membudayakan jajanan tradisional melalui event sinau sareng jajanan tradisional - News | Good News From Indonesia 2024

Membudayakan Jajanan Tradisional Melalui Event Sinau Sareng Jajanan Tradisional

Membudayakan Jajanan Tradisional Melalui Event Sinau Sareng Jajanan Tradisional
images info

Jajanan tradisional yang ada di negara Indonesia terdiri dari banyak sekali ragamnya. Sayangnya, saat ini banyak daerah-daerah yang telah sulit untuk dijumpai kue-kue tradisionalnya. Namun, terdapat salah satu di daerah Kabupaten Malang, Situs Patirtaan Ngawonggo, yang menyuguhkan para pengunjungnya dengan jajanan tradisional.

Jajanan tradisional yang disediakan pun beragam dan berbeda-beda di setiap harinya, misalnya apem pasung, ongol-ongol, sawut, gethuk, ketan, klepon, dan sebagainya. Tentunya, hal tersebut mendapat respon positif dari para pengunjung dan selalu dinantikan.

Melalui jajanan tradisional, kelompok Estelle Crew praktikum Public Relations 3 Management Event, Program Studi Ilmu Komunikasi, Universitas Muhammadiyah Malang, mengusung sebuah event yang diberi nama "Sinau Sareng Jajanan Tradisional".

Kata sinau dan sareng diambil dari bahasa Jawa yang berarti "belajar" dan "bersama". Maknanya berarti belajar bersama membuat jajanan tradisional. Makanan yang disediakan terdiri dari 3 macam, yakni klepon, ongol-ongol, dan apem pasung.

Acara ini disambut baik oleh para tamu yang telah melakukan reservasi pada saat sebelum acara dilaksanakan. Banyak dari mereka yang merupakan mahasiswa. Hal ini sangat bagus agar diharapkan generasi muda bisa lebih menyukai dan dapat membudayakan jajanan tradisional. Dengan demikian, tidak semakin terkikis oleh perkembangan zaman.

Kecap Lokal Mirama: 'Bumbu Wajib' dalam Kuliner Khas Semarang

Sebelum memasuki sesi pembuatan makanan tradisional, salah satu pengelola dari Situs Patirtaan Ngawonggo, Cak Yasin, memberikan sepatah dua patah kata kepada para hadirin. Bahkan, beliau juga menyanyikan sebuah lagu yang diciptakan langsung oleh Cak Yasin dengan berjudul "Sugeng Rawuh".

"Acara pembuatan jajanan tradisional baru pertama kali diadakan di Situs Patirtaan Ngawonggo yang diharapkan teman-teman bisa memetik manfaat dan merasakan edukasi melalui pembuatan jajan ini," ucap Cak Yasin.

Pembuatan makanan tradisional diawali dengan pembuatan apem pasung. Para tamu yang hadir dilibatkan langsung dalam membuat bungkus, yaitu contong seperti berbentuk es krim yang digunakan sebagai wadah apem pasung. Peserta juga diajak untuk mengisi adonan apem pasung langsung secara bergantian sebelum memasuki proses pengukusan.

Sesi dilanjutkan dengan edukasi pembuatan jajan klepon, di mana para tamu turut mendemonstrasikan langsung dalam proses pembentukan klepon. Mereka membuat adonan menjadi berbentuk bulat dan direbus.

Pembuatan jajan klepon oleh beberapa tamu
info gambar

Sesi edukasi terakhir, yaitu pembuatan jajan ongol-ongol. Para tamu memberikan warna pada adonan dan membentuknya menjadi bulat dari jajan tersebut. Para tamu tampak sangat menikmati setiap proses dari pembuatan ketiga kudapan tersebut, sehingga bisa dikatakan bahwa antusiasme pengunjung sangat tinggi.

Jagung Titi, Kuliner Lokal dari Timur yang Wajib Dipertahankan oleh Kaum Muda

Tak hanya sekadar edukasi pembuatan jajan saja, tetapi penjelasan mengenai makna dari setiap jajanan tradisional tersebut pun disampaikan pada para peserta. Sebenarnya, aneka makanan yang disediakan juga mempunyai arti dan makna yang mendalam mengenai kehidupan.

Setelah sesi edukasi, para tamu diajak untuk makan bersama dengan menu makanan yang berkonsep pedesaan. Walaupun sederhana, rasa dari makanan yang disajikan tidak kalah dengan aneka makanan modern. Menu makanan yang disediakan terdiri dari bakwan jagung, tempe goreng tepung, pecel, sayur lodeh, sambal, nasi putih, dan nasi jagung.

Sesudah bersantap saji, peserta menikmati edukasi pembuatan wedang rempah-rempah yang memang telah menjadi ciri khas dari tomboan. Situs Patirtaan Ngawonggo menyuguhkan minuman tradisional, yakni wedang uwuh. Minuman ini sendiri terdiri dari rempah-rempah, yaitu cengkeh, kapulaga, bunga telang, jinten hitam, kayu manis, jahe kering, dan kayu secang yang menghasilkan warna merah pada wedang tersebut.

Melalui acara Sinau Sareng Jajanan Tradisional, diharapkan terutama generasi muda bisa selalu menyukai dan menjaga budaya kearifan lokal agar tidak semakin terkikis oleh perkembangan zaman.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

EC
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.