Musim haji di Desa Gili Ketapang, Probolinggo, Jawa Timur selalu meriah. Warga akan berbondong-bondong mengantar jemaah haji dengan kapal yang sudah dihias di Dermaga Pelabuhan Tanjung Tembaga.
Kedatangan warga pesisir itu untuk melaksanakan tradisi ‘Ngater Kajien’ yang sudah dilakukan turun-temurun. Tak hanya ke Pelabuhan Mayangan saja, ribuan warga juga ikut ke Asrama Haji Surabaya di Sukolilo, Surabaya.
Kapal yang ditumpangi tampak meriah dengan hiasan kain warna-warni dan sound system. Calon jemaah haji bukan hanya diantar oleh sanak saudara, tetapi juga tetangga dekat dan jauh juga ikut dalam iring-iringan.
Makna Ngater Kajien
Ada harapan tersendiri bagi warga yang mengantarkan calon jemaah haji hingga ke Sukolilo, salah satunya agar bisa mengikuti jejak calon berhaji untuk bisa menunaikan rukun Islam kelima.
Ngater Kajien juga menjadi bentuk doa dari warga agar calon jemaah haji sampai ke tujuan dengan selamat sehingga bisa menjalankan ibadah dengan khusyuk. Suasana haru akan pecah saat warga harus berpisah dengan calon jemaah haji.
Warga Desa Gili Ketapang selalu melaksanakan Ngater Kajien di musim haji. Mereka ingin mencari berkah dan pahala dengan memuliakan para tamu Allah SWT, yakni calon jemaah haji yang berasal dari daerahnya.
Baca juga Musim Haji Dimulai 393 Jemaah RI Kloter Pertama Tiba di Madinah
Minta Didoakan Calon Jemaah Haji
Setelah kapal bersandar, calon jemaah haji akan diantar beramai-ramai ke lokasi. Sembari menunggu, satu per satu warga meminta supaya dipanggil namanya di tanah suci.
Di antara mereka ada yang menitipkan nama, foto keluarga, hingga tanda tangan pribadi untuk dibawa ke tanah suci. Mereka percaya doa orang yang melaksanakan haji mujarab, apalagi didoakan langsung di depan Ka’bah.
Lepas mengantar calon jemaah haji, warga akan meneruskan perjalanan untuk berziarah ke makam sunan dan para wali untuk mendoakan calon jemaah haji.
Baca juga Menuju Musim Haji, Industri Batik Berpotensi Rebut Pasar Seragam Haji
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News