasa menggunakan Zero-Shot Machine Translation dan meluncurkan Inisiatif 1.000 Bahasa.
Pengguna dapat mengakses terjemahan dalam bahasa-bahasa baru ini melalui translate.google.com dan aplikasi Google Translate. Pembaruan ini dirancang untuk meningkatkan aksesibilitas dan mendukung keragaman linguistik global.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News
