Indonesia merupakan salah satu negara dengan populasi penduduk muslim terbesar di dunia dengan 220 juta jiwa atau 87,2% dari total penduduk. Hal tersebut dapat menjadikan Indonesia sebagai pasar yang sangat besar untuk pelaku ekonomi syariah.
Menurut Bank Indonesia, ekonomi syariah di Indonesia mengalami pertumbuhan yang pesat dalam beberapa tahun terakhir. Riset Katadata 2023 menunjukkan bahwa potensi ekonomi syariah di Indonesia mencapai Rp2.900 triliun, mencakup sektor keuangan syariah, makanan halal, pariwisata syariah, dan produk halal lainnya.
Menurut Global Islamic Finance Report 2023, Indonesia menempati peringkat ke-4 dalam hal aset keuangan syariah global dengan total aset mencapai USD 236,7 miliar. Hal ini juga ditunjukkan dengan pertumbuhan aset perbankan syariah yang mencapai 12,22% (yoy) pada Maret 2024, jauh melampaui pertumbuhan aset perbankan konvensional sebesar 5,04% (yoy).
Ekonomi syariah dengan prinsip yang adil dan berkelanjutan serta berlandaskan Al-Qur’an dan Hadist yang menjadi pilihan menarik di era digital saat ini. Perkembangan teknologi digital di Indonesia telah mengubah aspek di industri keuangan secara drastis.
Industri keuangan syariah di Indonesia harus siap menghadapi perubahan ini. Meskipun ekonomi syariah membawa ‘maslahat’ bagi peningkatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Namun, ekonomi syariah juga harus beradaptasi dengan tren keuangan digital untuk tetap relevan dan kompetitif di era serba digital ini.
Deretan Bank Digital Indonesia dengan Aset Terbesar, Wujud Perbankan Masa Kini
Transformasi Masyarakat Masa Kini di Era Digital
Di era digital ini, Indonesia mengalami transformasi besar dalam cara masyarakat berinteraksi dan beraktivitas. Teknologi digital merevolusi berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam bidang keuangan. Hal tersebut membuka peluang besar bagi pengembangan ekonomi syariah. Akan tetapi, di sisi lain juga menghadirkan tantangan baru, yaitu tantangan literasi keuangan syariah.
Tantangan literasi keuangan syariah di era digital ini semakin terlihat. Akses informasi yang tidak merata, kelimpahan informasi yang menyesatkan, kurangnya edukasi dan sosialisasi, serta kurangnya tenaga ahli menjadi beberapa faktor utama. Hal ini diperparah dengan kepercayaan dan kesadaran masyarakat Indonesia yang mayoritas muslim terhadap keuangan syariah yang masih rendah.
Survei Nasional Literasi Keuangan 2022 oleh OJK menunjukkan bahwa indeks literasi keuangan syariah masih rendah, yaitu sebesar 13,40%. Rendahnya literasi keuangan ini menjadi salah satu faktor ketidakpuasan dan pengaduan masyarakat terhadap layanan jasa keuangan, termasuk terkait investasi bodong, pinjol ilegal, dan lain sebagainya.
Untuk mengatasi tantangan itu, diperlukan upaya komprehensif dan berkelanjutan untuk meningkatkan literasi keuangan syariah di masyarakat. Edukasi dan sosialisasi tentang prinsip-prinsip keuangan syariah menjadi kunci utama. Masyarakat perlu memahami dasar-dasar ekonomi syariah agar dapat membuat keputusan keuangan yang tepat dan sesuai dengan syariat Islam.
Pemanfaatan teknologi digital juga dapat menjadi solusi efektif untuk meningkatkan literasi keuangan syariah. Konten edukasi yang menarik dan mudah dipahami, seperti infografis, video animasi, dan komik, dapat disebarluaskan melalui media sosial, website, dan aplikasi mobile.
Hal ini dapat menjembatani kesenjangan informasi keuangan syariah antara masyarakat di kota dan di daerah terpencil.
Tantangan Auditor Internal pada Perbankan Syariah
Bagaimana Kepercayaan Masyarakat Indonesia pada Keuangan Syariah?
Saat ini kepercayaan dan kesadaran masyarakat Indonesia yang mayoritas muslim terhadap keuangan syariah masih rendah. Indeks literasi dan indeks inklusi keuangan syariah menunjukkan bahwa industri jasa keuangan syariah masih jauh dalam mewujudkan masyarakat Indonesia yang well literate.
Masyarakat well literate dapat memanfaatkan produk dan layanan jasa keuangan syariah yang sesuai untuk mencapai kesejahteraan keuangan yang berkelanjutan (financial well being).
Pemahaman masyarakat Indonesia tentang digital juga penting terutama literasi keuangan digital. Saat ini kemampuan dalam penggunaan teknlogi digital sangatlah penting tak hanya literasi keuangan saja. Literasi keuangan syariah dan juga kemampuan inovasi dalam berbagai produk dan jasa layanan keuangan syariah berbasis digital ini.
Sebagai contoh, seorang ibu rumah tangga di daerah pedesaan ingin menabung untuk membeli rumah. Ia tidak mengetahui produk tabungan syariah apa yang sesuai dengan kebutuhannya. Akhirnya, ia memilih menabung di bank konvensional karena lebih familiar.
Kurangnya pemahaman masyarakat tentang ekonomi syariah dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kurangnya edukasi, informasi yang terbatas, dan pengalaman yang minim dengan produk dan layanan keuangan syariah.
Literasi yang baik akan mampu membuat pasar keuangan syariah meningkat. Meningkatkan literasi keuangan syariah penting untuk meningkatkan inklusi keuangan syariah. Masyarakat yang memiliki literasi keuangan syariah yang baik akan lebih memahami produk dan layanan keuangan syariah, sehingga mereka tidak ragu untuk menggunakannya.
Pemanfaatan teknologi digital juga dapat membantu meningkatkan literasi keuangan syariah.
Teknologi digital dapat digunakan untuk menyediakan edukasi dan informasi tentang ekonomi syariah kepada masyarakat dengan lebih mudah dan murah. Hal ini dapat menjangkau masyarakat di daerah terpencil yang sebelumnya tidak memiliki akses informasi yang memadai.
Kinerja Perbankan Indonesia Dinilai Jadi yang Terbaik di ASEAN
Pentingnya Literasi Digital
Dengan meningkatnya transaksi keuangan syariah berbasis digital maka akan mendorong keuangan syariah dalam pembangunan ekonomi digital, sehingga hal ini juga akan mendorong pertumbuhan ekonomi syariah di Indonesia.
Meningkatkan literasi keuangan syariah bukan hanya tanggung jawab pemerintah, OJK, dan lembaga terkait, tetapi juga tanggung jawab bersama seluruh elemen Masyarakat.
Pemerintah, OJK, dan lembaga terkait perlu bekerja sama untuk meningkatkan literasi keuangan syariah, seperti peningkatan akses informasi oleh pemerintah, edukasi dan sosialisasi oleh lembaga pendidikan, lembaga agama, dan influencer di media sosial dapat turut berperan dalam menyebarkan edukasi dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang keuangan syariah.
Penyebaran informasi akurat oleh media massa melalui edukasi, publikasi, pengembangan produk dan layanan inovatif, dan penguatan peran lembaga terkait perlu dilakukan secara berkelanjutan.
Berikut beberapa contoh upaya untuk meningkatkan literasi keuangan syariah di era digital:
- Mengembangkan program literasi keuangan syariah yang terstruktur dan komprehensif, dengan melibatkan berbagai pihak terkait.
- Memanfaatkan platform media sosial dan website untuk menyebarkan edukasi dan informasi tentang keuangan syariah.
- Mengadakan seminar, workshop, dan pelatihan tentang keuangan syariah untuk masyarakat umum.
- Melibatkan influencer dan tokoh masyarakat dalam mempromosikan keuangan syariah.
- Menerbitkan buku, artikel, dan infografis tentang keuangan syariah yang mudah dipahami.
- Mengembangkan aplikasi mobile yang menyediakan informasi tentang produk dan layanan keuangan syariah.
Dalam upaya-upaya tersebut, diharapkan literasi keuangan syariah di Indonesia dapat meningkat secara signifikan, sehingga mereka tidak ragu lagi untuk menggunakan produk dan layanan jasa keuangan syariah. Jika masyarakat Indonesia sudah percaya dan mulai menggunakan produk dan layanan jasa keuangan syariah. Maka, hal tersebut akan mendorong pertumbuhan ekonomi syariah dan mewujudkan masyarakat Indonesia yang well-literate dalam memanfaatkan produk dan layanan jasa keuangan syariah untuk mencapai kesejahteraan keuangan yang berkelanjutan (financial well-being).
Dengan demikian, Indonesia dapat menjadi pusat ekonomi syariah global di masa depan.
Meningkatan literasi keuangan syariah adalah kunci untuk membuka potensi besar ekonomi syariah di Indonesia. Mari, bersama-sama membangun Indonesia yang maju dan sejahtera melalui pengembangan ekonomi syariah dan peningkatan literasi keuangan syariah.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News