Musim haji baru saja berakhir beberapa hari yang lalu. Satu per satu para jamaah haji Indonesia yang mendapatkan panggilan untuk menunaikan rukun Islam kelima secara langsung mulai kembali ke tanah air.
Sama seperti pada saat pelepasannya, penyambutan para haji yang baru saja kembali tanah suci juga tidak kalah meriah.
Tidak hanya keluarga dan masyarakat, pemerintah setempat juga melakukan persiapan khusus untuk menyambut kepulangan para haji ini ke daerah masing-masing.
Salah satu contoh persiapan ini bisa Kawan lihat di Debarkasi Batam.
Dilansir dari laman Radio Republik Indonesia, Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Debarkasi Batam melakukan berbagai macam persiapan untuk menyambut kedatangan kloter pertama jamaah haji yang tiba pada 22 Juni 2024 lalu.
Berbagai layanan dipersiapkan untuk menyambut kedatangan jamaah haji ini, mulai dari pemeriksaan kesehatan hingga fasilitas kenyamanan lainnya.
Selain itu, acara seremonial juga digelar untuk menyambut kedatangan jamaah haji tersebut.
Indonesia Dapat 221 Ribu Kuota Haji Tahun Depan, Intip Jadwal Pelaksanaannya
Namun penyelenggaraan acara seremonial ini dilakukan secara singkat, mengingat terdapat beberapa jamaah yang sudah berusia lanjut yang ikut dalam rombongan kedatangan tersebut
Tahukah Kawan bahwa kemeriahan dan kehangatan ketika menyambut kepulangan para haji ini sebenarnya sudah berlangsung sejak lama?
Bagaimana kisah tentang penyambutan kepulangan para haji ini di masa lalu?
Menyambut Kepulangan Para Haji di Masa Lampau
Dikutip dari laman Kementerian Agama Republik Indonesia, salah satu kisah penyambutan kepulangan para haji di masa lampau ini berasal dari ingatan masa kecil Cepi Supriyatna.
Pengalaman ini bermula ketika Cepi beserta rombongan keluarganya datang langsung untuk menyambut kepulangan sang kakek dari ibadah haji pada 1968 silam.
Cepi bersama keluarganya datang langsung ke Pelabuhan Tanjung Priok dari Ciamis untuk menanti kepulangan kakeknya tersebut.
Sebab berbeda dengan perjalanan haji saat ini yang sudah menggunakan transportasi udara, pada saat itu para jamaah yang akan beribadah ke tanah suci masih menggunakan kapal laut dalam proses perjalanannya.
Cepi dan keluarganya bukanlah satu-satunya rombongan yang menanti kepulangan haji di Pelabuhan Tanjung Priok.
Banyak rombongan lain yang juga datang ke pelabuhan tersebut dengan maksud yang sama, yakni menanti kepulangan keluarganya dari tanah suci.
Setelah berjumpa dengan sang kakek, Cepi beserta rombongan akhirnya berangkat kembali ke daerah asalnya di Ciamis.
Rekomendasi Oleh-Oleh Haji dan Umroh
Acara penyambutan sebenarnya baru benar terjadi ketika rombongan Cepi bersama jamaah haji lain sampai di tujuan.
Terdapat acara penyambutan kepulangan jamaah haji yang diadakan di alun-alun Ciamis.
Perayaan penyambutan ini berlangsung meriah dan dihadiri oleh banyak orang.
Setiap keluarga dan masyarakat bersuka cita menyambut kedatangan para jamaah haji yang sampai dengan selamat.
Selepas acara penyambutan kepulangan ini selesai, para jamaah haji mulai berpencar dan kembali ke rumah masing-masing.
Nantinya anggota keluarga akan mendapatkan kisah-kisah dari para haji selama mereka menjalankan ibadah, sembari menikmati oleh-oleh yang dibawa langsung dari tanah suci.
Pada dasarnya tidak ada maksud khusus dari penyambutan kepulangan jamaah haji ini.
Perayaan yang diadakan setahun sekali tersebut merupakan salah satu wujud dari rasa syukur atas keberhasilan keluarga terdekat dalam menunaikan ibadah wajib selama sebulan lebih.
Terlebih tidak semua jamaah yang berangkat ke tanah suci bisa kembali pulang ke tanah air.
Oleh sebab itu, perayaan ini bisa menjadi salah satu bentuk rasa syukur, baik bagi jamaah haji maupun keluarga yang menanti di tanah air atas kelancaran ibadah yang sudah mereka jalankan di tanah suci.
Sumber:
- https://www.rri.co.id/info-haji/772916/penyambutan-jemaah-haji-debarkasi-batam-tetap-ramah-lansia
- https://www.kemenag.go.id/nasional/mengenang-cerita-haji-masa-lalu-x7svit
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News