mengenal gresik sebagai tempatnya para wali - News | Good News From Indonesia 2024

Mengenal Gresik sebagai Tempatnya Para Wali

Mengenal Gresik sebagai Tempatnya Para Wali
images info

Gresik adalah sebuah kabupaten di Jawa Timur yang mendapat julukan "Tempatnya Para Wali". Sebab, di wilayah ini terdapat tempat tinggal dua dari sembilan wali songo.

Memangnya apa sih, alasan Gresik dikenal sebagai tempatnya para Wali? Sejarah singkat Gresik sendiri awalnya merupakan bagian dari Kabupaten Surabaya. Namun, berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 1974, Kabupaten Gresik memisahkan diri dari Kota Surabaya.

Wilayah Gresik sendiri memiliki luas 1.191,25 km², terdiri dari 18 kecamatan, 330 desa, dan 26 kelurahan.

Kabupaten ini memiliki sejarah panjang, termasuk keberadaan pabrik semen pertama dan terbesar di Indonesia, Semen Gresik. Gresik juga memiliki makam wali seperti Sunan Giri, Fatimah Binti Maimum, Syekh Maulana Malik, dan Syekh Maulana Ishak.

Baca Juga: Pudak, Kuliner Khas Gresik yang Wajib Dicoba!

Ada tradisi "Malam" yang menampilkan berbagai makanan khas, termasuk Pudak dan Jubung. Gresik juga merupakan pelabuhan pertama di Jawa Timur dengan rute perdagangan internasional melalui Selat Malaka, Laut Jawa, dan Maluku.

Nama Gresik dalam berbagai versi berasal dari kata Giri Gisik, yang berarti gunung di tepi pantai, merujuk pada topografi wilayah tersebut.

Dalam Babad Hing Gresik, wilayah ini disebut Gerwasi. Dalam Prasasti Karang Bogem, nama Gresik disebut dengan jelas. Dalam peta kuno yang dibuat oleh Portugis sekitar abad ke-15, Gresik disebut Gerwarace, Agace, dan Agati.

Pada masa penjajahan Belanda, Gresik disebut Grisse. Gresik memiliki sejarah panjang dengan berbagai julukan dan tradisi menarik untuk dipelajari.

Baca Juga: Sosok Sunan Prapen, Ulama Penjaga Tahta Kesunanan Giri Kedaton

Keberadaan Makam Para Wali di Gresik

Makam para wali di Gresik mendukung julukan kota Wali karena Gresik merupakan tempat tinggal dua dari sembilan wali songo, yaitu Sunan Giri dan Maulana Malik Ibrahim.

Makam kedua wali ini sering dikunjungi oleh peziarah yang mencari berkah, yang juga mendatangkan penghasilan bagi warga setempat, semakin memperkuat julukan kota Wali bagi Gresik.

Selain itu, Gresik juga disebut Kota Santri karena memiliki banyak pondok pesantren dan kental dengan nuansa Islam. Berikut adalah beberapa makam wali yang mendukung julukan kota Wali:

Makam Sunan Giri

Pintu Masuk Makam Sunan Giri_disparekrafbudpora.gresikkab.go.id
info gambar

Sunan Giri, seorang wali songo yang berperan dalam penyebaran Islam di Jawa, dimakamkan di Gresik dan makamnya sering dikunjungi oleh peziarah yang mencari berkah.

Makam Maulana Malik Ibrahim

Makam Maulana Malik Ibrahim_disparekrafbudpora.gresikkab.go.id
info gambar

Maulana Malik Ibrahim, seorang wali songo yang juga berperan dalam penyebaran Islam di Jawa, dimakamkan di Gresik dan makamnya sering dikunjungi oleh peziarah yang mencari berkah.

Kedua makam ini semakin memperkuat julukan kota Wali bagi Gresik.

Baca Juga: Dakwah Sunan Gresik, Membangun Sistem Irigasi untuk Atasi Krisis Pangan di Tanah Jawaa

Tradisi “Malam Selawe”

Para peziarah di makam para wali di Gresik menjalankan tradisi khusus yang disebut "Malam Selawe" atau "Malam ke-25" di bulan Ramadan.

Tradisi ini mencakup ziarah ke makam Sunan Giri, pengajian, khotmil Quran, istigasah, dan doa. Peziarah juga berdagang di sepanjang jalan menuju makam Sunan Giri, menjual makanan khas Gresik, makanan ringan, minuman, dan pernak-pernik untuk dekorasi hari raya Idulfitri.

Masyarakat Gresik mempersiapkan diri untuk malam selawe dengan berbagai cara. Berikut adalah beberapa di antaranya:

  • Pengajian dan Doa: Masyarakat Gresik mengadakan pengajian dan doa bersama di masjid dan makam Sunan Giri, berdoa untuk berkah dan berharap memperoleh malam Lailatul Qodar.
  • Istighotsah dan Doa Bersama: Mereka melaksanakan istighotsah dan doa bersama di makam Sunan Giri, dihadiri oleh masyarakat dari Gresik dan berbagai daerah di Jawa Timur serta luar Jawa.
  • Giri Expo dan Bazaar: Selain kegiatan religi, masyarakat menggelar Giri Expo dan Bazaar, di mana para pedagang menjual makanan khas Gresik, makanan ringan, minuman, dan pernak-pernik untuk dekorasi hari raya Idul Fitri.
  • Berjalan Kaki: Karena jalan protokol dari kantor Kecamatan Kebomas ditutup, masyarakat harus berjalan kaki menuju makam Sunan Giri, membuat jalan raya dipenuhi oleh peziarah dan pedagang.
  • Makanan Khas Gresik: Masyarakat Gresik menjual makanan khas seperti Pudak dan Jubung, serta makanan ringan lainnya yang sangat populer di kalangan peziarah yang datang ke makam Sunan Giri.

Masyarakat Gresik mempersiapkan diri dengan cara-cara tersebut untuk mengikuti tradisi malam selawe yang telah berlangsung turun-temurun sejak zaman Sunan Giri. Keunikan Gresik ini tidak lepas dari pengaruh lingkungan.

(Sumber: https://sdmugres.sch.id/malem-selawe/)

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

NH
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.